Ini SALAH TIKUS-TIKUS LICIK yang BERDASI
Ini SALAH TIKUS-TIKUS LICIK yang BERDASI - Tidak pernah ada yang memahami apa yang terkandung didalam hati dan pikiran para tikus berdasi yang menyerupai manusia itu. Bayangkan, karena ulah mereka, karena kerakusan mereka, negeri yang katanya kaya raya ini malah susah menunjukkan kekayaannya apalagi kemakmurannya.
Sebagian memang bisa mengatakan makmur, tapi masih banyak yang jauh dari segi itu! Uang yang seharusnya bisa digunakan untuk pemberdayaan atau untuk meringankan masyakarat malah mereka makan dengan rakus.
Perut buncit, muka tegang, penuh dendam. Rasa tak nyaman, dengan pura-pura bahagia. Sebenarnya mereka rasakan. Bahkan ada yang mengatasnamakan agama sebagai tameng mereka, atau mendekati penguasa agar mereka lolos dari perangkap tikus.
Puisi dibawah ini merupakan jeritan dari seorang remaja perempuan, ketika melihat anak-anak pengamen dijalan raya menyanyi dan kemudian meminta bayaran. Berkali-berkali tak diberi namun mereka tetep melakukan itu.
Puisi Lainnya : Selama Pendusta Masih Hidup, Jadi Apa Negeriku
Semoga bisa menjadi perenungan, bahwa bernegara juga harus berbangsa dengan rasa senasib dan sepenanggungan.
Gadis itu?
Aku memang melihat dengan kasat mata
Dia berjalan menapaki dunia siang
Alunan suara mereka, mereka ceritakan tiap hari
Mereka ketuk setiap jendela mobil
Sebuah gitar dengan melodi seadanya
Meski mereka meyakini tidak ada yang peduli
Aku hanya tertunduk
Apakah ini yang dinamakan dunia iblis?
Dimana mereka enggan dengan orang lain
Mereka berjuang, Ayah
Dengan tumpuan kedua kaki yang melelahkan
Hanya demi untuk sesuap nasi, mereka memperjuangkannya
Puisi Lainnya : Oh Negriku! Kini Benderaku Tak Sewibawa Dulu
Rambut mereka pirang
Busana mereka copang camping penuh dengan kekumalan
Lalu semua ini salah siapa Ayah?
Apa salah mereka?
Tidak!!
Ini bukan salah mereka
Ini salah tikus-tikus licik yang berdasi
Mereka hanya menghabiskan uang rakyat Negeri ini
Kami tau
Gadis itu memang melarat
Wajahnya nan polos tanpa belai kasih
Tapi apa? Tikus berdasi itu mengabaikannya!
Puisi Lainnya : Pengorbanan Jiwa Pahlawanku
Tuhan
Mengapa ini terjadi di Negeri kami?
Siapa yang bertanggung jawab atas mereka?
Siapa yang mengerti tentang derita hati gadis itu?
Mereka hanya mampu makan ketika mereka mengais receh
Selebihnya? mereka mengais di tong sampah
Bahkan aku menyadari
Tong sampah adalah harapan mereka
Harapan mereka hidup
Ibu
Aku ingin mengadu
Tapi pada siapa?
Semua sebatas tanda tanya?
Tanpa ada Jawaban
Jawaban dari mereka, apalagi dari para tikus berdasi!!
Oleh Dianti Faturrohmah
Sebagian memang bisa mengatakan makmur, tapi masih banyak yang jauh dari segi itu! Uang yang seharusnya bisa digunakan untuk pemberdayaan atau untuk meringankan masyakarat malah mereka makan dengan rakus.
Perut buncit, muka tegang, penuh dendam. Rasa tak nyaman, dengan pura-pura bahagia. Sebenarnya mereka rasakan. Bahkan ada yang mengatasnamakan agama sebagai tameng mereka, atau mendekati penguasa agar mereka lolos dari perangkap tikus.
Puisi dibawah ini merupakan jeritan dari seorang remaja perempuan, ketika melihat anak-anak pengamen dijalan raya menyanyi dan kemudian meminta bayaran. Berkali-berkali tak diberi namun mereka tetep melakukan itu.
Puisi Lainnya : Selama Pendusta Masih Hidup, Jadi Apa Negeriku
Semoga bisa menjadi perenungan, bahwa bernegara juga harus berbangsa dengan rasa senasib dan sepenanggungan.
Gadis itu?
Aku memang melihat dengan kasat mata
Dia berjalan menapaki dunia siang
Alunan suara mereka, mereka ceritakan tiap hari
Mereka ketuk setiap jendela mobil
Sebuah gitar dengan melodi seadanya
Meski mereka meyakini tidak ada yang peduli
Aku hanya tertunduk
Apakah ini yang dinamakan dunia iblis?
Dimana mereka enggan dengan orang lain
Mereka berjuang, Ayah
Dengan tumpuan kedua kaki yang melelahkan
Hanya demi untuk sesuap nasi, mereka memperjuangkannya
Puisi Lainnya : Oh Negriku! Kini Benderaku Tak Sewibawa Dulu
Rambut mereka pirang
Busana mereka copang camping penuh dengan kekumalan
Lalu semua ini salah siapa Ayah?
Apa salah mereka?
Tidak!!
Ini bukan salah mereka
Ini salah tikus-tikus licik yang berdasi
Mereka hanya menghabiskan uang rakyat Negeri ini
Kami tau
Gadis itu memang melarat
Wajahnya nan polos tanpa belai kasih
Tapi apa? Tikus berdasi itu mengabaikannya!
Puisi Lainnya : Pengorbanan Jiwa Pahlawanku
Tuhan
Mengapa ini terjadi di Negeri kami?
Siapa yang bertanggung jawab atas mereka?
Siapa yang mengerti tentang derita hati gadis itu?
Mereka hanya mampu makan ketika mereka mengais receh
Selebihnya? mereka mengais di tong sampah
Bahkan aku menyadari
Tong sampah adalah harapan mereka
Harapan mereka hidup
Ibu
Aku ingin mengadu
Tapi pada siapa?
Semua sebatas tanda tanya?
Tanpa ada Jawaban
Jawaban dari mereka, apalagi dari para tikus berdasi!!
Jangan Lupa Tersenyum