Geliat Masjid Jogja dan Takmir Fresh dari Mahasiswa
Geliat Masjid Jogja dan Takmir Fresh dari Mahasiswa - Sebatas catatan aktifitas harian yang saya lakukan. Daripada cuma dipendam yang lama-kelamaan akan lenyap dan rasa lupa. Kan mendingan ditulis aja diblog. Mau ada yang baca atau enggak, itu urusan nanti. Haha..
Jadi, ceritanya hari ini saya mengikuti sebuah workshop videografi. Cuma, bukan Videografi yang bebas, melainkan videography untuk konten dakwah. Lah temanya saja, "How to learn Videography Skill for The Spirit of Dakwah".
Jelas kan dari judulnya langsung fokus untuk konten dakwah!
Narasumbernya merupakan seorang sinematography freelancer yang sudah malang melintang di dunia videografi, beliau adalah M. Abdurrahman Agusto. Bawaannya yang kocak dalam menyampaikan materi cukup sering membuat para peserta workshop tertawa.
Baca Juga : 5 Dosa Tidak Termaafkan di Rumah Bata Merah - Short Film Clinic
Materinya, dari dasar hingga mempraktekan sebuah adegan kedalam video. Para peserta sendiri yang menjadi tukang shootingnya, modelnya, dan pengarah jalannya cerita. Peserta begitu antusias menyimaknya.
Namun yang membuat saya kagum bukan workshopnya, melainkan para pesertanya. Emangnya ada apa dengan para pesertanya?
Mereka itu rerata adalah Takmir masjid, dan masih mahasiswa juga. Mashaa Allah kan....
Weitz, tunggu dulu, saya masih membayangkan takmir masjid di daerah saya sendiri yang kebanyakan sudah sepuh. Ya, minimal bapak-bapak diatas usia 40an tahun. Tapi di Jogja ini, rata-rata masih kinyis-kinyis.
Contoh saja masjid Nurul Asri Deresan, selalu merekrut Mahasiswa untuk menjadi takmir, selama menjadi Takmir, Mahasiswa tersebut akan mendapatkan banyak ilmu pengetahuan tentang agama, cara dakwah, dan membuat konten dakwah yang diminati.
Baca Juga : Hakikatnya Sifat Perempuan itu Lemah Lembut dan Pemalu Bukannya Caper (Cari Perhatian)
Masjid-masjid yang lainnya juga sama. Mungkin itu alasan yang membuat Geliat Masjid-masjid di Jogja berkembang cukup pesat. Selain menjadi Takmir, mereka menjadi kreator juga. Kreator dakwah dan kreator dari pelayanan maksimal yang diberikan untuk para Jama'ah.
Walhasil, masjid-masjid di Jogja sekarang selalu ramai dengan kegiatan-kegiatan positifnya. Entah itu kajian islam, atau yang lainnya. Masjid lebih hidup, dan masyarakat akan senang karena wilayahnya ramai.
Kalau masjid terpelihara, dimakmurkan, dan ramai dengan kegiatan positif. Inshaa Allah masyarakat sekitarnya juga akan makmur. Inshaa Allah..
Geliat masjid di jogja yang semakin aktif dalam hal berdakwah, pelayanan, dan juga di sosial media salah satu penerapannya adalah dengan Takmir yang fresh, apalagi dari mahasiswa, yang nota bene pikiran masih penuh dengan ide-ide liar nan briliant.
Salah satu masjid yang fenomenal di Yogyakarta adalah Masjid Jogokaryan, dimana disaat beberapa masjid menjaga uang infaq menjadi kas, di Masjid Jogokaryan malah selalu ENOL, iya selalu dihabiskan. Apa nggak keren???
Baca Juga : Pilih Menjadi SUPERMAN atau ROBOCOP?
Selain Jogkaryan, warga google juga pasti pernah mendengar nama Yufid kan? yang kontennya video-video tentang dakwah dengan penyampain secara sederhana tapi mengena banget. Nah, salah satu pemainnya malah menjadi tukang parkir saat ada kajian disebuah masjid di Jogja.
Melihat tersebut, saya sendiri sempat tercengang. Mashaa Allah, pemain Yufid jadi Tukang Parkir jama'ah, apa nggak luar biasa? tanpa adanya kamera untuk pencitraan atau sekedar selfie. Nggak ada yang kaya itu.
Waow banget bukan!
Menurut saya sih, geliat masjid di Yogyakarta memang tidak lepas dari peran mahasiswa yang menjadi Takmir. Mungkin temen-temen punya pendapat yang lainnya? silahkan bisa dituliskan di blog masing-masing atau di tulis di kolom komentar.
Baca Juga : Seminggu Terjebak dalam Kubangan Aliran Sesat
Semoga masjid-masjid di daerah saya sih bisa meniru hal demikian, ramai dengan kegiatan positif dan infaknya selalu Nol kaya di Jogokaryan. Jadi, peluang menggunakan uang hal-hal yang penting terutama dipinjam personal tidak akan ada.
Dari Masjid tumbuh kebaikan dan mnyebarkan kesekitarnya sehingga menumbuhkan banyak kebaikan.
Penulis : Yogi Permana
Jadi, ceritanya hari ini saya mengikuti sebuah workshop videografi. Cuma, bukan Videografi yang bebas, melainkan videography untuk konten dakwah. Lah temanya saja, "How to learn Videography Skill for The Spirit of Dakwah".
Jelas kan dari judulnya langsung fokus untuk konten dakwah!
Narasumbernya merupakan seorang sinematography freelancer yang sudah malang melintang di dunia videografi, beliau adalah M. Abdurrahman Agusto. Bawaannya yang kocak dalam menyampaikan materi cukup sering membuat para peserta workshop tertawa.
Baca Juga : 5 Dosa Tidak Termaafkan di Rumah Bata Merah - Short Film Clinic
Materinya, dari dasar hingga mempraktekan sebuah adegan kedalam video. Para peserta sendiri yang menjadi tukang shootingnya, modelnya, dan pengarah jalannya cerita. Peserta begitu antusias menyimaknya.
Namun yang membuat saya kagum bukan workshopnya, melainkan para pesertanya. Emangnya ada apa dengan para pesertanya?
Mereka itu rerata adalah Takmir masjid, dan masih mahasiswa juga. Mashaa Allah kan....
Weitz, tunggu dulu, saya masih membayangkan takmir masjid di daerah saya sendiri yang kebanyakan sudah sepuh. Ya, minimal bapak-bapak diatas usia 40an tahun. Tapi di Jogja ini, rata-rata masih kinyis-kinyis.
Contoh saja masjid Nurul Asri Deresan, selalu merekrut Mahasiswa untuk menjadi takmir, selama menjadi Takmir, Mahasiswa tersebut akan mendapatkan banyak ilmu pengetahuan tentang agama, cara dakwah, dan membuat konten dakwah yang diminati.
Baca Juga : Hakikatnya Sifat Perempuan itu Lemah Lembut dan Pemalu Bukannya Caper (Cari Perhatian)
Masjid-masjid yang lainnya juga sama. Mungkin itu alasan yang membuat Geliat Masjid-masjid di Jogja berkembang cukup pesat. Selain menjadi Takmir, mereka menjadi kreator juga. Kreator dakwah dan kreator dari pelayanan maksimal yang diberikan untuk para Jama'ah.
Walhasil, masjid-masjid di Jogja sekarang selalu ramai dengan kegiatan-kegiatan positifnya. Entah itu kajian islam, atau yang lainnya. Masjid lebih hidup, dan masyarakat akan senang karena wilayahnya ramai.
Kalau masjid terpelihara, dimakmurkan, dan ramai dengan kegiatan positif. Inshaa Allah masyarakat sekitarnya juga akan makmur. Inshaa Allah..
Geliat masjid di jogja yang semakin aktif dalam hal berdakwah, pelayanan, dan juga di sosial media salah satu penerapannya adalah dengan Takmir yang fresh, apalagi dari mahasiswa, yang nota bene pikiran masih penuh dengan ide-ide liar nan briliant.
Salah satu masjid yang fenomenal di Yogyakarta adalah Masjid Jogokaryan, dimana disaat beberapa masjid menjaga uang infaq menjadi kas, di Masjid Jogokaryan malah selalu ENOL, iya selalu dihabiskan. Apa nggak keren???
Baca Juga : Pilih Menjadi SUPERMAN atau ROBOCOP?
Selain Jogkaryan, warga google juga pasti pernah mendengar nama Yufid kan? yang kontennya video-video tentang dakwah dengan penyampain secara sederhana tapi mengena banget. Nah, salah satu pemainnya malah menjadi tukang parkir saat ada kajian disebuah masjid di Jogja.
Melihat tersebut, saya sendiri sempat tercengang. Mashaa Allah, pemain Yufid jadi Tukang Parkir jama'ah, apa nggak luar biasa? tanpa adanya kamera untuk pencitraan atau sekedar selfie. Nggak ada yang kaya itu.
Waow banget bukan!
Menurut saya sih, geliat masjid di Yogyakarta memang tidak lepas dari peran mahasiswa yang menjadi Takmir. Mungkin temen-temen punya pendapat yang lainnya? silahkan bisa dituliskan di blog masing-masing atau di tulis di kolom komentar.
Baca Juga : Seminggu Terjebak dalam Kubangan Aliran Sesat
Semoga masjid-masjid di daerah saya sih bisa meniru hal demikian, ramai dengan kegiatan positif dan infaknya selalu Nol kaya di Jogokaryan. Jadi, peluang menggunakan uang hal-hal yang penting terutama dipinjam personal tidak akan ada.
Dari Masjid tumbuh kebaikan dan mnyebarkan kesekitarnya sehingga menumbuhkan banyak kebaikan.
Jangan Lupa Tersenyum