Selama Pendusta Masih Hidup, Jadi Apa Negeriku
Selama Pendusta Masih Hidup, Jadi Apa Negriku - Puisi memang mempunyai makna mendalam bagi penulisnya, biasanya berasal dari hati ketika apa yang dilihat merasuk kerelung sastranya. Dengan sekejap, syair-syair puisi pun tertulis dengan guratan pena.
Sebelumnya saya telah menuliskan puisi berjudul Oh Negriku! kini benderamu tak sewibawa dulu. Puisi tersebut merupakan jeritan rasa yang dituangkan kedalam bentuk tulisan dengan barisan sajak. Tentang keprihatinan Ngeri ini terhadap Koruptor yang digdaya.
Meneruskan puisi yang sebelumnya tersebut, puisi ini juga menceritakan masih tentang Negri. Namun titik beratnya ada pada generasi penerus, yang harus bangkit, bukan hanya bersenang-senang saja.
Puisi Lainnya : KORUPTOR
Serta ada sedikit makna mengenai penghianatan kepada Negeri ini, dengan memberi hidup para pendusta. Itu yang jadi masalah dari dulu sebenarnya, ada pengkhianat.
Oke deh, tidak usah berlama-lama lagi yaa. Mari simak puisi berikut ini :
Oleh Dianti Faturrohmah
Sebelumnya saya telah menuliskan puisi berjudul Oh Negriku! kini benderamu tak sewibawa dulu. Puisi tersebut merupakan jeritan rasa yang dituangkan kedalam bentuk tulisan dengan barisan sajak. Tentang keprihatinan Ngeri ini terhadap Koruptor yang digdaya.
Meneruskan puisi yang sebelumnya tersebut, puisi ini juga menceritakan masih tentang Negri. Namun titik beratnya ada pada generasi penerus, yang harus bangkit, bukan hanya bersenang-senang saja.
Puisi Lainnya : KORUPTOR
Serta ada sedikit makna mengenai penghianatan kepada Negeri ini, dengan memberi hidup para pendusta. Itu yang jadi masalah dari dulu sebenarnya, ada pengkhianat.
Oke deh, tidak usah berlama-lama lagi yaa. Mari simak puisi berikut ini :
Negeriku
Pikirkanlah, jika pejuang merintih dalam kubur
Menahan kisah sulit yang amat memilukan
Wahai para Penerus
Ingatlah dengan perjuangan para Pahlawan
Saat mereka lari dengan bambu runcing melawan senjata
Saat mereka mengendip dalam balik rerumputan waktu malam
Puisi Lainnya : Pengorbanan Jiwa Pahlawanku
Mereka tak pernah capek
Bahkan mereka tak pernah mengeluh
Lalu kau?
Terlena dalam hura-hura
Terperosok dalam kemalasan dan kebodohan
Kapan kau maju?
Jikalau sekolah, kau malah tawuran
Jikalau malam, kau malah kunjungi tempat hiburan
Disudut itu?
Kau malah kotori jiwa mudamu!
Berpesta narkoba yang jelas haram
Dan tak ada lagi bangga menyandang merah putih
Tengoklah anak muda
Puluhan tahun yang lalu
Pejuangmu bertempur dalam medan perang
Tak kenal resah dan Putus asa
Demi Negeri ini
lalu dimasa ini!
Kau enggan dengan sebuah pengorbanan
Jalan berdebu pun ikut bicara.
Kejamlah anak bangsa sekarang!
Bangsaku!
Aku hanya berharap kebodohan ini berhenti disini
Yang telah merobek dan membuat hancur generasimu
Negeriku...
Maafkan jika kami terlalu hanyut dalam ego
Jika kami terlalu acuh atas dirimu
Aku menyadari
Tentang kayanya Negeriku
Gedung menjulang tinggi
Serta modernisasi yang semakin berkembang
Negeriku
Kau kaya dengan bentang alammu
Kau kaya dengan luas samudra yang mengelilingi
Tapi malang dan menyedihkan
Semua hampir terampas oleh Negara Asing
Negeriku...
Bangunan yang tinggi itu
Begitu membuat orang tergiur ingin kesana
Tapi apa daya....
Semua rusak tak terawat
Semua kotor tak pernah tersapu
Puisi Lainnya : Negriku Hanyalah Negri Sandiwara
Menyedihkan jika aku harus meratapi
Memilukan pula jika aku harus bercerita
Apakah suatu semua ini akan tinggal nama?
Yang tak pernah lagi mempunyai makna lagi
Bangsaku mulai sendiri
Tanpa pejuang tapi penuh penghianatan
Selama pendusta berdasi masih hidup
Akan jadi apa Negeriku?
Jikalau ia hanya terus meresahkan
Jangan Lupa Tersenyum