Museum Mini Sisa Hartaku, Tempat Mengenang Dahsyatnya Letusan Merapi 2010
Museum Mini Sisa Hartaku, Mengenang Dahsyatnya Letusan Merapi 2010 - Sudah sekitar 9 tahun lamanya terakhir kali saya ke Gunung Merapi, tepat pada oktober 2010 silam, saya menjadi relawan jalin merapi saat Letusan maha dahsyat gunung Merapi terjadi.
Pada letusan yang pertama, masih bisa naik sampai cangkringan. Namun, letusan besar yang kedua. Mengharuskan dikosongkan untuk daerah aman sekitar jarak 14-18 km. Kondisi kala itu emang benar-benar selalu harus waspada, karena awan panas, atau orang Jogja menyebutnya wedhus Gembel selalu mengintai.
Pengungsi pun langsung menyebar, bahkan ada yang sampai Gunung Kidul. Kalau mengingat waktu itu, cukup menyedihkan deh, melihat kondisi Jogja yang diselimuti debu, terutama untuk wilayah Sleman. Bahkan perkuliahan pun libur hampir 2 bulan lamanya.
Kini kisah-kisah itu sudah menjadi sejarah, yang nanti bisa diceritakan untuk anak cucu mengenai betapa dahsyat letusan Gunung Merapi pada tahun 2010.
Nah, setelah 9 tahun lamanya saya kembali, kali ini bukan untuk menjadi relawan karena beberapa kali Merapi juga meletus meski intensitasnya kecil. Saya ke Merapi bersama rombongan wisatawan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kebumen, dipercaya oleh Travel Bumi Tour untuk mendokumentasikan perjalanan Gathering Kedinasan tersebut.
Sebenarnya bukan hanya ke Merapi, selama 2 hari perjalanan, pertama ke Tebing Breksi. Saya disini tidak menjelaskan tentang Tebing Breksi, karena saya pernah menuliskannya silahkan bisa dibaca Berawal dari Larangan Penambangan, Pesona Tebing Breksi menjadi Dikenal Dunia.
Pada hari kedua, sebelum pulang, Rombongan menjajal Jeep Merapi Lava Tour, dengan melintasi kawasan yang pernah dilewati oleh Wedhus Gembel. Seperti Batu Alien, Museum Sisa Hartaku, dan Kali Kuning.
Untuk melihat betapa dahsyatnya letusan Gunung Merapi 2010, kamu harus berkunjung ke Museum Sisa Hartaku. Disana diperlihatkan, tidak komprominya awan panas atau wedhus gembel. Dari barang rumahan seperti handphone, kaset, tempat tidur, motor dan lainnya sampai binatang ternakpun dilahap si Wedhus Gembel. Semua ditunjukan di Museum Sisa Hartaku.
Sebelum memasuki Museum Sisa Hartaku, jangan sampai lupa untuk berfoto bersama kawan, sanak, keluarga, di panggung Museum Sisa Hartaku. Panggung sekaligus tempat selfie untuk para pengunjung. Ingat ya, disini harus bener-bener dijaga tangannya, jangan sampai merusak, ini sejarah.
Kemudian berselfie dengan hewan sapi yang menjadi korban keganasan Wedhus Gembel, yang tersisa hanya tulang belulangnya. Sungguh tidak bisa membayangkan korban-korban dari penduduk disekitar saat itu.
Wisata lainnya : Wisata Pinggiran Jogja, Taman Glugut
Semoga para korban letusan Gunung Merapi khusnul khotimah yaa...
Selain bisa berfoto, di museum mini sisa hartaku, kamu juga akan didampingi guide yang akan menjelaskan kronologi dan kisah-kisah saat letusan Gunung Merapi 2010 silam. Dengarkan baik-baik dan renungkan. Ada banyak makna yang bisa diambil dari kejadian letusan Gunung Merapi.
Dengan melihat langsung foto-foto yang ada di museum mini sisa hartaku, kamu akan mengerti kekuatan alam itu tidak dinyana. Tidak pernah memberitahukan terlebih dahulu, tidak bisa menghentikan, hanya bisa dalam keseharian untuk melakukan hal yang baik saja.
Bener-bener menjadi tempat perenungan, bahwa saya, kamu, dan lainnya, tidak bisa apa-apa jika Tuhan sudah berkehendak atas kekuatan alam.
Wisata Lainnya : 5 Tempat di Yogyakarta yang Menjual Batik Murah
Seperti halnya Letusan Gunung Merapi pada 2010 silam, wedhus gembel menghanguskan benda-benda yang dilewatinya, tak terkecuali manusia. Turut menjadi korban juga, selain Hewan Piaraan seperti Sapi, kambing dan lainnya yang mati terkena awan panas dan gas beracun, ada juga barang-barang keseharian seperti perabot rumah tangga yang juga meleleh oleh keganasan wedhus gembel dari letusan gunung merapi.
Berawal dari mengumpulkan barang-barang yang terkena imbas letusan, beberapa warga kemudian menatanya, dan tercetuslah 3 lokasi rumah untuk dijadikan museum mini hartaku, sebagai bahan renungan dan juga bukti dahsyatnya letusan merapi 2010.
Melihat barang-barang yang berselimut abu, serta banyak yang sudah tidak berbentuk akibat meleleh, sejenak jantung berdegup. Yaa Rabb, bagaimana kondisi saat itu.
Salah seorang Guide Jeep Wisata mengatakan jika dirinya juga terkena imbasnya, rumahnya hancur, serta orang tuanya menjadi korban. Namun, ia masih bersyukur masih bisa selamat dan menjadi penerus orang tuanya.
Wisata Lainnya : Wisata Baru di Yogyakarta Yang Wajib Anda Kunjungi
Mendengar kisahnya, sungguh memilukan sekaligus menegangkan. Warga yang menjadi korban sudah berusaha lari sekuat tenaga sebenarnya, tapi sayangnya kecepatan awan panas saat menuruni lereng merapi lebih cepat, hanya sepersekian detik. Langsung Lep, warga menjadi korban.
Berikut ini foto-foto barang-barang rumah tangga dan juga kondisi rumah yang terkena dampak Letusan gunung merapi 2010 di museum mini sisa hartaku.
Lokasinya berada di Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Jika bingung, langsung saja klik Google Maps atau silahkan klik saja gambar dibawah ini.
Dari Museum Mini Sisa Hartaku ini saya bisa mengerti bahwa akan ada saatnya Alam memberikan apa yang masyarakat mau, namun ada saatnya Alam tidak main-main dalam menunjukkan powernya. Kita bisa merawat, tapi tidak bisa mengentikan siklus Gunung Merapi.
Belajar tentang ilmu ke Gunung Apian, agar korban tidak jatuh terlalu banyak, bahkan bisa tanpa adanya korban.
Wisata Lainnya : Tempat Wisata Kuliner Tradisional di Yogyakarta yang Jangan Sampai Terlewatkan
Jika kamu dan teman-teman atau mau rombongan ke Museum sisa Hartaku dan tidak mau ribet mengurusi ini itu dan sebagainya, bisa menggunakan Jasa Bumi Tour & Travel, hubungi di nomor 082227480350.
Atau bisa hubungi saya untuk dokumentasi perjalananmu beserta rombongan di Contact.
Pada letusan yang pertama, masih bisa naik sampai cangkringan. Namun, letusan besar yang kedua. Mengharuskan dikosongkan untuk daerah aman sekitar jarak 14-18 km. Kondisi kala itu emang benar-benar selalu harus waspada, karena awan panas, atau orang Jogja menyebutnya wedhus Gembel selalu mengintai.
Pengungsi pun langsung menyebar, bahkan ada yang sampai Gunung Kidul. Kalau mengingat waktu itu, cukup menyedihkan deh, melihat kondisi Jogja yang diselimuti debu, terutama untuk wilayah Sleman. Bahkan perkuliahan pun libur hampir 2 bulan lamanya.
Kini kisah-kisah itu sudah menjadi sejarah, yang nanti bisa diceritakan untuk anak cucu mengenai betapa dahsyat letusan Gunung Merapi pada tahun 2010.
Nah, setelah 9 tahun lamanya saya kembali, kali ini bukan untuk menjadi relawan karena beberapa kali Merapi juga meletus meski intensitasnya kecil. Saya ke Merapi bersama rombongan wisatawan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kebumen, dipercaya oleh Travel Bumi Tour untuk mendokumentasikan perjalanan Gathering Kedinasan tersebut.
Sebenarnya bukan hanya ke Merapi, selama 2 hari perjalanan, pertama ke Tebing Breksi. Saya disini tidak menjelaskan tentang Tebing Breksi, karena saya pernah menuliskannya silahkan bisa dibaca Berawal dari Larangan Penambangan, Pesona Tebing Breksi menjadi Dikenal Dunia.
Pada hari kedua, sebelum pulang, Rombongan menjajal Jeep Merapi Lava Tour, dengan melintasi kawasan yang pernah dilewati oleh Wedhus Gembel. Seperti Batu Alien, Museum Sisa Hartaku, dan Kali Kuning.
Ulasan Sederhana Tentang Museum Mini Sisa Hartaku
Untuk melihat betapa dahsyatnya letusan Gunung Merapi 2010, kamu harus berkunjung ke Museum Sisa Hartaku. Disana diperlihatkan, tidak komprominya awan panas atau wedhus gembel. Dari barang rumahan seperti handphone, kaset, tempat tidur, motor dan lainnya sampai binatang ternakpun dilahap si Wedhus Gembel. Semua ditunjukan di Museum Sisa Hartaku.
Sebelum memasuki Museum Sisa Hartaku, jangan sampai lupa untuk berfoto bersama kawan, sanak, keluarga, di panggung Museum Sisa Hartaku. Panggung sekaligus tempat selfie untuk para pengunjung. Ingat ya, disini harus bener-bener dijaga tangannya, jangan sampai merusak, ini sejarah.
Foto bersama Keluarga Dinas Kelautan dan Perikanan Kebumen |
Wisata lainnya : Wisata Pinggiran Jogja, Taman Glugut
Semoga para korban letusan Gunung Merapi khusnul khotimah yaa...
Salah satu peserta rombongan, berfoto diantara rangka sapi yang menjadi korban Wedhus Gembel |
Rombongan Dinas Kelautan dan Perikanan sedang mendengarkan penjelasan Guide |
Menuju ke ruangan selanjutnya. |
Bener-bener menjadi tempat perenungan, bahwa saya, kamu, dan lainnya, tidak bisa apa-apa jika Tuhan sudah berkehendak atas kekuatan alam.
Wisata Lainnya : 5 Tempat di Yogyakarta yang Menjual Batik Murah
Seperti halnya Letusan Gunung Merapi pada 2010 silam, wedhus gembel menghanguskan benda-benda yang dilewatinya, tak terkecuali manusia. Turut menjadi korban juga, selain Hewan Piaraan seperti Sapi, kambing dan lainnya yang mati terkena awan panas dan gas beracun, ada juga barang-barang keseharian seperti perabot rumah tangga yang juga meleleh oleh keganasan wedhus gembel dari letusan gunung merapi.
Sejarah Dibangunnya Museum Mini Sisa Hartaku
Berawal dari mengumpulkan barang-barang yang terkena imbas letusan, beberapa warga kemudian menatanya, dan tercetuslah 3 lokasi rumah untuk dijadikan museum mini hartaku, sebagai bahan renungan dan juga bukti dahsyatnya letusan merapi 2010.
Melihat barang-barang yang berselimut abu, serta banyak yang sudah tidak berbentuk akibat meleleh, sejenak jantung berdegup. Yaa Rabb, bagaimana kondisi saat itu.
Salah seorang Guide Jeep Wisata mengatakan jika dirinya juga terkena imbasnya, rumahnya hancur, serta orang tuanya menjadi korban. Namun, ia masih bersyukur masih bisa selamat dan menjadi penerus orang tuanya.
Wisata Lainnya : Wisata Baru di Yogyakarta Yang Wajib Anda Kunjungi
Mendengar kisahnya, sungguh memilukan sekaligus menegangkan. Warga yang menjadi korban sudah berusaha lari sekuat tenaga sebenarnya, tapi sayangnya kecepatan awan panas saat menuruni lereng merapi lebih cepat, hanya sepersekian detik. Langsung Lep, warga menjadi korban.
Foto-Foto Barang-Barang di Museum Mini Sisa Hartaku yang terkena Letusan Gunung Merapi
Berikut ini foto-foto barang-barang rumah tangga dan juga kondisi rumah yang terkena dampak Letusan gunung merapi 2010 di museum mini sisa hartaku.
Sendok-sendok besi yang berdebu vulkanik ditata berjajar diatas meja yang diselimuti debu Vulkanik pula |
Ada bebeapa rangka dan juga botol-botol sudah tak berbentuk |
Bukti Erupsi Merapai, jam dinding yang meleleh dengan rangka hewan disebelahnya |
Kaset-kaset tape recorder yang sudah leleh dan saling nempel |
Handphone, lampu, alat tulis juga sudah tak berbentuk |
Teko dan gelas yang berselimut abu vulkanik |
Foto Awan Panas yang menyerupai wajah monyet dan wajah Gorilla (menurut saya) |
Lampu-lampu petromak yang gosong terkena awan panas |
Kondisi Kasur Springbed yang tinggal kerangkanya saja |
Perkakas yang diselimuti abu vulkasik letusan gunung merapi |
Letak rumah di Museum Mini Sisa Hartaku sebelum terkena awan panas |
Motor dengan ban-bannya yang sudah hilang terbakar awan panas |
Motor rusak diterjang Wedhus Gembel |
Lokasi Museum Mini Sisa Hartaku
Lokasinya berada di Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Jika bingung, langsung saja klik Google Maps atau silahkan klik saja gambar dibawah ini.
---------- Museum Mini Sisa Hartaku, Mengenang Dahsyatnya Letusan Merapi 2010 ----------
Dari Museum Mini Sisa Hartaku ini saya bisa mengerti bahwa akan ada saatnya Alam memberikan apa yang masyarakat mau, namun ada saatnya Alam tidak main-main dalam menunjukkan powernya. Kita bisa merawat, tapi tidak bisa mengentikan siklus Gunung Merapi.
Belajar tentang ilmu ke Gunung Apian, agar korban tidak jatuh terlalu banyak, bahkan bisa tanpa adanya korban.
Wisata Lainnya : Tempat Wisata Kuliner Tradisional di Yogyakarta yang Jangan Sampai Terlewatkan
Jika kamu dan teman-teman atau mau rombongan ke Museum sisa Hartaku dan tidak mau ribet mengurusi ini itu dan sebagainya, bisa menggunakan Jasa Bumi Tour & Travel, hubungi di nomor 082227480350.
Atau bisa hubungi saya untuk dokumentasi perjalananmu beserta rombongan di Contact.
wisatamu adalah bahagiamu, jadi jangan sampai malah jadi beban dengan memikirkan ubo rampenya saat berwisata.
Oleh Yogi Permana
Jangan Lupa Tersenyum