Kopdar Tipis-Tipis Kebumen Local Guides, memberikan Ide dan Gagasan pada Pelaku Wisata
Kopdar Tipis-Tipis Kebumen Local Guides, memberikan Ide dan Gagasan pada Pelaku Wisata - Alhamdulillah, hari minggu tanggal 6 januari kemaren, Google Local Guides Kebumen mengadakan kopdar kecil-kecilan. Meskipun cuma 9 orang yang datang, Karena yang lainnya masih banyak kepentingan. Dengan adanya kopdar jadi sedikit bisa tau karakter satu sama lain.
Ini merupakan meet up yang ke .... berapa yaa? pertama di Wilders Garage, yang kedua sekalian buka bersama di Aldan, yang ketiga di Alun-alun Kebumen sambil berkeliling menandai dan review on the spot, yang terakhir di Wiskuno. Berarti baru 4 kali. Kalau tidak salah sih. Hehehe,...karena lebih sering kopdar di grup wassap.
Banyak hal yang tidak dinyana pada pertemuan kemaren. Berlokasi di Wiskuno, wisata sungai lukulo desa Maduretno itulah kepanjangannya.
Kopdar tipis-tips simple santai, dengan obrolan yang renyah-renyah rengginang dalam kaleng kongguan.
Ada satu orang yang dari Purworejo juga ikut merapat, namanya Mbak Yuli. Selain sebagai Local Guides, ia juga merupakan seorang backpacker, hampir tiap minggu jalan entah kemana. Tahun baru ini saja ia di Malang, minggu besok entah dimana lagi.
Silahkan Baca : Tulisan ini Tercetus, Gara-Gara Ketemu Dinosaurus
Menurutnya, menjadi bagian Google Local Guide adalah sebuah nilai sosial. Dimana kita yang sudah tau duluan, memberikan review yang sejujur mungkin di google maps, agar nantinya orang yang mau berkunjung bisa mempunyai gambaran terlebih dahulu.
Keren ya, niat mulinya. Karena itu jika ia backpacker tidak merasa takut, soalnya bisa minta bantuan local guides didaerah yang ia tuju.
Asal tau saja, grup-grup local guide sudah ada, bahkan Local Guide Indonesia sudah beberapa kali kopdar. Dari yang peringkatnya masih rendah sampai yang sudah tinggi.
Balik lagi ke Kopdar Kebumen Local Guides, ada harapan bagi pelaku wisata agar nantinya Local Guides juga bisa ikut andil dalam peningkatan kepuasan publik terhadap suatu wisata. Bukan hanya mereview saja, melainkan juga memberikan ide dan gagasan.
Para Local Guides sendiri kan orang-orang yang seneng jalan-jalan, juga seneng memfoto apa adanya sesuai dengan kondisi aslinya. Tidak perlu yang namanya ditutup-tutupi.
Jadi, ide-ide dan gagasan-gagasan muncul dari setiap perjalanan para Local Guides, yang kemudian bisa dijadikan bahan saran saat dilakukan evaluasi dengan pelaku wisata.
Seperti menyoroti pertemuan kemaren di Wiskuno, kami Local Guide juga memberi saran dan kritik yang sangat pedas pada pengelola wisata.
Dimana untuk menuju lokasi, jika memakai Google Maps, jalannya akan melalui jalan yang tidak semestinya, kemudian untuk papan namanya juga ukurannya masih cukup kecil. Ngelihatnya itu jadi Nyureng-nyureng.
Silahkan Baca : Pilih Menjadi SUPERMAN atau ROBOCOP?
Pihak pengelola yakni mas Ery juga menerima kritikan tersebut, dan juga menyadarinya. Karena Wiskuno sendiri masih dalam tahap pengembangan. Ada target tersendiri bagi Wiskuno. Apalagi sudah dipercaya oleh desa.
Oh ya, bagi yang belum tau, Paint Ball Pertama di Kebumen itu di Wiskuno, terbayang kan? bagaimana main paint ball ditepi sungai lukulo?
Bukan hanya paint ball, ada fasilitas flying fox, meluncur lewat media tali yang dibentangkan di atas Sungai Lukulo. Jadi, kita akan meluncur melewati sungai Lukulo, bagi yang tidak bisa berenang, tenang saja. Setiap akan menggunakan Flying Fox, wajib memakai pelampung. Untuk menghindari hal-hal yang kurang diharapkan.
Adalagi wahana, susur sungai lukulo menggunakan Kapal, jika mau, kita diantar sampai ke ujung sungai, yakni dilautnya. Sangar yaak... Hehehe..
Juga ada jalan-jalan di kebun buah Jambu Kristal, disana bisa petik langsung dan makan langsung, yang mau rujakkan juga siap memfasilitasi.
Wiskuno juga identik dengan outbondnya, bahkan ada outbond yang kegiatannya belum ada didaerah lain. Kegiatannya atau permainannya bisa menyadarkan orang tentang nilai-nilai kesopanan. Tapi saya tidak mau membocorkan itu, jika pengen tau, langsung saja booking di Wiskuno bisa hubungi mas Eri Budoyo.
Diskusi yang menarik tentang wisata dan juga Kebumen. Bagaimana peningkatan dan optimasisasi dari peningkatan tersebut, terutama dari segi pemasarannya, atau bahasa kerennya Packaging (kemasan).
Diawal tadi saya menuliskan hal yang tidak dinyana, jadi ceritanya sekitar tahun 2016 silam, saya ronsen paru-paru, kemudian saat mengambil hasil ronsen. Saya cukup berdebat keras dengan petugas bagian ronsen.
Silahkan Baca : Seminggu Terjebak dalam Kubangan Aliran Sesat
Saya hanya menanyakan tentang bahasa indonesianya dari hasil ronsennya, bukan artinya. Ekh, tidak boleh, dan harus menunggu seminggu lagi untuk bertemu dengan dokternya. Disitu sempet adu argumen, dan debat dengan beberapa perawat penjaga. Masa sih tidak boleh.
Dan, ternyata yang tugas terus memeriksa ronsen tersebut, ikut gabung dalam Kebumen Local Guides, waoooow...... ini skenario-Nya yang tak bisa dilogika. MashaaAllah..
Dia itu, Mbak Yuli, seorang ibu backpacker yang juga tukang nelanjangi orang buat di ronsen, pas kemaren kopdar ketemu, ia memberikan penjelasan, jika hasil ronsen hanya dokter yang boleh menjelaskan. Saya pun jadi ngerti.
Mbak Yuli-pun nyletuk, "Berarti aku pernah menelanjangi tubuh bagian atasmu yaa?". Buahahahahahakkkkk.....
Huaaaasyeeemmmm banget, saya ditelanjangin. Saat itu lagi kurus-kurusnya. Saya ternodai....hiks..hiks... (terlalu drama, lebay)
Ya begitulah, cerita saya dari kopdar tipis tipis simple santai bersama temen-temen Kebumen Local Guides.
Oleh Yogi Permana
Ini merupakan meet up yang ke .... berapa yaa? pertama di Wilders Garage, yang kedua sekalian buka bersama di Aldan, yang ketiga di Alun-alun Kebumen sambil berkeliling menandai dan review on the spot, yang terakhir di Wiskuno. Berarti baru 4 kali. Kalau tidak salah sih. Hehehe,...karena lebih sering kopdar di grup wassap.
Banyak hal yang tidak dinyana pada pertemuan kemaren. Berlokasi di Wiskuno, wisata sungai lukulo desa Maduretno itulah kepanjangannya.
Kopdar tipis-tips simple santai, dengan obrolan yang renyah-renyah rengginang dalam kaleng kongguan.
Ada satu orang yang dari Purworejo juga ikut merapat, namanya Mbak Yuli. Selain sebagai Local Guides, ia juga merupakan seorang backpacker, hampir tiap minggu jalan entah kemana. Tahun baru ini saja ia di Malang, minggu besok entah dimana lagi.
Silahkan Baca : Tulisan ini Tercetus, Gara-Gara Ketemu Dinosaurus
Menurutnya, menjadi bagian Google Local Guide adalah sebuah nilai sosial. Dimana kita yang sudah tau duluan, memberikan review yang sejujur mungkin di google maps, agar nantinya orang yang mau berkunjung bisa mempunyai gambaran terlebih dahulu.
Keren ya, niat mulinya. Karena itu jika ia backpacker tidak merasa takut, soalnya bisa minta bantuan local guides didaerah yang ia tuju.
Asal tau saja, grup-grup local guide sudah ada, bahkan Local Guide Indonesia sudah beberapa kali kopdar. Dari yang peringkatnya masih rendah sampai yang sudah tinggi.
Foto bersama di area Wiskuno |
Para Local Guides sendiri kan orang-orang yang seneng jalan-jalan, juga seneng memfoto apa adanya sesuai dengan kondisi aslinya. Tidak perlu yang namanya ditutup-tutupi.
Jadi, ide-ide dan gagasan-gagasan muncul dari setiap perjalanan para Local Guides, yang kemudian bisa dijadikan bahan saran saat dilakukan evaluasi dengan pelaku wisata.
Seperti menyoroti pertemuan kemaren di Wiskuno, kami Local Guide juga memberi saran dan kritik yang sangat pedas pada pengelola wisata.
Dimana untuk menuju lokasi, jika memakai Google Maps, jalannya akan melalui jalan yang tidak semestinya, kemudian untuk papan namanya juga ukurannya masih cukup kecil. Ngelihatnya itu jadi Nyureng-nyureng.
Silahkan Baca : Pilih Menjadi SUPERMAN atau ROBOCOP?
Pihak pengelola yakni mas Ery juga menerima kritikan tersebut, dan juga menyadarinya. Karena Wiskuno sendiri masih dalam tahap pengembangan. Ada target tersendiri bagi Wiskuno. Apalagi sudah dipercaya oleh desa.
Oh ya, bagi yang belum tau, Paint Ball Pertama di Kebumen itu di Wiskuno, terbayang kan? bagaimana main paint ball ditepi sungai lukulo?
Orangnya asyik-asyik dan gila, kecuali saya. Hahaha |
Adalagi wahana, susur sungai lukulo menggunakan Kapal, jika mau, kita diantar sampai ke ujung sungai, yakni dilautnya. Sangar yaak... Hehehe..
Juga ada jalan-jalan di kebun buah Jambu Kristal, disana bisa petik langsung dan makan langsung, yang mau rujakkan juga siap memfasilitasi.
Wiskuno juga identik dengan outbondnya, bahkan ada outbond yang kegiatannya belum ada didaerah lain. Kegiatannya atau permainannya bisa menyadarkan orang tentang nilai-nilai kesopanan. Tapi saya tidak mau membocorkan itu, jika pengen tau, langsung saja booking di Wiskuno bisa hubungi mas Eri Budoyo.
Diskusi yang menarik tentang wisata dan juga Kebumen. Bagaimana peningkatan dan optimasisasi dari peningkatan tersebut, terutama dari segi pemasarannya, atau bahasa kerennya Packaging (kemasan).
Diawal tadi saya menuliskan hal yang tidak dinyana, jadi ceritanya sekitar tahun 2016 silam, saya ronsen paru-paru, kemudian saat mengambil hasil ronsen. Saya cukup berdebat keras dengan petugas bagian ronsen.
Silahkan Baca : Seminggu Terjebak dalam Kubangan Aliran Sesat
Saya hanya menanyakan tentang bahasa indonesianya dari hasil ronsennya, bukan artinya. Ekh, tidak boleh, dan harus menunggu seminggu lagi untuk bertemu dengan dokternya. Disitu sempet adu argumen, dan debat dengan beberapa perawat penjaga. Masa sih tidak boleh.
Dan, ternyata yang tugas terus memeriksa ronsen tersebut, ikut gabung dalam Kebumen Local Guides, waoooow...... ini skenario-Nya yang tak bisa dilogika. MashaaAllah..
Dia itu, Mbak Yuli, seorang ibu backpacker yang juga tukang nelanjangi orang buat di ronsen, pas kemaren kopdar ketemu, ia memberikan penjelasan, jika hasil ronsen hanya dokter yang boleh menjelaskan. Saya pun jadi ngerti.
Mbak Yuli-pun nyletuk, "Berarti aku pernah menelanjangi tubuh bagian atasmu yaa?". Buahahahahahakkkkk.....
Huaaaasyeeemmmm banget, saya ditelanjangin. Saat itu lagi kurus-kurusnya. Saya ternodai....hiks..hiks... (terlalu drama, lebay)
Ya begitulah, cerita saya dari kopdar tipis tipis simple santai bersama temen-temen Kebumen Local Guides.
Jangan Lupa Tersenyum