Heran Saya, Kok Bisa sekitar 8 Juta lebih Peserta yang Datang ke Acara Reuni 212 ?
Heran Saya, Kok Bisa sekitar 8 Juta Peserta yang Datang ke Acara Reuni 212 ? - Hari ini Minggu, 2 Desember 2018, saya dibuat terpana, takjub dan heran. Kira-kira apa yang membuat saya demikian?
Nyimak berita hari ini di stasiun tv? ekh, sepertinya tidak ada, kalau gitu, nyimak sosial media hari ini? pasti berseliweran foto-foto dimana orang berbondong-bondong datang ke Monas, datang ke Reuni 212. Bahkan ada yang sampai nyarter pesawat, naik sepeda, dan jalan kaki. Apa tidak mengherankan? bisa orang kaya gitu.
Padahal, sempit pikiran saya ya, sekarang ini orang akan sungkan ngeluarin uang hanya untuk kumpul-kumpul. Salah satunya acara Reuni 212 pada minggu ini. Sungguh, ini diluar logika manusia yang berpikir sempit, kaya saya.
Bagaimana bisa, orang berjumlah jutaan bisa datang bersamaan dan berkumpul tanpa ada yang membayar? hari gini gitu loh...
Kurang lebih ada 8 juta yang hadir, sampai tumpah ruah di jalanan. Monas aja yang gede gitu halamannya, tidak kuat menampung jama'ah yang hadir. Kok bisa gitu ya? dan hal ini akan sulit ditandingi, meskipun menggunakan bayaran.
Malah diberitakan tribun sekitar 10 juta orang yang harir dalam reuni akbar 212 di Monas. Lebih banyak, spektakuler ya. Bakalan susah ditandingi kalau sudah seperti ini.
Silahkan Baca : Terkadang Kamu Menangis untuk Seseorang yang Sama Sekali Tidak Memperhatikanmu
Kenapa demikian?
Dilihat saja, mereka tanpa dibayar, datang dengan membawa keyakinan, dengan biaya sendiri, dalam jumlah yang besar. Tapi tanpa ada yang rusuh, tanpa ada yang berenbut makanan, apalagi berebut amplop.
Sungguh, diluar kuasa deh kalau kayak gitu. Reuni 212 bener-bener sebuah miracle, keajaiban yang hadir di Negara Indonesia. Negara lain-pun sampai heran, ko bisa berkumpul sebanyak itu, tanpa ada imbalan, tanpa ada kerusuhan, yang parah lagi, lokasinya tetep bersih? gimana coba?
Udah gitu, ada yang bagi makanan dengan cuma-cuma. Bahkan yang pedagang kecil aja ikut menyumbangkan dagangannya untuk dimakan secara gratis oleh jama'ah reuni 212 yang hadir. Jika ini tergerak karena nafsu kayanya bakalan susah terlaksana deh.
Menggratiskan dagangannya untuk para peserta reuni 212, apa tidak luar biasa? mereka pedagang kecil aja merasakan nikmatnya berbagi, lah masih ada yang nyinyir. Hehehe...
Ada yang mengatakan, mereka dibayar, dan ada yang berkata, mereka datang untuk mendapatkan nasi bungkus, serta kata-kata lainnya. Kalau karena itu mereka datang, kayanya kagak mungkin deh. Lha wong jumlah 8 juta lebih, siapa juga yang mau bayarin.
Silahkan Baca : Kok Pas Hijrah malah Dianggap Aneh serta DIjauhi sama Teman-Teman yaa
Kalau satu orang 15.000 aja, dikali 8 juta, siapa coba yang mau ngeluarin sejumlah 120.000.000.000 Milyar hanya untuk beli Nasi Bungkus? Lah kalau ada yang bilang dikasih 100.000, apalagi. Jual pulau dulu baru bisa tuh.. Ekh..
Pertanyaan yang terlintas terus dalam benak, apa coba? tuntutan mantan Gubernur DKI yang melakukan penistaan? kayaknya bukan, lha uda dipenjara. Terus apa lagi?
Ternyata, mereka bisa berkumpul dihari yang sama, tempat yang sama, karena sudah satu frekuensi. Ibaratnya, udah satu tujuan, bukan karena uang juga. Soalnya malah mereka mengeluarkan uang juga.
Ada yang bawa makan sendiri, minum sendiri, pokoknya untuk kebutuhan mereka sendiri. Bukan dikasih oleh panitia penyelenggara. Berarti mereka berbondong-bondong datang bukan karena nasi atau amplop.
Ya, soalnya hati udah saling tertaut, udah senasib sepenanggungan. Melakukan sebuah ikhtiar untuk hal yang besar. Berdoa bersama untuk Indonesia tercinta, agar selalu aman, tertib, tidak terjajah oleh negara lain, dan tidak dikuasai oleh aura negatif.
Kalau ada yang mengatakan, acara tidak ada gunanya? dapat apa ikutan kayak gitu? cuma capek dan buang-buang waktu serta duit aja?
Kalau ada yang bilang kaya gitu, cuekin saja, karena mereka tidak satu frekuesi, jadi tidak akan bisa mengerti. Bukan berarti menyalahkan, semua sudah pilihannya masing-masing dalam frekuensinya. Jika beda frekuensi, tidak mungkin dipaksankan saat itu juga harus sama, tidak akan bisa.
Lihatlah, betapa damainya selama acara. Tidak ada sampah, tiadk ada kerusuhan. Dari foto-foto yang tersebar dijagad dunia maya juga terlihat penuh senyum dan sapa sama Pak Polisi. Tidak ada aura kerusuhan, tidak juga ada penyusup. Seperti tahun kemaren yang berhasil disusupi, terus berlaku yang diluar aturan.
Silahkan Baca : Berlogika Mengenai Hijab, Nikah, dan Poligami
Mereka datang dari jauh karena kebersamaan, karena ada rasa Islam dalam hati mereka, frekuensi peserta reuni 212 itu sama. Satu hati, satu tujuan bersama. Sudah setahun lebih, dari aksi bela islam yang pertama. Dari itu, ukhuwah terbentuk, ada rasa persaudaraan antar umat. Ada keyakinan besar saat semua bisa dilakukan bersama.
Saling berbagi, saling merawat, dan saling mengerti satu sama lain. Ada yang bagi makanan dan minuman. Ada juga yang sudah standy dengan memegang katong plastik sebagai tempat sampah. Kesejukan terasa, begitu mendamaikan, karena sebenarnya itulah ajaran agama Islam.
Para ukhti-ukhti dengan sigap membersihkan sampah, apa mereka dibayar? tidak! mereka lakukan atas inisatif sendiri, satu sama lain sudah ada bagiannya. Tanpa harus disuruh, mereka sudah ngerti mereka harus ngelakuin apa. MashaaAllah...
Sampah bersih, rumputpun sama sekali tidak terinjak oleh peserta. Semua mengerti, memahami, bahwa sedikit kesalahan yang mereka lakukan, bisa digoreng menjad pemberitaan yang nantinya menyakitkan.
Alhamdulillah, semua berjalan lancar dan terib tanpa ada kericuha, tanpa ada perebutan nasi bungkus. Reuni 212 berjalan secara khidmat. Dihadiri oleh seluruh penjuru Indonesia. Dalam frekuensi yang sama, mereka berdoa untuk kejayaan Islam, dan diberikan pemimpin yang memegang teguh Islam.
Silahkan Baca : Eksploitasi Perempuan di Dunia Maya
Karena, umat Islam sudah terlalu sering disudutkan, sehingga pada hari ini Umat Islam yang menyudutkan. Membuktikan, bahwa Ukhuwah masih terjaga, meskipun sudah beberapa kali akan dipecah.
Inilah Umat Islam, jika sudah turun gunung, tidak bisa dikendalikan. Ukhuwah Islamiyah, sangat erat satu sama lainnya.
Oleh Yogi Permana
Nyimak berita hari ini di stasiun tv? ekh, sepertinya tidak ada, kalau gitu, nyimak sosial media hari ini? pasti berseliweran foto-foto dimana orang berbondong-bondong datang ke Monas, datang ke Reuni 212. Bahkan ada yang sampai nyarter pesawat, naik sepeda, dan jalan kaki. Apa tidak mengherankan? bisa orang kaya gitu.
Padahal, sempit pikiran saya ya, sekarang ini orang akan sungkan ngeluarin uang hanya untuk kumpul-kumpul. Salah satunya acara Reuni 212 pada minggu ini. Sungguh, ini diluar logika manusia yang berpikir sempit, kaya saya.
Diberitakan sekitar kurang lebih ada 8 Juta orang yang datang ke acara Reuni 212 di Monas
Bagaimana bisa, orang berjumlah jutaan bisa datang bersamaan dan berkumpul tanpa ada yang membayar? hari gini gitu loh...
Kurang lebih ada 8 juta yang hadir, sampai tumpah ruah di jalanan. Monas aja yang gede gitu halamannya, tidak kuat menampung jama'ah yang hadir. Kok bisa gitu ya? dan hal ini akan sulit ditandingi, meskipun menggunakan bayaran.
Malah diberitakan tribun sekitar 10 juta orang yang harir dalam reuni akbar 212 di Monas. Lebih banyak, spektakuler ya. Bakalan susah ditandingi kalau sudah seperti ini.
Silahkan Baca : Terkadang Kamu Menangis untuk Seseorang yang Sama Sekali Tidak Memperhatikanmu
Kenapa demikian?
Dilihat saja, mereka tanpa dibayar, datang dengan membawa keyakinan, dengan biaya sendiri, dalam jumlah yang besar. Tapi tanpa ada yang rusuh, tanpa ada yang berenbut makanan, apalagi berebut amplop.
Sungguh, diluar kuasa deh kalau kayak gitu. Reuni 212 bener-bener sebuah miracle, keajaiban yang hadir di Negara Indonesia. Negara lain-pun sampai heran, ko bisa berkumpul sebanyak itu, tanpa ada imbalan, tanpa ada kerusuhan, yang parah lagi, lokasinya tetep bersih? gimana coba?
Udah gitu, ada yang bagi makanan dengan cuma-cuma. Bahkan yang pedagang kecil aja ikut menyumbangkan dagangannya untuk dimakan secara gratis oleh jama'ah reuni 212 yang hadir. Jika ini tergerak karena nafsu kayanya bakalan susah terlaksana deh.
Menggratiskan dagangannya untuk para peserta reuni 212, apa tidak luar biasa? mereka pedagang kecil aja merasakan nikmatnya berbagi, lah masih ada yang nyinyir. Hehehe...
Ada yang mengatakan, mereka dibayar, dan ada yang berkata, mereka datang untuk mendapatkan nasi bungkus, serta kata-kata lainnya. Kalau karena itu mereka datang, kayanya kagak mungkin deh. Lha wong jumlah 8 juta lebih, siapa juga yang mau bayarin.
Silahkan Baca : Kok Pas Hijrah malah Dianggap Aneh serta DIjauhi sama Teman-Teman yaa
Kalau satu orang 15.000 aja, dikali 8 juta, siapa coba yang mau ngeluarin sejumlah 120.000.000.000 Milyar hanya untuk beli Nasi Bungkus? Lah kalau ada yang bilang dikasih 100.000, apalagi. Jual pulau dulu baru bisa tuh.. Ekh..
Terus apa yang membuat orang mau datang ke Reuni 212?
Pertanyaan yang terlintas terus dalam benak, apa coba? tuntutan mantan Gubernur DKI yang melakukan penistaan? kayaknya bukan, lha uda dipenjara. Terus apa lagi?
Ternyata, mereka bisa berkumpul dihari yang sama, tempat yang sama, karena sudah satu frekuensi. Ibaratnya, udah satu tujuan, bukan karena uang juga. Soalnya malah mereka mengeluarkan uang juga.
Ada yang bawa makan sendiri, minum sendiri, pokoknya untuk kebutuhan mereka sendiri. Bukan dikasih oleh panitia penyelenggara. Berarti mereka berbondong-bondong datang bukan karena nasi atau amplop.
Ya, soalnya hati udah saling tertaut, udah senasib sepenanggungan. Melakukan sebuah ikhtiar untuk hal yang besar. Berdoa bersama untuk Indonesia tercinta, agar selalu aman, tertib, tidak terjajah oleh negara lain, dan tidak dikuasai oleh aura negatif.
Kalau ada yang mengatakan, acara tidak ada gunanya? dapat apa ikutan kayak gitu? cuma capek dan buang-buang waktu serta duit aja?
Kalau ada yang bilang kaya gitu, cuekin saja, karena mereka tidak satu frekuesi, jadi tidak akan bisa mengerti. Bukan berarti menyalahkan, semua sudah pilihannya masing-masing dalam frekuensinya. Jika beda frekuensi, tidak mungkin dipaksankan saat itu juga harus sama, tidak akan bisa.
Reuni 212 mengeratkan kembali ukhuwah
Lihatlah, betapa damainya selama acara. Tidak ada sampah, tiadk ada kerusuhan. Dari foto-foto yang tersebar dijagad dunia maya juga terlihat penuh senyum dan sapa sama Pak Polisi. Tidak ada aura kerusuhan, tidak juga ada penyusup. Seperti tahun kemaren yang berhasil disusupi, terus berlaku yang diluar aturan.
Silahkan Baca : Berlogika Mengenai Hijab, Nikah, dan Poligami
Mereka datang dari jauh karena kebersamaan, karena ada rasa Islam dalam hati mereka, frekuensi peserta reuni 212 itu sama. Satu hati, satu tujuan bersama. Sudah setahun lebih, dari aksi bela islam yang pertama. Dari itu, ukhuwah terbentuk, ada rasa persaudaraan antar umat. Ada keyakinan besar saat semua bisa dilakukan bersama.
Saling berbagi, saling merawat, dan saling mengerti satu sama lain. Ada yang bagi makanan dan minuman. Ada juga yang sudah standy dengan memegang katong plastik sebagai tempat sampah. Kesejukan terasa, begitu mendamaikan, karena sebenarnya itulah ajaran agama Islam.
Para ukhti-ukhti dengan sigap membersihkan sampah, apa mereka dibayar? tidak! mereka lakukan atas inisatif sendiri, satu sama lain sudah ada bagiannya. Tanpa harus disuruh, mereka sudah ngerti mereka harus ngelakuin apa. MashaaAllah...
Sampah bersih, rumputpun sama sekali tidak terinjak oleh peserta. Semua mengerti, memahami, bahwa sedikit kesalahan yang mereka lakukan, bisa digoreng menjad pemberitaan yang nantinya menyakitkan.
Alhamdulillah, semua berjalan lancar dan terib tanpa ada kericuha, tanpa ada perebutan nasi bungkus. Reuni 212 berjalan secara khidmat. Dihadiri oleh seluruh penjuru Indonesia. Dalam frekuensi yang sama, mereka berdoa untuk kejayaan Islam, dan diberikan pemimpin yang memegang teguh Islam.
Silahkan Baca : Eksploitasi Perempuan di Dunia Maya
Karena, umat Islam sudah terlalu sering disudutkan, sehingga pada hari ini Umat Islam yang menyudutkan. Membuktikan, bahwa Ukhuwah masih terjaga, meskipun sudah beberapa kali akan dipecah.
Inilah Umat Islam, jika sudah turun gunung, tidak bisa dikendalikan. Ukhuwah Islamiyah, sangat erat satu sama lainnya.
Doa kami, Semoga rezeki berlimpah untuk sobat semua hari ini. Aamiin