Aksi Teatrikal Pak Agus saat Baca Puisi Berjudul Anomali dan Krisis Eksistensi
Aksi Teatrikal Pak Agus saat Baca Puisi Berjudul Anomali dan Krisis Eksistensi - Minggu kemaren, saya menyempatkan diri untuk datang menyaksikan sebuah acara tentang sastra. Acara tersebut dibuat oleh temen-temen yang tergabung dalam LISONG, merupakan kepanjangan dari Lingkar Sastra Gombong.
Sebuah perkumpulan yang isinya adalah orang-orang yang mencintai dunia literasi, terutama sastra. Beberapa dari anggotanya juga sudah pernah menerbitkan buku puisi. Puisi-puisi mereka beragam, dari yang biasa sampai puisi yang ilmiah.
Nah, pada minggu kemaren itu, pas saat membedah puisi ilmiah karya-karya salah satu sejarahwan Kebumen, yakni Pak Teguh Hindarto. Beliau berasal dari Bandung, dan sekarang menetap di Kebumen. Selain itu, beliau juga merupakan pemerhati masalah-masalah sosial, filsafat, dan sejarah lokal, researcher, blogger, pegiat literasi, dan juga penulis buku. Waow komplit banget yaa...
Oh ya, tulisan-tulisannya sering dapat dijumpai di blog-blog seperti Qureta.com, Lsfcogito.com dan historyandlegacy-kebumen.blogspot.com.
Kenapa juga diundang dan dibedah tulisan beliau yang bergenre puisi? apa iya seorang sejarawan gemar menulis puisi juga?
Silahkan Baca : Sapaan pada sebagian Rindu
Itulah yang menjadi tanda tanya besar, tapi semua dibuktikan dengan puisi-puisinya. Pada saat acara, puisinya dibacakan oleh siswi-siswi dari SMA N 1 Gombong dan dibacakan pula oleh beberapa aktifis literasi di Kebumen. Salah satunya adalah Pak Agus Mursalin.
Mungkin banyak yang tidak mengenal beliau, sebelumnya akan saya kenalkan beliau, merupakan seorang pendamping desa dan juga seorang penggiat Gusdurian Indonesia Kebumen. Pak Agus cukup produktif dalam menulis puisi, tapi sayang tulisannya belum pernah dibukukan.
Saya tertarik dengan Pak Agus, karena gaya baca puisinya bener-bener diluar stigma saya. Sebelum membaca, saya mengamati dari kaki sampai ujung rambut, gerak-geriknya. Awalnya menurut saya, seperti orang yang grogi, gimiknya seperti tidak tenang ketika mendekati gilirannya tampil.
Setiap kali menunjukkan gerakan gerakan dari tangan, kaki, kepala dan tubuhnya, seperti gelisah. Akan tetapi ketika tampil. Stigma saya pecah berantakan. Beliau begitu menikmati dengan cara yang teatrikal alunan bait-bait puisinya Pak Teguh.
Langsung saja, berikut ini beberapa foto tatkala Pak Agus membaca dengan aksi teatrikalnya saat membaca puisi berjudul Anomali dan Krisis Eksistensi karya Pak Teguh.
Beliau muncul langsung dengan berdiri, tidak mengira bakal se-WAOW itu. Padahal yang lain tidak se-hiperaktif Pak Agus Mursalin. Hehehe...
Pak Agus mulai memainkan gimik, dari mata, mulut. Bener-bener membuat kaget dengan segala ekspresinya. Terpana, terbata dibuatnya.
Tak jarang, beliau bisa sampai miring-miring kaya mau nyalip Rossy pembalap Moto GP saat membaca puisi, begitu atraktif. Tapi itu malah menjadi hal yang menarik. Membuat suasana semakin hidup, yang tadinya ngantuk jadi langsung terbelalak.
Bahkan beliau sampai kejang-kejang kaya kerasukan, atau malah kaya kesetrum. Begitu ekspresif, tampil dengan rasa percaya diri, peserta yang datang-pun dibuat terpukau.
Menepuk lantai, sambil tertawa sebagai ekspresi yang begitu menggemaskan tatkala goresan bait dalam naskah puisi Pak Teguh itu ada yang menggelitik.
Silahkan Baca : Cerita Malam tentang Kepastian Hati
Beliau seperti menunjukkan bahwa membaca puisi memang harus betul-betul menjiwai, bukan hanya asal membaca pada umumnya. Karena bait dalam puisi terkadang tidak terdeteksi maknanya oleh daya pikir manusia. Dengan gerakanlah, pikiran bisa menangkap makna terdalam yang tersembunyi dalam bait-bait yang bersautan.
Prasangka saya diawal semuanya bubar seketika saat beliau tampil membacakan puisi. Aksi teatrikal pak agus saat baca puisi, bener-bener diluar stigma saya. Stigma yang dibuatnya hancur berantakan. Tapi semua tertata kembali sebagai rasa kagum.
Gerak gerik yang saya kira sebagai rasa grogi karena mendekati gilirannya tampil, ternyata bukan. Melainkan menurut saya karena beliau sudah tidak sabar ingin segera tampil. Hehehehe....
Aksi yang beliau tunjukanpun menggambarkan apa yang ada salam deretan bait-bait puisi yang penuh arti terdalam.
Berikut bait-bait puisi Anomali dan Krisis Eksistensi karya Pak Teguh Hindarto serta dibawahnya ada video aksi teatrikal Pak Agus Mursalin saat membaca Puisi berjudul Anomali dan Krisis Eksistensi
Video aksi teatrikal Pak Agus Mursalin saat Baca puisi berjudul anomali dan krisis eksistensi
Oleh Yogi Permana
Sebuah perkumpulan yang isinya adalah orang-orang yang mencintai dunia literasi, terutama sastra. Beberapa dari anggotanya juga sudah pernah menerbitkan buku puisi. Puisi-puisi mereka beragam, dari yang biasa sampai puisi yang ilmiah.
Nah, pada minggu kemaren itu, pas saat membedah puisi ilmiah karya-karya salah satu sejarahwan Kebumen, yakni Pak Teguh Hindarto. Beliau berasal dari Bandung, dan sekarang menetap di Kebumen. Selain itu, beliau juga merupakan pemerhati masalah-masalah sosial, filsafat, dan sejarah lokal, researcher, blogger, pegiat literasi, dan juga penulis buku. Waow komplit banget yaa...
Oh ya, tulisan-tulisannya sering dapat dijumpai di blog-blog seperti Qureta.com, Lsfcogito.com dan historyandlegacy-kebumen.blogspot.com.
Kenapa juga diundang dan dibedah tulisan beliau yang bergenre puisi? apa iya seorang sejarawan gemar menulis puisi juga?
Silahkan Baca : Sapaan pada sebagian Rindu
Itulah yang menjadi tanda tanya besar, tapi semua dibuktikan dengan puisi-puisinya. Pada saat acara, puisinya dibacakan oleh siswi-siswi dari SMA N 1 Gombong dan dibacakan pula oleh beberapa aktifis literasi di Kebumen. Salah satunya adalah Pak Agus Mursalin.
Mungkin banyak yang tidak mengenal beliau, sebelumnya akan saya kenalkan beliau, merupakan seorang pendamping desa dan juga seorang penggiat Gusdurian Indonesia Kebumen. Pak Agus cukup produktif dalam menulis puisi, tapi sayang tulisannya belum pernah dibukukan.
Saya tertarik dengan Pak Agus, karena gaya baca puisinya bener-bener diluar stigma saya. Sebelum membaca, saya mengamati dari kaki sampai ujung rambut, gerak-geriknya. Awalnya menurut saya, seperti orang yang grogi, gimiknya seperti tidak tenang ketika mendekati gilirannya tampil.
Setiap kali menunjukkan gerakan gerakan dari tangan, kaki, kepala dan tubuhnya, seperti gelisah. Akan tetapi ketika tampil. Stigma saya pecah berantakan. Beliau begitu menikmati dengan cara yang teatrikal alunan bait-bait puisinya Pak Teguh.
Langsung saja, berikut ini beberapa foto tatkala Pak Agus membaca dengan aksi teatrikalnya saat membaca puisi berjudul Anomali dan Krisis Eksistensi karya Pak Teguh.
Beliau muncul langsung dengan berdiri, tidak mengira bakal se-WAOW itu. Padahal yang lain tidak se-hiperaktif Pak Agus Mursalin. Hehehe...
Pak Agus mulai memainkan gimik, dari mata, mulut. Bener-bener membuat kaget dengan segala ekspresinya. Terpana, terbata dibuatnya.
Tak jarang, beliau bisa sampai miring-miring kaya mau nyalip Rossy pembalap Moto GP saat membaca puisi, begitu atraktif. Tapi itu malah menjadi hal yang menarik. Membuat suasana semakin hidup, yang tadinya ngantuk jadi langsung terbelalak.
Bahkan beliau sampai kejang-kejang kaya kerasukan, atau malah kaya kesetrum. Begitu ekspresif, tampil dengan rasa percaya diri, peserta yang datang-pun dibuat terpukau.
Menepuk lantai, sambil tertawa sebagai ekspresi yang begitu menggemaskan tatkala goresan bait dalam naskah puisi Pak Teguh itu ada yang menggelitik.
Silahkan Baca : Cerita Malam tentang Kepastian Hati
Beliau seperti menunjukkan bahwa membaca puisi memang harus betul-betul menjiwai, bukan hanya asal membaca pada umumnya. Karena bait dalam puisi terkadang tidak terdeteksi maknanya oleh daya pikir manusia. Dengan gerakanlah, pikiran bisa menangkap makna terdalam yang tersembunyi dalam bait-bait yang bersautan.
Prasangka saya diawal semuanya bubar seketika saat beliau tampil membacakan puisi. Aksi teatrikal pak agus saat baca puisi, bener-bener diluar stigma saya. Stigma yang dibuatnya hancur berantakan. Tapi semua tertata kembali sebagai rasa kagum.
Gerak gerik yang saya kira sebagai rasa grogi karena mendekati gilirannya tampil, ternyata bukan. Melainkan menurut saya karena beliau sudah tidak sabar ingin segera tampil. Hehehehe....
Aksi yang beliau tunjukanpun menggambarkan apa yang ada salam deretan bait-bait puisi yang penuh arti terdalam.
Berikut bait-bait puisi Anomali dan Krisis Eksistensi karya Pak Teguh Hindarto serta dibawahnya ada video aksi teatrikal Pak Agus Mursalin saat membaca Puisi berjudul Anomali dan Krisis Eksistensi
ANOMALI DAN KRISIS EKSISTENSI
Copyright oleh: Teguh Hindarto
Anomali dan Krisis Eksistensi berulang hadir dalam lingkaran hari
Seolah kita tidak pernah mampu menyelesaikan pemenuhan eksistensi sebagai mahluk yang menjadi
Ada yang menggantung diri dan menyulamkan jejak luka dan dendam terbawa mati
Hingga berpasangan mengakhiri melihat hari
Meninggalkan keluarga mereka dengan setumpuk dugaan dan tanya di hati
Ada yang melempar diri dari gedung tinggi
Berawal dari depresi hingga menghantar mereka menempuh jalan berani
Mengakhiri hidup dengan membuang akal budi dan nurani
Ada yang terbakar amarah
Membakar manusia tidak bersalah di dekat rumah ibadah
Terlupakan sudah sabda suci perihal pengendalian diri
Silahkan Baca : Belajar Tentang Hidup
Ada jabang bayi yang tidak dikehendaki
Dibiarkan terbujur kaku berhari-hari
Dalam kotak pendingin, tanpa sesal di hati
Yang terkini, seorang suami meletuskan senjata menghantarkan sang istri terkapar mati
Ironisnya mereka bukan hanya satu pasangan sehidup semati, melainkan satu profesi
Yang terkini, kedua sejoli harus menanggung aib setengah mati
Membawa ingatan menyobek harga diri yang mereka harus alami
Disaksikan banyak mata yang menyematkan tuduhan dan tergesa menghakimi
Anomali bukan melulu kisah tragedi, dia bisa hadir sebagai sebuah komedi
Sebagaimana orang-orang berdasi dan berkedudukan tinggi masih bisa tersenyum percaya diri
Sekalipun dikenakan rompi dan status tersangka korupsi
Siapapun berhak memilih,
Menjadi mahluk yang terus menerus menjadi dan melekatkan diri dengan nilai-nilai hakiki
Menjadi mahluk yang terus merealisir dan menyempurnakan diri menuju Yang Hakiki
Atau melarutkan diri dalam lautan anomali
Menjadi anonim dalam kolektifitas yang melenyapkan otensisitas dan individualitas sebuah pribadi
Copyright oleh: Teguh Hindarto
Anomali dan Krisis Eksistensi berulang hadir dalam lingkaran hari
Seolah kita tidak pernah mampu menyelesaikan pemenuhan eksistensi sebagai mahluk yang menjadi
Ada yang menggantung diri dan menyulamkan jejak luka dan dendam terbawa mati
Hingga berpasangan mengakhiri melihat hari
Meninggalkan keluarga mereka dengan setumpuk dugaan dan tanya di hati
Ada yang melempar diri dari gedung tinggi
Berawal dari depresi hingga menghantar mereka menempuh jalan berani
Mengakhiri hidup dengan membuang akal budi dan nurani
Ada yang terbakar amarah
Membakar manusia tidak bersalah di dekat rumah ibadah
Terlupakan sudah sabda suci perihal pengendalian diri
Silahkan Baca : Belajar Tentang Hidup
Ada jabang bayi yang tidak dikehendaki
Dibiarkan terbujur kaku berhari-hari
Dalam kotak pendingin, tanpa sesal di hati
Yang terkini, seorang suami meletuskan senjata menghantarkan sang istri terkapar mati
Ironisnya mereka bukan hanya satu pasangan sehidup semati, melainkan satu profesi
Yang terkini, kedua sejoli harus menanggung aib setengah mati
Membawa ingatan menyobek harga diri yang mereka harus alami
Disaksikan banyak mata yang menyematkan tuduhan dan tergesa menghakimi
Anomali bukan melulu kisah tragedi, dia bisa hadir sebagai sebuah komedi
Sebagaimana orang-orang berdasi dan berkedudukan tinggi masih bisa tersenyum percaya diri
Sekalipun dikenakan rompi dan status tersangka korupsi
Siapapun berhak memilih,
Menjadi mahluk yang terus menerus menjadi dan melekatkan diri dengan nilai-nilai hakiki
Menjadi mahluk yang terus merealisir dan menyempurnakan diri menuju Yang Hakiki
Atau melarutkan diri dalam lautan anomali
Menjadi anonim dalam kolektifitas yang melenyapkan otensisitas dan individualitas sebuah pribadi
Video aksi teatrikal Pak Agus Mursalin saat Baca puisi berjudul anomali dan krisis eksistensi
Doa kami, Semoga rezeki berlimpah untuk sobat semua hari ini. Aamiin