3 Ruangan yang bikin Merinding di Museum Jenderal Soedirman, Magelang
3 Ruangan yang bikin Merinding di Museum Jenderal Soedirman, Magelang - Terletak tidak jauh dari Taman Badaan, Magelang tepat diseberang jalannya. Terlihat rumah bergaya arsitektur eropa yang sepi senyap. Seperti sebuah rumah yang ditinggali oleh lansia pensiunan yang tinggal sendiri tanpa anak.
Di halamannya ada sebuah patung yang tidak asing bagi kita, patung tersebut memakai sorban khasnya serta jubah panjang yang cukup tebal. Patung tersebut berdiri dengan wibawanya.
Patung tersebut adalah patung Panglima Besar Jenderal Soedirman, dan sudah pasti rumah tersebut merupakan rumah beliau setelah melakukan perang gerilya, yang saar ini menjadi Museum Jenderal Soedirman.
Museum Jenderal Soedirman memang terlihat sepi, tapi selalu ramai dengan makna perjuangannya demi bangsa dan negara. Tidak ada tempat selfie yang bisa membuat generasi milenial berbondong-bondong ingin mengeksiskan dirinya, tapi generasi pembelajarlah yang datang ke Museum ini. Generasi yang ingin mengenal lebih dekat para pejuang yang berjuang mati-matian bahkan sampai menahan rasa sakit berjalan beratus-ratus kilometer untuk menstabilkan kondisi Negara, seperti yang dilakukan Jenderal Soedirman.
Saya berkunjung ke Museum Jenderal Soedirman juga karena rasa penasaran, ingin tau mengenai sosok Jenderal Besar nan tersohor dengan strateginya yang sampai sekarang begitu diakui oleh bangsa lain.
Silahkan Baca : Masih Eksisnya Pabrik Rokok Sintren Gombong dengan Historicalnya
Sebuah museum yang bisa membuat saya mengerti, bagaimana rasa sakitnya beliau dilawan dengan gagah, ikut dalam medan pertempuran.
Bayangkan, jika kita ini yang menderita sakit TBC seperti Jenderal Soedirman kemudian disuruh jalan kaki 1 km saja, pasti akan marah dan menolak, Tapi beliau berjalan ratusan kilo, bahkan ada di medan pertempuran.
Nah, saat di museum Jenderal Soedirman yang mempunyai luasan sekitar 201 m persegi ini, saya dibuat merinding oleh 3 ruangan. Ruangan yang cukup berhawa dingin, dengan pemandangan yang begitu menyentuh hati.
1. Ruangan tempat dimana Tandu yang digunakan untuk menggotong Jenderal Soedirman
Pertama masuk ruangan ini, bulu kuduk langsung berdiri dengan sendirinya. Saar melihat pertama saya tidak berani masuk, tapi memilih untuk melihat-lihat ruang tamu dengan foto-foto Jenderal Soedirman bersama keluarga besarnya.
Silahkan Baca : Cultural Trip di Petilasan Ki Ageng Mangir
Setelah itu, baru saya memberanikan diri masuk, dan mengambil gambar tandunya. Meskipun itu Tandu hanya sebuah replika, tapi mampu menyihir saya. Merinding dibuatnya, bukan karena horrornya, tapi lebih karena maknanya. Dimana disitulah Beliau duduk menahan sakit, digotong menulusuri ratusan kilo, tandu yang digotong oleh prajuritnya bergantian. MashaaAllah, para prajurit dengan suka rela, mungkin kalau sekarang seperti itu, jarang ada yang mau jika tanpa ada imbalan.
2. Kamar tidur tempat Jenderal Soedirman beristirahat dan wafat
Ruangan kedua yang membuat saya merinding adalah kamar tidur beliau. Kamar yang cukup luas tapi isinya sederhana. Tempat tidur yang terbuat dari besi serta kasur kapuk dengan sprei dan bantal warna putih berkelambu.
Ditempat tidur tersebutlah Beliau beristirahat dan dirawat, menjalani masa-masa setelah perang gerilya. Karena Presiden Soekarno sudah melarang Beliau untuk ikut berperang kembali, Presiden Soekarno lebih mementingkan kesehatannya, yang saat itu sakitnya kambuh.
Silahkan Baca : Menyusuri Goa Cerme yang Misterius, Melewati Sungai Bawah Tanah dalam Kegelapan
Pada tanggal 29 Januari 1950, Indonesia kehilangan sosok Panglima Besar yang gagah berani, Jenderal besar Soedirman wafat di kamar tersebut. Beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.
3. Ruangan Tempat memandikan Jenazahnya Jenderal Soedirman
Ruangan ini cukup kecil, cuma berisikan 1 meja, Jenazah jenderal Soedirman terbaring diatasnya untuk dimandikan sebelum dimakamkan. Saya rasa, siapa saja yang melihat ruangan ini pasti akan merinding. Membayang jenazah Beliau dimandikan, bahkan mendekati saja kemungkinan tidak akan berani.
Karena mendengar kata jenazah saja, membuat kita langsung mengernyitkan dahi dan membuat bulukuduk merinding. Juga tidak akan berani sendirian, kecuali dia orang yang bener-bener berani.
Apalagi di ruangan tersebut yang dimandikan diatas meja adalah seorang Jenderal Besar, Jenderal yang tidak mau berdiam diri di markas, tapi ikut langsung di medan pertempuran.
Silahkan Baca : Mengulik Obyek Wisata Keraton Yogyakarta
Bener-bener sebuah wisata yang mampu menggugah rasa, bagaimana para pejuang itu mempertaruhkan nyawanya untuk NKRI. Tanpa memikirkan imbalan lebih, bahkan mereka sama sekali tidak memikirkan, apa akan menikmati hasil perjuangan mereka?
Mereka memikirkan keutuhan serta kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia untuk anak cucunya kelak. Ya, kita-kita ini yang sekarng menjadi generasi milenial, namun melupakan semangat para pejuang.
Berikut video sederhana tentang Museum Jenderal Soedirman
Di halamannya ada sebuah patung yang tidak asing bagi kita, patung tersebut memakai sorban khasnya serta jubah panjang yang cukup tebal. Patung tersebut berdiri dengan wibawanya.
Patung tersebut adalah patung Panglima Besar Jenderal Soedirman, dan sudah pasti rumah tersebut merupakan rumah beliau setelah melakukan perang gerilya, yang saar ini menjadi Museum Jenderal Soedirman.
Museum Jenderal Soedirman memang terlihat sepi, tapi selalu ramai dengan makna perjuangannya demi bangsa dan negara. Tidak ada tempat selfie yang bisa membuat generasi milenial berbondong-bondong ingin mengeksiskan dirinya, tapi generasi pembelajarlah yang datang ke Museum ini. Generasi yang ingin mengenal lebih dekat para pejuang yang berjuang mati-matian bahkan sampai menahan rasa sakit berjalan beratus-ratus kilometer untuk menstabilkan kondisi Negara, seperti yang dilakukan Jenderal Soedirman.
Saya berkunjung ke Museum Jenderal Soedirman juga karena rasa penasaran, ingin tau mengenai sosok Jenderal Besar nan tersohor dengan strateginya yang sampai sekarang begitu diakui oleh bangsa lain.
Silahkan Baca : Masih Eksisnya Pabrik Rokok Sintren Gombong dengan Historicalnya
Sebuah museum yang bisa membuat saya mengerti, bagaimana rasa sakitnya beliau dilawan dengan gagah, ikut dalam medan pertempuran.
Bayangkan, jika kita ini yang menderita sakit TBC seperti Jenderal Soedirman kemudian disuruh jalan kaki 1 km saja, pasti akan marah dan menolak, Tapi beliau berjalan ratusan kilo, bahkan ada di medan pertempuran.
Nah, saat di museum Jenderal Soedirman yang mempunyai luasan sekitar 201 m persegi ini, saya dibuat merinding oleh 3 ruangan. Ruangan yang cukup berhawa dingin, dengan pemandangan yang begitu menyentuh hati.
1. Ruangan tempat dimana Tandu yang digunakan untuk menggotong Jenderal Soedirman
Pertama masuk ruangan ini, bulu kuduk langsung berdiri dengan sendirinya. Saar melihat pertama saya tidak berani masuk, tapi memilih untuk melihat-lihat ruang tamu dengan foto-foto Jenderal Soedirman bersama keluarga besarnya.
Silahkan Baca : Cultural Trip di Petilasan Ki Ageng Mangir
Setelah itu, baru saya memberanikan diri masuk, dan mengambil gambar tandunya. Meskipun itu Tandu hanya sebuah replika, tapi mampu menyihir saya. Merinding dibuatnya, bukan karena horrornya, tapi lebih karena maknanya. Dimana disitulah Beliau duduk menahan sakit, digotong menulusuri ratusan kilo, tandu yang digotong oleh prajuritnya bergantian. MashaaAllah, para prajurit dengan suka rela, mungkin kalau sekarang seperti itu, jarang ada yang mau jika tanpa ada imbalan.
2. Kamar tidur tempat Jenderal Soedirman beristirahat dan wafat
Ruangan kedua yang membuat saya merinding adalah kamar tidur beliau. Kamar yang cukup luas tapi isinya sederhana. Tempat tidur yang terbuat dari besi serta kasur kapuk dengan sprei dan bantal warna putih berkelambu.
Ditempat tidur tersebutlah Beliau beristirahat dan dirawat, menjalani masa-masa setelah perang gerilya. Karena Presiden Soekarno sudah melarang Beliau untuk ikut berperang kembali, Presiden Soekarno lebih mementingkan kesehatannya, yang saat itu sakitnya kambuh.
Silahkan Baca : Menyusuri Goa Cerme yang Misterius, Melewati Sungai Bawah Tanah dalam Kegelapan
Pada tanggal 29 Januari 1950, Indonesia kehilangan sosok Panglima Besar yang gagah berani, Jenderal besar Soedirman wafat di kamar tersebut. Beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.
3. Ruangan Tempat memandikan Jenazahnya Jenderal Soedirman
Ruangan ini cukup kecil, cuma berisikan 1 meja, Jenazah jenderal Soedirman terbaring diatasnya untuk dimandikan sebelum dimakamkan. Saya rasa, siapa saja yang melihat ruangan ini pasti akan merinding. Membayang jenazah Beliau dimandikan, bahkan mendekati saja kemungkinan tidak akan berani.
Karena mendengar kata jenazah saja, membuat kita langsung mengernyitkan dahi dan membuat bulukuduk merinding. Juga tidak akan berani sendirian, kecuali dia orang yang bener-bener berani.
Apalagi di ruangan tersebut yang dimandikan diatas meja adalah seorang Jenderal Besar, Jenderal yang tidak mau berdiam diri di markas, tapi ikut langsung di medan pertempuran.
Silahkan Baca : Mengulik Obyek Wisata Keraton Yogyakarta
Bener-bener sebuah wisata yang mampu menggugah rasa, bagaimana para pejuang itu mempertaruhkan nyawanya untuk NKRI. Tanpa memikirkan imbalan lebih, bahkan mereka sama sekali tidak memikirkan, apa akan menikmati hasil perjuangan mereka?
Mereka memikirkan keutuhan serta kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia untuk anak cucunya kelak. Ya, kita-kita ini yang sekarng menjadi generasi milenial, namun melupakan semangat para pejuang.
Berikut video sederhana tentang Museum Jenderal Soedirman
Penulis : Yogi Permana
Photo : Yogi Permana
Doa kami, Semoga rezeki berlimpah untuk sobat semua hari ini. Aamiin