MashaaAllah, Kena Musibah Esoknya Malah Menikah
MashaaAllah, Kena Musibah Esoknya Malah Menikah - Ada sebuah kisah menarik dari teman saya di sosial media. Ini bisa menjadi inspirasi buat kita semua. Dimana orang kena musibah malah esoknya menikah. Tidak habis pikir, bagaimana ceritanya.
Tanpa panjang lebar, mari simak kisah yang menginspirasi berikut ini dari teman sosial media saya, Ali Irfan.
Sejak kisah ini dituliskan saya belum menemukan perasaan yang mewakili Pak Sobah dan keluarganya saat ia kena musibah pada 31 Mei 2018 yang lalu. Sedih, terharu, atau bahagia. Lha, kena musibah kok bahagia?
Kamis pagi perjalanan guru muda itu, harus terhenti. Ada satu peristiwa yang berlangsung sedemikian cepat. Jalan yang berlubang tidak memuluskan perjalanannya. Ia hilang kendali. Sepeda motornya oleng. Sempat menabrak spion mobil dan membuatnya terjatuh, dan tertindih motornya sendiri. Saat itu ia masih setengah sadar. Ingin bergerak tapi tak berdaya. Ia pasrah.
Beruntung ada yang berbaik hati membawanya ke rumah sakit. Tapi hanya mengantar saja, selepas itu pergi. Celana panjang robek. Kaki memar, dengan luka di sekujur tubuh karena terkena gesekan aspal. Dalam menahan nyeri yang sedemikian sangat, beruntungnya, ia sempat mengabarkan pihak sekolah, juga keluarganya.
Silahkan Baca : MashaaAllah, Hafidz Al Qur'an ini Menikah di usia 18 tahun setelah Sempat 2 kali melalui Proses Persidangan
Saya yang berada satu kantor dengan Pak Sobah sempat menerima teleponnya. Dari situ saya dapat informasi ia di sebuah rumah sakit. Sendiri.
Tanpa pikir panjang saya menuju rumah sakit. Benar. Ia sendirian. Duduk termangu, dengan luka parah di sekujur tubuh. Terlihat mulutnya beberapa kali keluar darah. Cairan merah itu ia muntahkan di kantong kresek putih. Yang menyedihkan, belum ada tindakan apapun atas luka ia derita. Padahal sudah di ruang IGD.
Tak lama setelah itu datanglah pihak keluarga, yang tidak lain adalah calon istri Pak Sobah. Melihat kondisi Pak Sobah, akhirnya kami punya feeling yang sama. Memindahkan Pak Sobah ke rumah sakit biar dapat penangangan segera. Akhirnya kami memilih RS Kardinah. Di sana ia langsung ditangani. Hasil pemeriksaan dokter menyatakan kedua rahangnya retak. Yang satu patah, sebelahnya ratak. Perlu ada tindakan operasi.
Barangkali setelah ayah Pak Sobah, yang merasa terpukul adalah calon istrinya itu. Menurut rencana, keduanya akan melangsungkan pernikahan pada 22 Juni 2018 ini. Persiapan sudah 90%. Undangan sudah dicetak. Sudah siap sebar. Tapi melihat kejadian ini, seperti akan ada perubahan rencana. Tapi yang terjadi sungguh di luar dugaan.
Silahkan Baca : Cukup 2 Minggu Proses Ta'aruf Gadis Belia Ini, Dari Kenal sampai Lamaran
Pihak keluarga sudah bulat. Termasuk calon istrinya. Pernikahan tetap berlangsung. Apakah diundur sampai Pak Sobah kembali sehat? Ternyata tidak. Di luar dugaan, rencana pernikahan itu ternyata dipercepat.
Ida Lutfiana merasa saat membersamai Pak Sobah, serba salah. Ingin berbuat lebih, tapi perannya terbatas karena belum sah. Entah dapat kekuatan dari mana, seketika itu juga timbul nalurinya sebagai seorang istri. Ia memutuskan untuk mengatakan sesuatu kepada ibunya.
Meminta restu agar proses pernikahannya dipercepat. Niatnya satu, ingin segera dihalalkan, biar lebih leluasa merawat. Apalagi Pak Sobah sudah tidak lagi punya sosok ibu yang akan menemaninya.
Saat menyampaikan ini kepada ibunya, sang ibu hanya menatap dengan mata basah. Tak bisa berkata apa-apa. Hanya salut dengan niat putrinya yang punya niat ingin segera dihalalkan. Di tengah kondisi yang sedemikian ia ingin membaktikan diri merawat suami. Ayahnya Pak Sobah pun merasa haru. Termasuk saya.
Silahkan Baca : Pernikahan Sederhana yang Indah Hanya Bermeja Kardus Mie dan Cincin Titanium
Tidak butuh waktu lama bagi keluarga untuk mengambil keputusan. Jadilah pernikahan sederhana di rumah sakit Kardinah esok harinya. Tepat setelah sehari Pak Sobah kecelakaan. Sehari sebelum Pak Sobah menjalani operasi rahang yang patah, yang mengharuskan dia puasa tidak makan selama 2 bulan. Asupan kebutuhan makannya hanya melalui cairan.
Apa perasaan yang tepat untuk menggambarkan perasaan kedua mempelai itu? Mata saya basah! Antara sedih dan bahagia. Saat saya jenguk, ada dua doa yang saya panjatkan. Syafakallah semoga Allah segera menyembuhkan sakitnya, sekaligus barakallah atas pernikahannya.
MashaaAllah, Sungguh kisah yang mengharukan ya, bagaimana dalam setiap kejadian ada hikmah yang tidak disangka.
Kisah diatas juga menjadi sebuah inspirasi untuk para perempuan, dimana jika laki-laki calon pendampingnya mengalami kesusahan jangan malah meninggalkan. Kalau itu terjadi, berarti rasa dalam kebersamaan dan niat untuk sehidup semati hanya dimulut saja.
Tanpa panjang lebar, mari simak kisah yang menginspirasi berikut ini dari teman sosial media saya, Ali Irfan.
Sejak kisah ini dituliskan saya belum menemukan perasaan yang mewakili Pak Sobah dan keluarganya saat ia kena musibah pada 31 Mei 2018 yang lalu. Sedih, terharu, atau bahagia. Lha, kena musibah kok bahagia?
Kamis pagi perjalanan guru muda itu, harus terhenti. Ada satu peristiwa yang berlangsung sedemikian cepat. Jalan yang berlubang tidak memuluskan perjalanannya. Ia hilang kendali. Sepeda motornya oleng. Sempat menabrak spion mobil dan membuatnya terjatuh, dan tertindih motornya sendiri. Saat itu ia masih setengah sadar. Ingin bergerak tapi tak berdaya. Ia pasrah.
Beruntung ada yang berbaik hati membawanya ke rumah sakit. Tapi hanya mengantar saja, selepas itu pergi. Celana panjang robek. Kaki memar, dengan luka di sekujur tubuh karena terkena gesekan aspal. Dalam menahan nyeri yang sedemikian sangat, beruntungnya, ia sempat mengabarkan pihak sekolah, juga keluarganya.
Silahkan Baca : MashaaAllah, Hafidz Al Qur'an ini Menikah di usia 18 tahun setelah Sempat 2 kali melalui Proses Persidangan
Saya yang berada satu kantor dengan Pak Sobah sempat menerima teleponnya. Dari situ saya dapat informasi ia di sebuah rumah sakit. Sendiri.
Tanpa pikir panjang saya menuju rumah sakit. Benar. Ia sendirian. Duduk termangu, dengan luka parah di sekujur tubuh. Terlihat mulutnya beberapa kali keluar darah. Cairan merah itu ia muntahkan di kantong kresek putih. Yang menyedihkan, belum ada tindakan apapun atas luka ia derita. Padahal sudah di ruang IGD.
Tak lama setelah itu datanglah pihak keluarga, yang tidak lain adalah calon istri Pak Sobah. Melihat kondisi Pak Sobah, akhirnya kami punya feeling yang sama. Memindahkan Pak Sobah ke rumah sakit biar dapat penangangan segera. Akhirnya kami memilih RS Kardinah. Di sana ia langsung ditangani. Hasil pemeriksaan dokter menyatakan kedua rahangnya retak. Yang satu patah, sebelahnya ratak. Perlu ada tindakan operasi.
Barangkali setelah ayah Pak Sobah, yang merasa terpukul adalah calon istrinya itu. Menurut rencana, keduanya akan melangsungkan pernikahan pada 22 Juni 2018 ini. Persiapan sudah 90%. Undangan sudah dicetak. Sudah siap sebar. Tapi melihat kejadian ini, seperti akan ada perubahan rencana. Tapi yang terjadi sungguh di luar dugaan.
Silahkan Baca : Cukup 2 Minggu Proses Ta'aruf Gadis Belia Ini, Dari Kenal sampai Lamaran
Pihak keluarga sudah bulat. Termasuk calon istrinya. Pernikahan tetap berlangsung. Apakah diundur sampai Pak Sobah kembali sehat? Ternyata tidak. Di luar dugaan, rencana pernikahan itu ternyata dipercepat.
Ida Lutfiana merasa saat membersamai Pak Sobah, serba salah. Ingin berbuat lebih, tapi perannya terbatas karena belum sah. Entah dapat kekuatan dari mana, seketika itu juga timbul nalurinya sebagai seorang istri. Ia memutuskan untuk mengatakan sesuatu kepada ibunya.
Meminta restu agar proses pernikahannya dipercepat. Niatnya satu, ingin segera dihalalkan, biar lebih leluasa merawat. Apalagi Pak Sobah sudah tidak lagi punya sosok ibu yang akan menemaninya.
Saat menyampaikan ini kepada ibunya, sang ibu hanya menatap dengan mata basah. Tak bisa berkata apa-apa. Hanya salut dengan niat putrinya yang punya niat ingin segera dihalalkan. Di tengah kondisi yang sedemikian ia ingin membaktikan diri merawat suami. Ayahnya Pak Sobah pun merasa haru. Termasuk saya.
Silahkan Baca : Pernikahan Sederhana yang Indah Hanya Bermeja Kardus Mie dan Cincin Titanium
Tidak butuh waktu lama bagi keluarga untuk mengambil keputusan. Jadilah pernikahan sederhana di rumah sakit Kardinah esok harinya. Tepat setelah sehari Pak Sobah kecelakaan. Sehari sebelum Pak Sobah menjalani operasi rahang yang patah, yang mengharuskan dia puasa tidak makan selama 2 bulan. Asupan kebutuhan makannya hanya melalui cairan.
Apa perasaan yang tepat untuk menggambarkan perasaan kedua mempelai itu? Mata saya basah! Antara sedih dan bahagia. Saat saya jenguk, ada dua doa yang saya panjatkan. Syafakallah semoga Allah segera menyembuhkan sakitnya, sekaligus barakallah atas pernikahannya.
MashaaAllah, Sungguh kisah yang mengharukan ya, bagaimana dalam setiap kejadian ada hikmah yang tidak disangka.
Kisah diatas juga menjadi sebuah inspirasi untuk para perempuan, dimana jika laki-laki calon pendampingnya mengalami kesusahan jangan malah meninggalkan. Kalau itu terjadi, berarti rasa dalam kebersamaan dan niat untuk sehidup semati hanya dimulut saja.
Ali Irfan
Tegal,
3 Juni 2018
Doa kami, Semoga rezeki berlimpah untuk sobat semua hari ini. Aamiin