Bercandaan Berlebihan Para Komika Stand Up Comedy
Tertawa karena mendengar teman bercanda, itu sudah terbiasa. Terlalu serius itupun juga kurang baik untuk kesehatan kita sendiri. Makanya tiap ngumpul bersama sahabat maupun keluarga seringkali pasti ada celetukan-celetukan candaan untuk mencairkan suasana.
Acara-acara televisi maupun video-video di youtube pun viewer yang banyak tuh video-video yang lucu. Mungkin karena sekarang banyak orang-orang yang butuh hiburan yaa, jadi genre komedi begitu digemari.
Banyak orang-orang yang butuh hiburan, itu berarti banyak orang stress ya, stress dengan masalah pekerjaan, stress dengan masalah ekonomi, atau stress biaya tiap hidup selalu naik jadinya makin berat memberi makan gengsi. Hehehe....
Mungkin karena banyak persoalan yang semakin komplek tersebut, orang tiap harinya butuh komedi untuk menghibur dirinya sendiri sejenak lupa pada persoalan. Tapi, semoga itu hanya sebuah opini saya saja.
Silahkan Baca : Penyakit Keumuman Manusia, Tidak ada yang Bisa Lepas Darinya
Perhatikan, stasiun tv sekarang lebih memadatkan acara-acara yang bernuansa komedi, diacara-acara serius pun selalu memunculkan komedi. Contoh lain, film-film layar lebar, sekarang berlalu lalang para pemain stand up komedi menjadi pemerannya. Serta kebanyakan juga bergenre komedi layaknya acara televisi.
Kalau sudah ngomongin stand up komedi, saya jadi mau nanya nih, berapa hari sekali kamu menonton video para komika di Youtube? Bisa tiap hari ya, atau kalau lagi stress dan suntuk saja. Tergantung situasi.
Namun, sayangnya, semakin kesini, Para pemain stand up comedy dan sejenisnya membuat lawakan yang mengandung dusta. Jokes-jokesnya kalimat kebohongan, belum lagi yang menyasar fisik untuk sebuah candaan belaka.
Kalau ngelawak tapi tidak dusta masih boleh kok. Hanya saja sebagian Pelawak kadang kala berdusta agar jokes-jokesnya bisa untuk membuat orang tertawa.
Perlu kita ketahui bahwa, berdusta saat bercanda tetap tidak baik sebagaimana berdusta dalam keadaan lainnya. "Come On laaah, ini hanya candaan, jangan terlalu dianggap serius", akan ada ungkapan seperti itu, pastinya.
Silahkan Baca : Setelah Hijrah bukan Berarti Kamu bebas Menghelai Nafas
Ada sebuah hadits menyebutkan, “Seseorang tidak dikatakan beriman seluruhnya sampai ia meninggalkan dusta saat bercanda dan ia meninggalkan debat walau itu benar.” (HR. Ahmad 2: 352. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini dhaif)
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Aku juga bercanda namun aku tetap berkata yang benar.” (HR. Thobroni dalam Al Kabir 12: 391. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut shahih dalam Shahih Al Jaami’ no. 2494).”
Berdusta yang tujuannya hanya sebatas ingin membuat orang yang menontonnya tertawa termasuk kena ancaman ‘wail’.
Dari Bahz bin Hakim, ia berkata bahwa ayahnya, Hakim telah menceritakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Daud no. 4990 dan Tirmidzi no. 3315. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Ayolah, banyak kok candaan-candaan yang bisa bikin orang tersenyum tanpa harus mengatakan dusta, atau acara-acara tivi yang bercandaannya pakai ejekan langsung ke fisik.
Boleh saja membuat candaan namun sekadar garam yang dibutuhkan pada makanan. Terlalu berlebihan bercanda jadi tidak enak, malah keasinan. Kalau sudah keasinan, makanan itu pun akan jadi percuma.
Silahkan Baca : Tanda-Tanda kalau Kamu termasuk dalam Kategori Orang-Orang yang Tulus
“Janganlah banyak tertawa karena banyak tertawa dapat mematikan hati.” (Shahih Al Jami’ no. 7435, dari Abu Hurairah)
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman… [At Taubah : 65-66]
Bukankah sesuai faktanya dengan dalih jangan terlalu serius, "ayolah, ini hanya candaan, nggak usah dibawa serius Brooo".
Inget yaa!! Muslim yang taat, entah ia sebagai pemimpin, pengusaha, politisi, birokrat, karyawan sampai buruh sekalipun, tidak akan pernah mau, apalagi sampai dengan suka rela untuk melakukan kebohongan-kebohongan. Sebab, cepat atau lambat, kebohongan pasti menjerumuskan pelakunya pada kesengsaraan besar, baik di dunia, lebih-lebih di akhirat.
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda
“Sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada perbuatan baik, dan perbuatan baik menunjukkan kepada surga dan sesungguhnya seseorang yang membiasakan jujur ia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan, sesungguhnya dusta menunjukkan kepada perbuatan dosa, dan perbuatan dosa menunjukkan kepada neraka, dan sesungguhnya seseorang yang biasa berdusta ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (Muttafaqun Alaih).
Tulisan ini bukan hanya ditujukan untuk pelawak tetapi juga untuk kita semua, untuk tidak bercanda berlebihan dengan sebuah kebohongan. Berarti mari mulai saat ini setiap perkataan yang berniat untuk sekedar bercandaan, terlebih dahulu kita pikirkan. Karena dalam setiap candaan, belum tentu orang lain menerimanya, apalagi sampai menyinggung fisik untuk ditertawakan.
Silahkan Baca : Mengemis Jaman Now
Pustaka
@wahfiiii
@ikhwan.id
Doa kami, Semoga Kita menjadi hamba Allah yang selalu dalam PerlindunganNya. Aamiin
Acara-acara televisi maupun video-video di youtube pun viewer yang banyak tuh video-video yang lucu. Mungkin karena sekarang banyak orang-orang yang butuh hiburan yaa, jadi genre komedi begitu digemari.
Banyak orang-orang yang butuh hiburan, itu berarti banyak orang stress ya, stress dengan masalah pekerjaan, stress dengan masalah ekonomi, atau stress biaya tiap hidup selalu naik jadinya makin berat memberi makan gengsi. Hehehe....
Mungkin karena banyak persoalan yang semakin komplek tersebut, orang tiap harinya butuh komedi untuk menghibur dirinya sendiri sejenak lupa pada persoalan. Tapi, semoga itu hanya sebuah opini saya saja.
Silahkan Baca : Penyakit Keumuman Manusia, Tidak ada yang Bisa Lepas Darinya
Perhatikan, stasiun tv sekarang lebih memadatkan acara-acara yang bernuansa komedi, diacara-acara serius pun selalu memunculkan komedi. Contoh lain, film-film layar lebar, sekarang berlalu lalang para pemain stand up komedi menjadi pemerannya. Serta kebanyakan juga bergenre komedi layaknya acara televisi.
Kalau sudah ngomongin stand up komedi, saya jadi mau nanya nih, berapa hari sekali kamu menonton video para komika di Youtube? Bisa tiap hari ya, atau kalau lagi stress dan suntuk saja. Tergantung situasi.
Namun, sayangnya, semakin kesini, Para pemain stand up comedy dan sejenisnya membuat lawakan yang mengandung dusta. Jokes-jokesnya kalimat kebohongan, belum lagi yang menyasar fisik untuk sebuah candaan belaka.
Kalau ngelawak tapi tidak dusta masih boleh kok. Hanya saja sebagian Pelawak kadang kala berdusta agar jokes-jokesnya bisa untuk membuat orang tertawa.
Perlu kita ketahui bahwa, berdusta saat bercanda tetap tidak baik sebagaimana berdusta dalam keadaan lainnya. "Come On laaah, ini hanya candaan, jangan terlalu dianggap serius", akan ada ungkapan seperti itu, pastinya.
Silahkan Baca : Setelah Hijrah bukan Berarti Kamu bebas Menghelai Nafas
Ada sebuah hadits menyebutkan, “Seseorang tidak dikatakan beriman seluruhnya sampai ia meninggalkan dusta saat bercanda dan ia meninggalkan debat walau itu benar.” (HR. Ahmad 2: 352. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini dhaif)
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Aku juga bercanda namun aku tetap berkata yang benar.” (HR. Thobroni dalam Al Kabir 12: 391. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut shahih dalam Shahih Al Jaami’ no. 2494).”
Berdusta yang tujuannya hanya sebatas ingin membuat orang yang menontonnya tertawa termasuk kena ancaman ‘wail’.
Dari Bahz bin Hakim, ia berkata bahwa ayahnya, Hakim telah menceritakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Daud no. 4990 dan Tirmidzi no. 3315. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Ayolah, banyak kok candaan-candaan yang bisa bikin orang tersenyum tanpa harus mengatakan dusta, atau acara-acara tivi yang bercandaannya pakai ejekan langsung ke fisik.
Boleh saja membuat candaan namun sekadar garam yang dibutuhkan pada makanan. Terlalu berlebihan bercanda jadi tidak enak, malah keasinan. Kalau sudah keasinan, makanan itu pun akan jadi percuma.
Silahkan Baca : Tanda-Tanda kalau Kamu termasuk dalam Kategori Orang-Orang yang Tulus
“Janganlah banyak tertawa karena banyak tertawa dapat mematikan hati.” (Shahih Al Jami’ no. 7435, dari Abu Hurairah)
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman… [At Taubah : 65-66]
Bukankah sesuai faktanya dengan dalih jangan terlalu serius, "ayolah, ini hanya candaan, nggak usah dibawa serius Brooo".
Inget yaa!! Muslim yang taat, entah ia sebagai pemimpin, pengusaha, politisi, birokrat, karyawan sampai buruh sekalipun, tidak akan pernah mau, apalagi sampai dengan suka rela untuk melakukan kebohongan-kebohongan. Sebab, cepat atau lambat, kebohongan pasti menjerumuskan pelakunya pada kesengsaraan besar, baik di dunia, lebih-lebih di akhirat.
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda
“Sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada perbuatan baik, dan perbuatan baik menunjukkan kepada surga dan sesungguhnya seseorang yang membiasakan jujur ia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan, sesungguhnya dusta menunjukkan kepada perbuatan dosa, dan perbuatan dosa menunjukkan kepada neraka, dan sesungguhnya seseorang yang biasa berdusta ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (Muttafaqun Alaih).
Tulisan ini bukan hanya ditujukan untuk pelawak tetapi juga untuk kita semua, untuk tidak bercanda berlebihan dengan sebuah kebohongan. Berarti mari mulai saat ini setiap perkataan yang berniat untuk sekedar bercandaan, terlebih dahulu kita pikirkan. Karena dalam setiap candaan, belum tentu orang lain menerimanya, apalagi sampai menyinggung fisik untuk ditertawakan.
Silahkan Baca : Mengemis Jaman Now
Pustaka
@wahfiiii
@ikhwan.id
Doa kami, Semoga Kita menjadi hamba Allah yang selalu dalam PerlindunganNya. Aamiin