Mengenal Tarian Cepetan Alas Khas Karanggayam Kebumen
Tarian tradisional Cepetan Alas diawali dengan musik pengiring gamelan sederhana dan bedug
Atmosterku.com | Mengenal Tarian Cepetan Alas Khas Karanggayam Kebumen - Ini sebenarnya sudah ada dalam daft di Blog saya, tapi karena terserang virus malas nulis yang akut, akhirnya draft tulisan tentang Mengenal Tarian Cepetan Alas Khas Karanggayam Kebumen cuma tersimpan rapi. Mumpung lagi mood juga, saya coba untuk melanjutkan tulisan tentang tarian tradisional yang mempunyai 2 versi cerita sejarahnya. Serta untuk pengejaan huruf e pada kata CEPETAN itu seperti mengucapkan kata Bebek.
Pertama saya tau tarian ini dan nonton langsung seperti apa tari cepetan alas ini, saat tari ini tampil diacara CFD (car free day) di Alun-alun Kebumen. Menurut saya, tarian cepetan alas hampir dengan tari kuda lumping ataupun Ebeg, karena di Kebumen sendiri, ebeg dan kuda lumping sudah menjelma menjadi hiburan masyarakat. Apalagi masyarakat yang kalangan bawah. Saat dibawakan pasti selalu ramai, apalagi saat adegan klimaksnya yakni para penari mengalami kesurupan. *Adegan Kesurupan ditampilkan dalam Video diakhir artikel ini.
Tarian Cepetan Alas juga seperti itu, namun Tarian Cepetan tidak menggunakan Barongan. Para penari hanya memakai topeng yang bentuknya seram. Sekilas topengnya kaya bentuk mulut Goa Jatijajar. Tarian Cepetan Alas maupun Ebeg, sekarang mulai kurang diminati, kalah sama tarian-tarian modern.
Akan tetapi, jika tari ini ditampilkan, akan menyajikan aura tersendiri yang mampu memikat penonton. Jika tak dilestarikan sama generasi penerus, tetep saja tari cepetan alas hanya tinggal sejarah saja.
Silahkan Baca : Seimbangkan Hidup dengan Refreshing Mind
Nah, sebelum lebih jauh lagi, alangkah baiknya jika kita memahami terlebih dahulu sejarah dari tarian cepetan alas khas karanggayam kebumen ini. Cerita tarian ini ada dua versi. Oh ya sebelum lanjut, kata dasar dari Cepetan Alas adalah Cepet dan Alas, dalam kamus bahasa jawa, Cepet itu merupakan sejenis makhluk halus, dulu pas saya kecil sering diwanti-wanti kalau jam-jam 11 - 1 siang. "awas, bocah cilik aja dolan adoh-adoh nek bedug, mengko diculik cepet" (Awas, anak kecil jangan main jauh-jauh kalau siang hari, nanti diculik cepet). Bukan hanya siang, mejelang maghrib juga diwanti-wanti begitu. Kemudian Alas, yang berarti Hutan.
Saya kutip dari kebumen2013.com, bahwa saat itu, zaman dimana rakyat benar-benar mengalami yang namanya penderitaan, baik sandang, pangan, dan papan. Hal ini dialami juga oleh masyarakat Karanggayam. Selain itu, bencana tiap hari melanda berupa penyakit yang merenggut nyawa. Pertanian saat itu tidak bisa diandalkan.
Akhirnya seorang sesepuh memerintahkan untuk bersama–sama membuka hutan untuk dijadikan lahan pemukiman dan pertanian yang baru. Hutan itu bernama Curug Bandung, sebuah hutan yang dikenal sangat angker.
Cobaan pun datang menghampiri sesepuh dan para warga ketika hutan Curug Bandung dibuka. Semua penghuni hutan, baik binatang dan mahluk halus (cepet, brekasakan, banaspati, raksasa dan lain – lain) harus mereka hadapi. Dengan perjuangan yang keras dari warga, sesepuh dan pemimpin pada saat itu, akhirnya masalah, gangguan dan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh penghuni hutan Curug Bandung pun bisa teratasi. Tempat baru tersebut kemudian menjadi sebuah pemukiman yang makmur dan tentram, karena tidak ada lagi gangguan yang perlu ditakuti.
Kemudian kisah yang kedua, tari cepetan alas dengan topeng-topengnya yang seram merupakan inisiatif dari warga Karanggayam untuk mengusir penjajah dari Perkebunan/ lahan mereka. Dengan cara menyamar menjadi makhluk halus, Cepetan Alas. Selain itu juga warga membuat berita bahwa wilayah perkebunan tersebut memang angker. Untuk membuat penjajah takut, dan kemudian pergi dari wilayah perkebunan.
Cerita rakyat tersebut yang kemudian ditampilkan dalam bentuk sebuah tarian cepetan alas yang dibawakan oleh beberapa orang dengan menggunakan topeng-topeng yang terlihat seram. Seakan menggambarkan makhluk halus berinisial cepet tersebut.
Beberapa gerakan menggambarkan perkelahian antara sosok manusia dengan berbagai macam mahluk halus dan binatang penghuni hutan yang diakhiri dengan kemenangan tokoh manusia dan menyingkirnya para mahluk halus dan binatang hutan. Atau gerakan yang dimaksudkan untuk menakut-nakuti para penjajah.
Silahkan Baca : Masih Eksisnya Pabrik Rokok Sintren Gombong dengan Historicalnya
Dalam penampilannya, pawang akan menunjukkan atraksi dengan jurus-jurus. Adegan ini biasanya dilakukan ketika para penari cepetan sudah mengalami yang namanya kesurupan. Seakan pawang mengajak duel, penari akan melakukan jungkir balik beberapa kali yang diakhiri dengan tumbangnya sang penari. Saat itu penari tersebut segera disembuhkan dari Kesurupan.
Adegan para penari kesurupan merupakan adegan yang ditunggu-tunggu warga, karena pada saat penari kesurupan, sering kali mereka melakukan gerakan-gerakan yang diluar kemampuan asli para penari. Mulai dari makan bunga, nggigit kelapa, jungkir balik, atau yang lainnya.
Atraksi Tarian Cepetan Alas akan berakhir ketika para penari sudah disembuhkan dari kesurupan. Namun hampir seasib seperti Ebeg, tarian Cepetan Alas mulai asing serta jarang dipertunjukkan. Hanya pada acara-acara tertentu saja, tarian ini dipertunjukkan untuk menghibur warga.
Silahkan Baca :
Pertama saya tau tarian ini dan nonton langsung seperti apa tari cepetan alas ini, saat tari ini tampil diacara CFD (car free day) di Alun-alun Kebumen. Menurut saya, tarian cepetan alas hampir dengan tari kuda lumping ataupun Ebeg, karena di Kebumen sendiri, ebeg dan kuda lumping sudah menjelma menjadi hiburan masyarakat. Apalagi masyarakat yang kalangan bawah. Saat dibawakan pasti selalu ramai, apalagi saat adegan klimaksnya yakni para penari mengalami kesurupan. *Adegan Kesurupan ditampilkan dalam Video diakhir artikel ini.
Tarian Cepetan Alas juga seperti itu, namun Tarian Cepetan tidak menggunakan Barongan. Para penari hanya memakai topeng yang bentuknya seram. Sekilas topengnya kaya bentuk mulut Goa Jatijajar. Tarian Cepetan Alas maupun Ebeg, sekarang mulai kurang diminati, kalah sama tarian-tarian modern.
Akan tetapi, jika tari ini ditampilkan, akan menyajikan aura tersendiri yang mampu memikat penonton. Jika tak dilestarikan sama generasi penerus, tetep saja tari cepetan alas hanya tinggal sejarah saja.
Silahkan Baca : Seimbangkan Hidup dengan Refreshing Mind
Nah, sebelum lebih jauh lagi, alangkah baiknya jika kita memahami terlebih dahulu sejarah dari tarian cepetan alas khas karanggayam kebumen ini. Cerita tarian ini ada dua versi. Oh ya sebelum lanjut, kata dasar dari Cepetan Alas adalah Cepet dan Alas, dalam kamus bahasa jawa, Cepet itu merupakan sejenis makhluk halus, dulu pas saya kecil sering diwanti-wanti kalau jam-jam 11 - 1 siang. "awas, bocah cilik aja dolan adoh-adoh nek bedug, mengko diculik cepet" (Awas, anak kecil jangan main jauh-jauh kalau siang hari, nanti diculik cepet). Bukan hanya siang, mejelang maghrib juga diwanti-wanti begitu. Kemudian Alas, yang berarti Hutan.
Sejarah Tarian Cepetan Alas Khas Karanggayam Kebumen
Lanjut ke sejarahnya, Kisah yang pertama, menggambarkan proses pembukaan lahan untuk pemukiman di zaman penjajahan Jepang di Karanggayam pada tahun 1943. 2 tahun sebelum presiden Soekarno mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia.Saya kutip dari kebumen2013.com, bahwa saat itu, zaman dimana rakyat benar-benar mengalami yang namanya penderitaan, baik sandang, pangan, dan papan. Hal ini dialami juga oleh masyarakat Karanggayam. Selain itu, bencana tiap hari melanda berupa penyakit yang merenggut nyawa. Pertanian saat itu tidak bisa diandalkan.
Akhirnya seorang sesepuh memerintahkan untuk bersama–sama membuka hutan untuk dijadikan lahan pemukiman dan pertanian yang baru. Hutan itu bernama Curug Bandung, sebuah hutan yang dikenal sangat angker.
Silahkan Baca
Cobaan pun datang menghampiri sesepuh dan para warga ketika hutan Curug Bandung dibuka. Semua penghuni hutan, baik binatang dan mahluk halus (cepet, brekasakan, banaspati, raksasa dan lain – lain) harus mereka hadapi. Dengan perjuangan yang keras dari warga, sesepuh dan pemimpin pada saat itu, akhirnya masalah, gangguan dan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh penghuni hutan Curug Bandung pun bisa teratasi. Tempat baru tersebut kemudian menjadi sebuah pemukiman yang makmur dan tentram, karena tidak ada lagi gangguan yang perlu ditakuti.
Para pengiring musik, menggunakan gameran dkk. (foto : Yogi Permana) |
Cerita rakyat tersebut yang kemudian ditampilkan dalam bentuk sebuah tarian cepetan alas yang dibawakan oleh beberapa orang dengan menggunakan topeng-topeng yang terlihat seram. Seakan menggambarkan makhluk halus berinisial cepet tersebut.
Alur Pertunjukan Tarian Cepetan Alas Khas Karanggayam
Tarian tradisional Cepetan Alas diawali dengan musik pengiring gamelan sederhana dan bedug. Kemudian disusul dengan kemunculan para penari yang memakai topeng dan pengantar dalam sebuah narasi singkat menggunakan bahasa Jawa tentang asal mula tarian tradisional Cepetan.Beberapa gerakan menggambarkan perkelahian antara sosok manusia dengan berbagai macam mahluk halus dan binatang penghuni hutan yang diakhiri dengan kemenangan tokoh manusia dan menyingkirnya para mahluk halus dan binatang hutan. Atau gerakan yang dimaksudkan untuk menakut-nakuti para penjajah.
Silahkan Baca : Masih Eksisnya Pabrik Rokok Sintren Gombong dengan Historicalnya
Dalam penampilannya, pawang akan menunjukkan atraksi dengan jurus-jurus. Adegan ini biasanya dilakukan ketika para penari cepetan sudah mengalami yang namanya kesurupan. Seakan pawang mengajak duel, penari akan melakukan jungkir balik beberapa kali yang diakhiri dengan tumbangnya sang penari. Saat itu penari tersebut segera disembuhkan dari Kesurupan.
Para penari sudah mulai Kesurupan. (foto : Yogi Permana) |
Atraksi Tarian Cepetan Alas akan berakhir ketika para penari sudah disembuhkan dari kesurupan. Namun hampir seasib seperti Ebeg, tarian Cepetan Alas mulai asing serta jarang dipertunjukkan. Hanya pada acara-acara tertentu saja, tarian ini dipertunjukkan untuk menghibur warga.
Silahkan Baca :
Berikut ini adalah video singkat dari Tarian Cepetan Alas Karanggayam
Doa kami, Semoga rezeki berlimpah untuk sobat semua hari ini. Aamiin