Kekasih Palsumu telah Membuat Pemikiranmu jadi Matematis
Masihkah kamu membanggakan kekasih palsu??
Atmosterku.com | Kekasih Palsumu telah Membuat Pemikiranmu jadi Matematis - Jaman sekarang tak punya pacar? wah, ketinggalan tuh, nggak gaul, cupu, kampungan. Terus dibully jomblo lah, yang nggak laku lah. Pokoknya banyak deh, ejekan-ejekan buat yang nggak pacaran. Atau kamu pun ikut mengejek mereka yang nggak pacaran?
Namun, buat kamu yang suka dengan aktivitas pacaran ya, seringkali kamu merasa nyaman saat bersama dengan ‘kekasih’ tercinta. Padahal jika ditelisik lebih dalam lagi, itu bukanlah sebuah kenyamanan tapi ketertawanan.
Sebaliknya, jika kamu terpisah atau dijauhkan dari ‘kekasih’ tercinta, ya semacam LDR-an, atau tidak lagi bersama, maka rasa tak nyaman mulai menyergap. Padahal ini hanya sementara, setelah itu lupa lagi.
Karena telah sering kenyamanan diukur bersama ‘kekasih’ tercinta, maka kamu makin matematis mengukur kesenangan. Sadarilah, ini hanyalah sebuah kepalsuan. Penipuan berkedok rasa nyaman, layaknya minum gula, enak, tapi jika kebanyakan dan terus-terusan merusak secara perlahan.
( Silahkan Baca : Dia yang Kita tahu adalah Dia yang Terbentuk dari Penilaian melalui Sosial Media )
Karena pemikiran makin matematismu yang menyukai budaya pacaran, akan merasa makin tidak puas dan semakin tinggi standar hidupmu. Saat itulah Allah telah lenyap dari dalam dirimu yang berbudaya tersebut.
Yang tersisa hanya rasa yang dimiliki bersama sang ‘kekasih’. Tersisa tinggal logika matematis. Semakin jauh berlari dari Allah. Kelihatannya kamu sholat serta beribadah yang lainnya, namun itu hanya sebuah ritual saja, karena hanya menjalanka sebuah kewajiban saja bukan karena itu sebuah kebutuhanmu.
Kekasih palsumu telah merubahmu pemikiranmu jadi matematis. Itu-itu saja, maksudnya hanya kekasih palsu yang dipikirkan melulu, tak berkembang dengan memikirkan yang lainnya.
Kalau sudah seperti itu, jika saja tiba-tiba, tanpa ada badai, tanpa ada ombak, tanpa ada kabar berita, kamu mendengar kata ‘putus’ dari sang kekasih, seperti kilat menyambar, seperti dilempar-lempar, dipukul-pukul. Tidak pernah siap dan takkan pernah siap diri mereka untuk melawan rasa sakit yang lebih.
Bahkan, beberapa darimu tak mampu menerima kenyataan tersebut. Mengakhiri hidup sendiri pun terkadang menjadi sebuah pilihan atau mengakhiri hidup sang kekasih. Na'udzubillah...
Keterlanjuran yang mendalam dengan ‘kekasih’ menjadikan mata hatimu akan buta. Tidak pernah lagi bisa menghadirkan Allah dalam hati. Padahal, dengan mendekati Allah lah sebaik-baiknya kenyamanan.
Asal kamu tau saja, bahwa ‘kekasih’ yang (katanya) kamu cintai di dunia, itu sebenarnya adalah palsu. Bukan kekasih sejati yang sering disampaikan sama kamu dengan sebuah kata-kata, "kamu adalah kekasih sejatiku".
( Silahkan Baca : Ketika Rasa Cinta datang Menghangatkan Kembali Debaran Jantung Hingga Tak Menentu )
Terus siapa kekasih sejatimu? Kekasih palsumu, sesungguhnya telah banyak melupakan, namun kekasih sejati adalah dia yang mengikuti aturan Allah menunggu sampai akad tak terbantah, sampai kata sah terucap. Dia yang menautkan hatinya pada Allah, sebagai pedoman untuk berjalan bersama menuju setiap keridhoan-Nya.
Ingat ya, ‘kekasih’ palsu di dunia ini telah banyak melenakan, membutakan, menutupi siapa kekasih sejatimu. Kamu semua telah berlari dari Allah, hanya untuk memburunya yang semu.
Padahal kekasihmu yang sesungguhnya adalah yang paling sering memperhatikanmu, dengan segenap Rahman dan Rahim-Nya.
So, buat yang jomblo dalam jalan Allah, maksdnya jomblo karena menjaga prinsip agar tetap ada dijalan Allah, sabar saja jika ada ejekan atau bully-an. Anggap saja itu bonus kita, bonus pahala, selain itu juga sebuah insentif, karena telah bersabar saat diejek.
Namun, buat kamu yang suka dengan aktivitas pacaran ya, seringkali kamu merasa nyaman saat bersama dengan ‘kekasih’ tercinta. Padahal jika ditelisik lebih dalam lagi, itu bukanlah sebuah kenyamanan tapi ketertawanan.
Sebaliknya, jika kamu terpisah atau dijauhkan dari ‘kekasih’ tercinta, ya semacam LDR-an, atau tidak lagi bersama, maka rasa tak nyaman mulai menyergap. Padahal ini hanya sementara, setelah itu lupa lagi.
Karena telah sering kenyamanan diukur bersama ‘kekasih’ tercinta, maka kamu makin matematis mengukur kesenangan. Sadarilah, ini hanyalah sebuah kepalsuan. Penipuan berkedok rasa nyaman, layaknya minum gula, enak, tapi jika kebanyakan dan terus-terusan merusak secara perlahan.
( Silahkan Baca : Dia yang Kita tahu adalah Dia yang Terbentuk dari Penilaian melalui Sosial Media )
Karena pemikiran makin matematismu yang menyukai budaya pacaran, akan merasa makin tidak puas dan semakin tinggi standar hidupmu. Saat itulah Allah telah lenyap dari dalam dirimu yang berbudaya tersebut.
Yang tersisa hanya rasa yang dimiliki bersama sang ‘kekasih’. Tersisa tinggal logika matematis. Semakin jauh berlari dari Allah. Kelihatannya kamu sholat serta beribadah yang lainnya, namun itu hanya sebuah ritual saja, karena hanya menjalanka sebuah kewajiban saja bukan karena itu sebuah kebutuhanmu.
Kekasih palsumu telah merubahmu pemikiranmu jadi matematis. Itu-itu saja, maksudnya hanya kekasih palsu yang dipikirkan melulu, tak berkembang dengan memikirkan yang lainnya.
Kalau sudah seperti itu, jika saja tiba-tiba, tanpa ada badai, tanpa ada ombak, tanpa ada kabar berita, kamu mendengar kata ‘putus’ dari sang kekasih, seperti kilat menyambar, seperti dilempar-lempar, dipukul-pukul. Tidak pernah siap dan takkan pernah siap diri mereka untuk melawan rasa sakit yang lebih.
Bahkan, beberapa darimu tak mampu menerima kenyataan tersebut. Mengakhiri hidup sendiri pun terkadang menjadi sebuah pilihan atau mengakhiri hidup sang kekasih. Na'udzubillah...
Keterlanjuran yang mendalam dengan ‘kekasih’ menjadikan mata hatimu akan buta. Tidak pernah lagi bisa menghadirkan Allah dalam hati. Padahal, dengan mendekati Allah lah sebaik-baiknya kenyamanan.
Asal kamu tau saja, bahwa ‘kekasih’ yang (katanya) kamu cintai di dunia, itu sebenarnya adalah palsu. Bukan kekasih sejati yang sering disampaikan sama kamu dengan sebuah kata-kata, "kamu adalah kekasih sejatiku".
( Silahkan Baca : Ketika Rasa Cinta datang Menghangatkan Kembali Debaran Jantung Hingga Tak Menentu )
Terus siapa kekasih sejatimu? Kekasih palsumu, sesungguhnya telah banyak melupakan, namun kekasih sejati adalah dia yang mengikuti aturan Allah menunggu sampai akad tak terbantah, sampai kata sah terucap. Dia yang menautkan hatinya pada Allah, sebagai pedoman untuk berjalan bersama menuju setiap keridhoan-Nya.
Ingat ya, ‘kekasih’ palsu di dunia ini telah banyak melenakan, membutakan, menutupi siapa kekasih sejatimu. Kamu semua telah berlari dari Allah, hanya untuk memburunya yang semu.
Padahal kekasihmu yang sesungguhnya adalah yang paling sering memperhatikanmu, dengan segenap Rahman dan Rahim-Nya.
So, buat yang jomblo dalam jalan Allah, maksdnya jomblo karena menjaga prinsip agar tetap ada dijalan Allah, sabar saja jika ada ejekan atau bully-an. Anggap saja itu bonus kita, bonus pahala, selain itu juga sebuah insentif, karena telah bersabar saat diejek.
pustaka: LukyRouf
Terima kasih ya telah menyempatkan waktu untuk membaca Kekasih Palsumu telah Membuat Pemikiranmu jadi Matematis.
Doa kami, Semoga rezeki berlimpah untuk sobat semua hari ini. Aamiin