Saat BERBAGI Sebenarnya bukan Mereka yang Menerima, Ternyata Kita-lah yang Merasa Senang
Keceriaan anak-anak yatim (republika.co.id) |
Ketika kita membantu orang dhuafa, siapa yang lebih senang? Orang dhuafa itu atau kita?
Pikirkan dulu sebelum dijawab. Sudah?
Si anak yatim dan si orang dhuafa memang senang. Namun jangan salah, ternyata kita-lah yang lebih senang. Coba ingat-ingat kembali, pasti kita pernah mengalami perasaan senang ini. Betul apa betul?
Silahkan Baca : Keajaiban Sedekah, Kisah Nyata Pak Husni
Lebih senang, kok bisa? Simak deh penjelasan berikut. Satu hal yang perlu ditegaskan, sebelum men-share tulisan ini, baiknya kita baca dulu sampai selesai. Boleh?
Begini. Telah ditemukan fenomena 'warm-glow-effect’ oleh James Andreoni pada tahun 1989, di mana orang-orang yang beramal atau berbagi, akan mengalami sensasi perasaan positif. Sekali lagi, perasaan positif ini diperoleh setelah tindakan mereka memberi atau membantu orang lain.
Studi tahun 2006 oleh Jorge Moll dari National Institutes of Health menemukan, sejumlah area di otak yang terkait dengan kenyamanan, koneksi sosial, dan rasa saling percaya teraktifkan ketika memberi. Otak pun dicurahi endorfin dan dopamin, sehingga menambah perasaan positif yang disebut 'helper’s high'. Semakin membaca tulisan ini, kita pun semakin tertarik untuk men-share-nya. Karena manfaatnya untuk temen-temen yang lain.
Tidak cukup sampai disitu, rupanya terdapat sederet penelitian menunjukkan korelasi antara sikap dermawan dan kesehatan. Di antaranya penelitian Stephanie Post, yang dimuat dalam buku Why Good Things Happen To Good People, yang menyimpulkan bahwa berbagi kepada sesama dapat meningkatkan kesehatan penderita penyakit kronis, seperti HIV.
Sebagian orang sudah yakin dengan dalil-dalil agama terkait berbagi. Itu bagus. Namun yang lain masih ragu-ragu. Jujur saja, mereka lebih menyukai data-data ilmiah. Nah, penjelasan singkat di atas membuktikan secara rasional bahwa berbagi itu menyehatkan. Benar-benar menyehatkan. Right?
Silahkan Baca : Terima dengan Lapang Dada Setiap Kritik Saran di Medsos, Karena Siapa tau akan Mengangkat Derajat Kita untuk menjadi sebaik-baik Manusia
Kita bisa berbagi dalam bentuk apa saja. Mungkin uang, tenaga, waktu, perhatian, doa, atau yang lainnya. Di hari yang sangat baik ini, hal sederhana yang bisa kita lakukan adalah men-share tulisan ini. Bayangkan, setiap kali si pembaca tergerak hatinya untuk berbagi, maka kita (saya dan Anda) akan turut keciprat pahala dan berkahnya.
Tertarik? karena berbagi itu dari niat dan action dari kita, tanpa mempunyai hati, niat pun nggak ada.
Yuk mari, kita banyak berbagi, jangan sungkan untuk berbagi lebih banyak pada orang. Nggak usah banyak mikir. Oke!! Laksanakan
Pustaka : WA Ippho Santosa
Terima kasih ya telah menyempatkan waktu untuk membaca artikel Saat BERBAGI Sebenarnya bukan Mereka yang Menerima, Ternyata Kita-lah yang Merasa Senang
Mari menjadi pahlawan penyebar kebaikan dengan men-SHARE artikel Ini. Semoga rezeki berlimpah untuk sahabat yang sudah menjadi pahlawan penyebar kebaikan. Aamiin