Mashaa Allah,
Atmosferku.com dikirimi email dari seorang gadis belia, namun mempunyai kisah yang Inshaa Allah sangat mengINSPIRASI untuk kita, khususnya untuk anak-anak muda yang masih sekolah. Yang hanya berpikir senang-senang, dan juga senang-senang dengan lawan jenisnya. Usia belia bukan untuk digunakan dengan melakukan hal yang sia-sia, bahkan usia muda mesti bisa menjadi yang manfaat bagi lingkungan. Meskipun berat dirasa, namun kuat dalam menjalaninya. Inilah bukti bahwa Allah akan selalu menguatkan, bagi hambaNya yang hatinya tertaut padaNya. Tanpa panjang lebar lagi, berikut kisah Inspirasi seorang gadis belia yang benar-benar menggugah rasa. Silahkan Baca dengan riang, dan hati yang tentram.
Namaku Arafah (nama samaran), usiaku saat ini 18 tahun. Masih luwes menjadi siswa bukan? Aku ingin sedikit berbagi tentang kisah hijrahku.
Kisahku Saat Memutuskan Untuk Berhijab
Dulu, saat aku duduk dibangku SMA kelas satu tepatnya, aku merasakan diuji dengan ke-istiqomahanku.
Aku bersekolah disebuah sekolahan berbasis pesantren. Mungkin anggapan kalian, sekolah berbasis pesantren selalu berbobot ke-agama, dari pengajaran sampai kesiswanya. Tapi tidak yang aku alami, aku berada dalam lingkungan kelas yang sedikit sekali bisa aku ajak tukar pikiran masalah agama, terutama ketika menyinggung masalah jilbab. Maaf bisa dibilang aku siswa yang agak alim dalam penampilan, Aku tak pernah memakai jilbab tipis, maklum aku berhijab dari kelas satu SD, awalnya, saat itu aku mengaji, ada seorang ustad yang berkata padaku, "wanita jika tak menutup auratya besok di Neraka Rambutnya digantung". Naudzubillah..
Baca Juga
Berawal dari ketakutan itu, aku memaksa diriku berhijab meski bajuku waktu SD masih pendek. Yaaa, dengan berjalanya waktu semua menjadi terbiasa, sampai saat ini aku masih berhijab, alhamdulillah.
Kisahku Saat Berada dibangku SMA
Awal aku masuk bangku SMA, aku mengira semua akan baik-baik saja, tapi apa yang terjadi? Tuhan mengajarkanku bagaimana aku hijrah dan bersabar. Aku selalu diuji saat hendak sholat dzuhur, musola yang tak terlalu jauh sangat memungkinkan untuk aku jangkau, tapi sayang setiap kali aku mengajak teman-teman sholat berjamaah, setiap kali pula aku harus menerima respon pedas. Yaa, alasan mereka cukup masuk akal, males antri wudhu dan males antri mukena. Iyaa, saya akui tapi bukanya itu ujian, mau sholat saja kita diuji mengantri mukena (sabar). "Emm, yaa itu terserah mereka sih, yang terpenting aku sudah mengingatkan", gumamku
Tiba-tiba aku merasa bersalah, saat ustadah menyapaku "Arafah sendirian, Temennya gak diajak?", aku hanya tersenyum. Ada rasa tak enak sebenarnya, aku seperti membiarkan temanku tak ikut jamaah, ditambah lagi tiap pulang dari Mushola, aku harus melewati lorong kelas anak lainya dan didepan berjejer anak lelaki? Yaa Allah, malu rasanya jika lewat dihadapan mereka, banyak tanggapan dari temen cewek, sok caper, ahhh aku hanya menggerutu 'kalau tak lewat sana lewat mana lagi'. Ku tutup telingaku biarkan yang penting Allah meridoinya, gumamku.
|
Picture From Google |
Kisahku Membantu Hijrah Temanku yang Laki-Laki
Hari berlanjut, dimana aku mulai mengenal jelas teman-temanku.
Disini aku kembali dipertemukan dengan seorang teman laki-laki, aku tertarik pada kisah hidupnya. Etttt ingat bukan tertarik menyukainya yaa.
Awalnya dia chat aku entah apa yang dibahas waktu itu, tapi laun waktu berjalan, aku mengetahui kisah hidupnya. Dia adalah orang yang amat dikucilkan dikalangan ustad dan ustadah, karena sifatnya, dia seorang perokok dan berkali-kali mabok, emmm awalnya aku takut saat mengetahuinya. Tapi aku pikir setiap orang punya kebaikan tersendiri, kali saja dia ingin berubah, bukankah begitu?
Suatu waktu dia bercerita tentang hidupnya yang ia alami, semua bermula dari pergaulan dan coba-coba.
Dia mengakui, dia jarang sekali pulang ke rumah, setiap malam dia hanya bersembunyi ditempat kumpulan anak-anak perokok dan pemabuk, sampai pernah saat ia mabuk temannya tertabrak dan meninggal, dan yang paling ia takuti saat hujan deras ia tercebur di sumur karena ia dalam keadaan mabok. Hatinya saat itu memberontak, ia berkata dalam hati "jika Allah mengizinkan aku memperbaiki diri maka selamatkan aku, jika tidak, aku siap mati di sumur ini". Begitu teriaknya ketika terperangkap didalam sumur.
Aku terkejut mendengar ceritanya, hidupnya sangat berliku, dia berkata padaku, "diantara satu kelas ini kamu yang paling alim dan aku kira kamu pandai agama maka ajarkan padaku, ilmumu dan bantu aku menuju ridhoNya".
Emm aku kembali memutar pikiranku, apa ini juga ujian hijrah? Membantu orang lain untuk berubah? membantu mereka kambali lurus pada Allah?
Oke keputusanku bulat, aku akan membantunya berubah tapi satu yang diingat sebagai umat muslim, dan aku tak mau melihatmu banyak alasan cetusku padanya.
Baca Juga
Hari kembali berputar, dimana saat temanku terkena sebuah kasus. Yaa dia mengulangi lagi kebiasaanya mabok lagi mabok lagi, bahkan sampai ustad menegurnya
Cukup menjadi tantangan berat, awalnya aku acuh tapi apa boleh buat aku terlanjur meng-iyakan bahwa aku akan mengingatkannya saat ia lalai. Semakin ia diingatkan ia malah semakin nglunjak, hampir putus asaaa tapi hatiku kembali berkata, ini ladang pahala Arafah, tolong belajar banyak untuk sabar dari masalah ini Aku kembali mengatakan aku akan membantumu untuk terakhir kali, cetusku mengancam
Alhamdulillah selang waktu berjalan, Allah membuka pintu hidayah, ia mulai meninggalkan mabok, mulai sholat dan melakukan kegiatan positif. Aku akui meski awalnya aku mendapat cibiran setiap kali temanku membuat masalah.
"ahh Arafah itu temenmu loh si A dia bikin kasus lagi. Kok mau kamu temenan sama anak nakal kaya gituh", jlebb, aku cukup diam lalu hatiku kembali berkata setiap orang punya kejelekan dan kebaikan, tak perlulah mengejek seperti itu. Emmm sudahlah tak penting memikirkan orang lain
Kisahku Membantu Hijrah Temanku yang Perempuan
Selain hijrah memperbaiki diri, aku juga harus bisa memperbaiki keadaan disekelilingku, terutama teman-teman dekatku, aku akui tak semua teman yang aku miliki berada dijalan yang lurus, dari yang cewek ada yang masih pacaran dan dari yang cowok masih ngerokok.
Emm, semua akan berjalan atas izin Allah, insyaa Allah, bahkan tamparan keras saat aku membantu seorang sahabatku hijrah dari meninggalkan pacaran, akupun dijauhi oleh temen-teman yang lain dengan alasan kalo kamu bareng dia kamu bakal ketularen pacaran. Masya Allah, sungguh sakit tapi tak mengapa ini krikil yang esok pada masanya, mereka akan melihat bahwa ucapan mereka tak benar.
Wanita yang aku dekati saat ini pun pernah berkata padaku, "maaf aku masuk kedalam hidupmu dan aku membuat mereka tak mempercayai lagi, apa perlu aku menjauh darimu?".
Sungguh saat itu, aku menangis diantara rasa syukur, Allah mengirimkan mereka datang untuk menguji kesabaran dan wanita itu kembali membuat aku tangguh untuk berjuang bersama dijalan Allah yang diridhoi.
Alhamdulillah, sekarang semua menjaga diri masing-masing, dengan berhijab lebar, dan menjauhkan diri dengan fatamogananya PACARAN.
|
Picture From Google |
Kisahku Dalam Keluarga yang Diambang Broken Home
Hijrah yang amat menyulitkan lagi adalah melawan nafsu. Aku pernah jatuh terpuruk, saat keluargaku diambang broken home, tak banyak yang tau. Karena aku tak pernah menceritakan pada siapapun. Emmm, aku sempat berfikir dalam keadaan aku sedang memperbaiki hatiku, lalu kenapa Allah timpakan ujian seperti ini?
Ada ketakutan dihati karna aku pernah mendengar cerita seseorang yang broken home kebanyakan dia akan memberontak menjadi awur-awuran, jlebbb, bagaimana dengan aku dan adekku? Aku tak mau menjadi seperti mereka. Sejak saat itu aku mulai melupakan kesedihanku, aku aktifkan kegiatan di Sekolah dan kegiatan rohis, aku kembali menemukan ketentraman dan kenyamanan meski itu aku rasakan hanya di Sekolahan.
Selain hal itu, yang membuat aku kuat adalah doa, ustadku menasehatiku bahwa doa mampu merubah takdir, yakinlah nak semua akan baik-baik saja. Air mataku jatuh, aku merasa berdosa kenapa begitu jauh aku dari Allah, kenapa aku selalu lalai mengingat Allah, kenapa aku jarang sekali mengetuk hatiku menghadap Allah???
Aku tak bisa seperti ini gumamku, aku tak mau berada dalam puncak ketidakpastian, ini amat menyakitkan, okee kita mulai lagi dari awal. Dari hijab aku mulai mendobel jilbabku, aku punya pendiriian ini lebih terjaga, respon positif masuk dari sebagian temen dan adek kelas mereka mulai mengikuti hijab dengan di dobel
Respon negatif juga ada mereka mengatakan ahh ribet, panas, tapi ini tak membuatku beralih, aku yakin seorang yang mengatakan ribet pasti esok mereka akan memakainya.
Selain jilbab, aku juga memakai deker tangan agar kulit tangan tak nampak, yaa seperti inilah hijrah, kita harus meninggalkan hal yang kita cintai tapi Allah tak meridoi, emm akupun pernah down, jatuh sakit karena efek pikiran, aku sering izin hampir tiap minggu aku tak masuk sekolah, batinku dan badanku tersiksa.
Baca Juga
Aku mengakui aku masiih jauh dari kata taat, lebih lebih di medsos aku masih meng-Upload fotoku, dulu. Astaghfirulloh. Malunya aku sama allah, aku berani memamerkan mukaku??
Waktu itu aku mengikuti kajian seorang ustad mengatakan
Bahwa wanita yang suka memamekan mukanya dimedsos dapat menjadi fitnah bagi kaum laki-laki, begitu juga sebaliknya.
Hatiku runtuh malu rasanya, yaa Allah, aku pernah kufur padamu, aku pernah membuatmu marah. Alhamdulillah, meskipun begitu Allah masih menyadarkanku. Aku mulai menghapus fotoku dimedsos, aku kembali rajin menjalankan puasa sunnah, sholat sunnah, seperti taun-taun lalu, alhamdulillah.
Di akhir perjalanan masa sekolahku, aku kembali harus siap diuji ketika seorang mengatakan padaku, "prinsipnya gak mau pacaran, jilbab gedhe, rajin ke kajian tapi ko masih mau main bareng cowo"
Aku mengakui aku masih sering jalan rame-rame bersama mereka, tapi bukan tujuanku ingin berduaan ataupun apa. Seperti yang mereka pikirkan, tujuan kita saat pergi bareng ya supaya ada yang menjaga kita para kaum hawa.
Selama waktu berjalan yang sangat menyakitkan adalah ucapan hijab gedhe kelakuan kaya gitu, Masyaa Allah, Allah Maha Besar, Allah kembali menguatkan hatiku, Allah kembali menghapus air mataku, percaya pada hati, semua tak ada yang mulus, jalan menuju surgaNya itu berliku
***
Selama aku menjadi pelajar hal yang aku lakukan untuk menghilangkan kejenuhan adalah membaca, aku selalu pergi ke Perpus untuk berpura-pura menyibukkan diriku, atau aku menemui teman karibku yag mampu menampung ceritaku setiap saat.
Ketika ada seorang kelas lain mencariku, salah seorang ada yang mengatakan "ahh Arafah mah iya temennya sama bocah alim"
Emmm apa mereka mengira aku tak mau berteman dengannya?
Tapi ahh sudahlah tak perlu dijabarkan karena semua orang tak mesti peduli.
Akhir kelas tiga pun aku slalu menyibukan diriku, bersama temanku kita selalu diasyikan dengan hal-hal yang bermanfaat. Kita selalu janjian jika setiap malam ada kajian di Masjid.
Sungguh merindukan selagi masa-masa hijrah seperti ini.
Aku teringat dulu aku berandai-andai, jika aku tiap hari bergamis, tapi sayang waktu itu aku hanya memiliki beberapa lembar baju dan blum ada duit untuk membeli baju.
Masyaa Allah, Alhamdulillah, Maha Baiknya Allah, setelah lulus sekolah, aku diberi rezeki kerja, dan alhamdulillah juga tempat kerjanya pun memberiku rasa nyaman. Dan dari hasilnya, aku bisa membeli beberapa gamis. Allah selalu sayang sama kita, jika kita punya keinginan hal duniawi yang mendekatkan diri padaNya, Insyaa Allah, tanpa disangka, Allah mengabulkannya dengan cara yang tidak kita sadari. Dan Alhamdulillah, karena Allah, karena kekuatan doa, Allah kembali melekatkan cinta dihati kedua orang tuaku, sehingga keduanya kembali harmonis. Ketakutanku akan Broken Home, Allah hilangkan dengan keindahan yang tak ternilai. Bersyukur aku memilih hijrah dan mengenal Allah. Doakan aku dan kita semua ya agar istiqomah dalam memegang teguh agama Allah. Aamiin yaa Rabb..
Semoga kisah diatas menjadi inspirasi hijrah kita dan kemauan kita untuk menghijrahkan orang lain. Sebagai bentuk bakti kita pada Allah, pencipta segala sesuatu di Alam ini.
Buat sahabat
atmosferku.com yang ingin mengirimkan artikel yang bermanfaat, seperti kisah diatas.
SILAHKAN KIRIM ARTIKEL ke
yogi@atmosferku.com , Saya tunggu kisah-kisah inspiratif sahabat semua.
Demikianlah artikel inspirasi dari atmosferku.com tentang KISAH GADIS BELIA YANG ISTIQOMAH BERHIJRAH MESKIPUN DIAMBANG BROKEN HOME. Jika Anda menyukai dan bermanfaat untuk yang lain artikel ini, mohon SHARE YAA dan jangan lupa untuk like, twit atau berkomentar di bawah ini sehingga bisa menjadi referensi bagi sahabat semua di jejaring sosial Anda. Mari menjadi pahlawan penyebar kebaikan. Terima kasih