BAGAIMANA PEMUDA HARUSNYA BERSIKAP? AL QUR'AN TELAH MENJAWABNYA (1)
Atmosferku.com - 28 Oktober merupakan sebuah momentum, titik balik bagi para pemuda untuk menjadi pribadi yang tangguh, demi membentuk karakter Bangsa yang kuat. Semangat sumpah pemuda sebagai masa depan dari suatu bangsa harus benar-benar dipupuk, dimulai dari sikap mereka (pemuda). Karena sikap para pemudalah yang akan menentukan kearah mana Negara ini akan dibawa. Namun akan timbul pertanyaan, "Bagaimana seharusnya pemuda itu harus bersikap?"
Tenang, tak perlu risau apalagi galau. Karena jawaban dari pertanyaan di atas sudah dijawab dengan sangat jelas dan gamblang. Bagaimana pemuda harusnya bersikap? Al Qur'an telah menjawabnya dari dulu dari sebelum sumpah pemuda lahir.
Benarkah demikian? sangat benar. Tidak hanya menjawabnya saja, Al qur'an pun memberikan banyak teladan sebagai pedoman para pemuda muslim dalam menjalani hidup. Al qur'an memberikan kisah-kisah dan inspirasi agar semangat anak muda terus terbit menggelora, karena Allah tahu bahwa dari anak muda lah bumi ini menjadi baik dan bumi ini pun bisa menjadi rusak. Itu lah kenapa dalam Al qur'an banyak kisah-kisah inspirasi untuk anak muda, agar senantiasa mampu berpikir dan bertindak dalam koridor yang baik, sampai semangat yang terbit secara menggelora tersebut akhirnya terbenam bersama tiupan sangkakala oleh Malaikat Israfil di hari akhir kelak.
Bacalah, Bacalah, dan Bacalah Al Qur'an, kamu akan menemukan inspirasi yang akan membuat usia mudamu lebih bermanfaat. Kisah-kisah pemuda-pemuda luar biasa yang sudah terukir indah di dalam Al qur'an, akan membuka kembali pikiran kita, membuka kembali hati kita untuk lebih meresapi intisari pada setiap kisahnya. Sehingga tidak akan mudah menguap dan hilang bersama angin yang berhembus.
Habil yang lembut dan Qabil yang kasar
Sahabat atmosferku.com pasti tahu bahwa manusia pertama yang diciptakan Allah adalah Nabi Adam a.s dan Siti Hawa. Keduanya merupakan penduduk pertama di muka Bumi ini. Dalam Al qur'anul qarim, diceritakan kisah keduanya dengan untaian kalimat yang menakjubkan, sehingga dapat menjadi pelajaran bagi kita semua. Hikmah yang tersirat dan tersurat dalam kisah keduanya menjadi sebuah doping agar iman selalu bersemayam dalam hati.
Keduanya pun dikaruniai anak, juga menjadi sejarah yang tertuang dalam Al qur'an. Dimana anak yang satu menjadi contoh positif dan anak yang satunya menjadi contoh yang negatif. Anak tersebut bernama Habil dan Qabil. Kisah pemuda kakak beradik ini, menjadi sejarah yang Allah abadikan dalam Al Qur'an agar menjadi petunjuk yang baik bagi kita.
Berikut inilah kisah pemuda pertama di wajah bumi ini, yang tertuang dalam indahnya untaian huruf Al Qur’an:
“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam -Habil dan Qabil- menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua -Habil- dan tidak diterima dari yang lain –Qabil-. Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!” Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”.
“Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam.”
“Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh) ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang lalim.”
Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi. Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayit saudaranya. Berkata Qabil: “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayit saudaraku ini?” Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal.
(Al-Ma’idah : 27-31)
Dari kisah di atas sahabat atmosferku.com dapat mengambil hikmahnya dan mengetahui salah satu jawaban dari Bagaimana Pemuda Harusnya Bersikap? Al Qur'an Telah Menjawabnya dengan sebagian kisah di atas. Bahwa sebagai pemuda kita harus mempunyai sikap yang positif, seperti Habil. Lihatlah, Habil memberikan persembahan yang Agung dan tidak tanggung-tanggung pada Allah SWT, sehingga persembahannya lah (amalnya) yang diterima Allah. Semua Habil lakukan hanya semata-mata untuk Allah, karena ketakwaan Habil, Allah menerima persembahannya. Tak hanya itu, Habil pun mempunyai pribadi yang tenang dalam menghadapi ancaman Qabil, sabar sampai datang kematian (dibunuh Qabil), dan suka mengingatkan pada kebaikan.
Sebagai pemuda kita harus mengikuti sikap Habil, bukan sikap Qabil yang jelas-jelas ia mempunyai sifat iri, dengki, dan nafsu amarah yang tinggi. Ia juga asal-asalan dalam memberikan persembahan (beramal) pada Allah. Akibat nafsunya yang tak terkontrol, ia pun dinobatkan menjadi pembunuh manusia pertama, bahkan manusia pertama yang membunuh saudaranya sendiri. Maka dari itu jadilah ia menjadi golongan orang-orang yang menyesal. Sungguh Qabil mempunyai sikap yang kejam. Na'uzdubillah... Semoga sahabat atmosferku.com termasuk dalam golongan orang-orang yang berpikir akan KuasaNya.
(BACA JUGA : TERNYATA ENAK MENJADI ORANG YANG KEJAM)
(BACA JUGA : TERNYATA ENAK MENJADI ORANG YANG KEJAM)
Kan’an si Pemuda Pembangkang
Kisah ini merupakan kisah dari anak Nabi Nuh a.s, Nabi yang sangat kondang dengan bahteranya. Sampai sekarang pun orang masih melakukan pencarian di daerah mana Bahtera Nuh itu terdampar. Nabi Nuh a.s merupakan Nabi yang ujiannya sangat besar sehingga beliau sangat sabar. Beratus-ratus tahun berdakwah, pengikutnya hanya sedikit. Sampai Allah memberi kehancuran bagi kaum Nabi Nuh a.s yang tidak mau menyembah Allah dengan bencana banjir yang dahsyat.
Menyedihkan, ketika anak Nabi Nuh a.s menjadi salah satu yang ikut tenggelam bersama orang-orang yang tidak mau menyembah Allah. Padahal, ayahnya ( Nabi Nuh a.s) telah berkali-kali membujuknya agar dia mau ikut naik ke bahteranya. Namun selalu ditolaknya.
Beginilah Alquran menceritakan dengan singkat namun memikat, surat Hud ayat 42 hingga 43 :
“Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: “Hai anakku, naiklah ke kapal bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.”
Lalu Kan’an dengan kedengkiannya menjawab ketus, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!” Nuh berkata: “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah saja Yang Maha Penyayang”. Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.”
Kita dapat mengambil hikmah dari kisah anak Nabi Nuh a.s tersebut. Bahwa sebagai pemuda, sahabat atmosferku.com harus menjauhkan diri dari yang namanya sikap pembangkang pada orang tua, angkuh, sombong, dan selalu merasa menang. Lihat lah, Kana'an yang pembangkang, diajak naik bahtera agar selamat bersama ayahnya tapi malah menolaknya. Penolakannya pun mendeskritkan ia mempunyai sikap angkuh, dan sombong karena menganggap dirinya bisa selamat dengan menaiki gunung tertinggi. Dia juga seakan menang, namun sayang akhirnya menjadi pecundang dan tenggelam.