Janganlah Lemah, Bersedih Hati, dan Berputus Asa
Orang-orang beriman memiliki
perjuangan berat dan panjang di jalan Allah. Jalan hidup mereka sering diserang
musuh yang jumlahnya sangat banyak dan dengan peralatan yang lebih baik. Akan
tetapi, sepanjang mereka berada di jalan Allah, mereka dapat mengatasinya.
Salah satu alasan bagi kemenangan
mereka, sebagai orang beriman, mereka melakukan perjuangan dengan semangat dan
kegembiraan yang besar. Inilah yang tidak dapat dilakukan oleh orang-orang yang
ingkar karena mereka telah mencintai kehidupan dunia, mereka tidak beriman
kepada Allah. Mereka takut dan lemah serta mudah menyerah ketika menghadapi
kesulitan. Sebaliknya, orang-orang beriman tidak mudah dilemahkan karena mereka
tahu bahwa Allah selalu bersama mereka dan mereka berharap menjadi orang yang
berhasil. Hal ini diterangkan dalam Al-Qur`an,
“Dan berapa
banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya)
yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di
jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah
menyukai orang-orang yang sabar.” (Ali
Imran: 146)
Walaupun demikian, orang-orang
beriman membutuhkan ibadah untuk mendapatkan semangat dan kegembiraan ini,
karena sangatlah mudah tergelincir dari jalan Allah. Inilah yang diperjuangkan
iblis. Pada saat-saat genting, seorang munafik berkata kepada para Sahabat
Rasulullah saw. “Hai penduduk Yatsrib (Madinah), tidak ada tempat bagimu, maka
kembalilah kamu,” (al-Ahzab: 13) lalu ia menciptakan keputusasaan
serta menimbulkan perasaan kalah. Akan tetapi, orang-orang beriman telah
diperingatkan dalam Al-Qur`an mengenai semua faktor keraguan ini, “Maka
bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali
janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu
menggelisahkan kamu.” (ar-Ruum: 60)
Orang yang beriman hanya
bertanggung jawab kepada dirinya dan Allah serta tidak seharusnya terpengaruh oleh
kelemahan yang lain. Kekuatan musuh pun tidak dapat memengaruhi dan membuatnya
takut. Seluruh hidup orang beriman hanyalah untuk Allah. Mereka akan terus
beribadah demi keridhaan-Nya sampai akhir hayat. Pada sebuah ayat dijelaskan,
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan
janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling
tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (Ali Imran: 139)
“Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar
mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya mereka pun menderita
kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari
Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.”
(an-Nisaa`: 104)