Mengenal Rock Balancing? serta Potensi Batu Bersusun di Sungai Cidahu jika Tak Dihancurkan
Beberapa hari yang lalu jagad dunia maya dihebohkan dengan foto-foto yang viral dibagikan oleh warganet. Dalam foto tersebut tertata batu bersusun di Sungai Cidahu, Sukabumi. Batu yang tersusun seimbang tersebut berjumlah sekitar 90 susunan batu ditengah derasnya aliran sungai Cidahu.
Warga disekitar sungai pun berbondong-bondog menyaksikan, tak lupa juga banyak yang langsung memvideokannya. Batu-batu tersebut sampai dikaitkan dengan hal-hal yang mistis, dibuat oleh jin atau sejenisnya, bahkan ada yang bilang itu dibuat oleh Alien.
Asal tau saja, bahwa batu yang tersusun tersebut dikenal dengan istilah Rock Balancing, mungkin beberpa baru mengenal Rock Balancing, yang mempunyai arti seni atau hobi yang dilakukan dengan menyusun batuan alami yang bentuknya berbeda, tanpa perekat juga tanpa adanya bantuan kawat untuk membantu keseimbangan dari batu itu sendiri.
Butuh kontrol emosi yang cukup tinggi, karena tenang serta sabar menjadi kuncinya, kalau saya sendiri pasti sudah emosi dan menghancurkan batu tersebut. Namun sayang, susunan batu tersebut kemudian dihancurkan oleh para pejabat hanya karena isu-isu yang berkembang di masyarakat bahwa susunan batu tersebut ulah jin. Ditakutkan akan menimbulkan kemusyrikan. Memang sungguh disayangkan.
Padahal seni ini sangat menarik, tergolong unik juga. Selain unik, hobi rock balancing tidak memerlukan modal besar, hampir tidak mengeluarkan modal. Hanya butuh tempat yang banyak batunya, seperti di sungai agar kesannya lebih dramatis.
Silahkan Baca : Postingan Sosial Media Anak SD yang bikin Miris
Bagi seniman rock balancing, sungai yang dipenuhi bebatuan adalah syurga baginya. Karena akan ada banyak kreasi yang bisa dibuat dengan menfaatkan batu-batu tersebut.
Seperti yang dilakukan oleh Michael Grabs yang berasal dari Kanada dengan Gravity Glue-nya, atau oleh seniman asal Jepang, Kokei Mikuni. Sebagian besar karya-karya luar biasanya dibuat di sungai, atau daerah-daerah yang berair. Sehingga kesannya jadi lebih dramatis serta ciyamiiiikkk.
Jika melihatnya hasil karya para seniman Rock Balancing memang seperti tidak percaya, keseimbangan yang begitu luar biasa bisa dilakukan oleh manusia dengan menggunakan media batuan, padahal ukurannya pun berbeda, bentuk batuan tidak presisi. Tapi bisa disusun dengan posisi yang sepertinya kaya mustahil.
Di Indonesia sendiri bagaimana perkembangan Rock Balancing? di Indonesia sendiri ternyata sudah ada komunitasnya, yakni Rock Balancing Indonesia. Salah satunya juga adalah fenomena yang batu susun di sungai Cidahu, Sukabumi. Itu menjadi sebuah bukti, bahwa rock balancing sudah mulai di gemari oleh masyarakat Indonesia. Meskipun sangat disayang, pejabat disitu malah menghancurkan dengan alasan menyebabkan musyrik.
Padahal ya, kalau menurut saya jika diolah lebih lanjut lagi bisa menjadikan potensi baru di Sukabumi. Potensi apa saja yang bisa diciptakan melalui fenomena rock balancing.
Dan saya yakin masih banyak lagi yang lain bisa dilakukan jika fenomena batu bersusun di sukabumi tidak dihancurkan karena karena isu ulah dari jin. Padahal itu baru isu lho, belum ada yang menyembahnya, baru sebatas dugaan. Noh, lihat yang sudah menjadi langganan untuk disembah kaya Candi Prambanan maupun Candi Brorobudur, ko tidak berani dihancurkan? itu sudah jelas, bahkan ada patung-patungnya kalau mau ngomongin musyrik.
Apalagi dalam foto ketika menghancurkan susuan batu di Sungai Cidahu, Sukabumi sangat terlihat begitu bahagianya, kaya anak ketemu air. Tidak menyadari, susah payahnya menyusun batu alami tersebut.
Tapi ya sudahlah, gitu deh kondisi saat ini di Indonesia, pasti paham kan para pembaca...
Silahkan Baca : Sebenarnya Lebih Baik mana Makan pakai Tangan atau pakai Sendok?
Kembali lagi ke rock balancing karya seniman dari Kanada dan dari Jepang, Foto-foto mereka berdua menunjukkan kalau mereka seperti berhasil melawan ke mustahilan. Berikut foto-foto rock balancing karya michael grabs dan karya Kokei Mikuni.
Rock Balancing karya Michael Grabs
Rock Balancing karya Kokein Mikuni
Melihat Rock Balancing karya Mas Michael Grabs dan Mas Kokein Mikuni, saya jadi mikir. Mereka berdua bisa membuat Batu bersusun kaya gitu tanpa memakai Lem apalagi penyangga, nah mungkin juga kalau jaman dulu jaman dinasti syailendra dan ken arok merupakan pelopor dari Rock Balancing. Hasilnya, Candi Borobudur dan Prambanan ya. Hehehe....
Paling Penting sih, mari menghargai kreatifitas orang lain selama itu belum menimbulkan hal yang buruk, atau cuma sebatas kabar buruk saja, tanpa dipikirkan potensi yang bisa diraih.
Gimana menurut para pembaca Blog Atmosferku tentang fenomena Batu bersusun di Sungai Cidahu, Sukabumi yang dihancurkan?
Silahkan Baca :
Warga disekitar sungai pun berbondong-bondog menyaksikan, tak lupa juga banyak yang langsung memvideokannya. Batu-batu tersebut sampai dikaitkan dengan hal-hal yang mistis, dibuat oleh jin atau sejenisnya, bahkan ada yang bilang itu dibuat oleh Alien.
Asal tau saja, bahwa batu yang tersusun tersebut dikenal dengan istilah Rock Balancing, mungkin beberpa baru mengenal Rock Balancing, yang mempunyai arti seni atau hobi yang dilakukan dengan menyusun batuan alami yang bentuknya berbeda, tanpa perekat juga tanpa adanya bantuan kawat untuk membantu keseimbangan dari batu itu sendiri.
Butuh kontrol emosi yang cukup tinggi, karena tenang serta sabar menjadi kuncinya, kalau saya sendiri pasti sudah emosi dan menghancurkan batu tersebut. Namun sayang, susunan batu tersebut kemudian dihancurkan oleh para pejabat hanya karena isu-isu yang berkembang di masyarakat bahwa susunan batu tersebut ulah jin. Ditakutkan akan menimbulkan kemusyrikan. Memang sungguh disayangkan.
Kreatifitas dihancurin..hiks |
Silahkan Baca : Postingan Sosial Media Anak SD yang bikin Miris
Bagi seniman rock balancing, sungai yang dipenuhi bebatuan adalah syurga baginya. Karena akan ada banyak kreasi yang bisa dibuat dengan menfaatkan batu-batu tersebut.
Seperti yang dilakukan oleh Michael Grabs yang berasal dari Kanada dengan Gravity Glue-nya, atau oleh seniman asal Jepang, Kokei Mikuni. Sebagian besar karya-karya luar biasanya dibuat di sungai, atau daerah-daerah yang berair. Sehingga kesannya jadi lebih dramatis serta ciyamiiiikkk.
Jika melihatnya hasil karya para seniman Rock Balancing memang seperti tidak percaya, keseimbangan yang begitu luar biasa bisa dilakukan oleh manusia dengan menggunakan media batuan, padahal ukurannya pun berbeda, bentuk batuan tidak presisi. Tapi bisa disusun dengan posisi yang sepertinya kaya mustahil.
Di Indonesia sendiri bagaimana perkembangan Rock Balancing? di Indonesia sendiri ternyata sudah ada komunitasnya, yakni Rock Balancing Indonesia. Salah satunya juga adalah fenomena yang batu susun di sungai Cidahu, Sukabumi. Itu menjadi sebuah bukti, bahwa rock balancing sudah mulai di gemari oleh masyarakat Indonesia. Meskipun sangat disayang, pejabat disitu malah menghancurkan dengan alasan menyebabkan musyrik.
Padahal ya, kalau menurut saya jika diolah lebih lanjut lagi bisa menjadikan potensi baru di Sukabumi. Potensi apa saja yang bisa diciptakan melalui fenomena rock balancing.
1. Bisa untuk menarik wisatawan, atau menjadikan kawasan sungai tersebut menjadi kawasan wisata rock balancing. Nambah tuh aset wisata.
2. Mengurangi eksploitasi terhadap batuan alam yang dijual ke luar negeri, atau hanya untuk sebatas bahan proyek yang cuma dinikmati segelintir orang.
3. Bisa menjadi kawasan pembelajaran Rock Balancing, karena sepertinya belum ada yang membuatnya.
4. Karena Rock Balancing membutuhkan ketenangan, bisa jadi tuh, sebagai kawasan untuk terapi kesabaran dan ketenangan juga.
5. Bisa sebagai pendeteksi pergesaran bumi (gempa).
Dan saya yakin masih banyak lagi yang lain bisa dilakukan jika fenomena batu bersusun di sukabumi tidak dihancurkan karena karena isu ulah dari jin. Padahal itu baru isu lho, belum ada yang menyembahnya, baru sebatas dugaan. Noh, lihat yang sudah menjadi langganan untuk disembah kaya Candi Prambanan maupun Candi Brorobudur, ko tidak berani dihancurkan? itu sudah jelas, bahkan ada patung-patungnya kalau mau ngomongin musyrik.
Apalagi dalam foto ketika menghancurkan susuan batu di Sungai Cidahu, Sukabumi sangat terlihat begitu bahagianya, kaya anak ketemu air. Tidak menyadari, susah payahnya menyusun batu alami tersebut.
Tapi ya sudahlah, gitu deh kondisi saat ini di Indonesia, pasti paham kan para pembaca...
Silahkan Baca : Sebenarnya Lebih Baik mana Makan pakai Tangan atau pakai Sendok?
Kembali lagi ke rock balancing karya seniman dari Kanada dan dari Jepang, Foto-foto mereka berdua menunjukkan kalau mereka seperti berhasil melawan ke mustahilan. Berikut foto-foto rock balancing karya michael grabs dan karya Kokei Mikuni.
Rock Balancing karya Michael Grabs
Ini bikinnya sambil berenang apa yaa. (GravityGlue) |
Ini tidak pakai Lem lho.. (GravityGlue) |
Ko bisa nempel gitu yaa. (GravityGlue) |
Michael Grabs sedang menenangkan si Batu. hehee.. (GravityGlue) |
Perfect kalau ini, air terjunnya saja udah keren. (GravityGlue) |
Jadi inget Pagoda ya. (GravityGlue) |
Rock Balancing karya Kokein Mikuni
Mas Mikuni apa tidak masuk angin yaa. (anibee.tv) |
Jangan nyembah Mas Mikuni, nanti dihancurin. (anibee.tv) |
Paling Penting sih, mari menghargai kreatifitas orang lain selama itu belum menimbulkan hal yang buruk, atau cuma sebatas kabar buruk saja, tanpa dipikirkan potensi yang bisa diraih.
Gimana menurut para pembaca Blog Atmosferku tentang fenomena Batu bersusun di Sungai Cidahu, Sukabumi yang dihancurkan?
Silahkan Baca :
- Kisah Ummu Sulaim yang Tetap Teguh dalam Menjaga Keimanannya
- Aku Ingin seperti ini saja Tanpa ada Kita, Kita akan Baik-Baik saja
Doa kami, Semoga rezeki berlimpah untuk sobat semua hari ini. Aamiin