Ilustrasi yang Menyindir Kenyataan Betapa Mirisnya Perilaku Kehidupan Manusia Zaman Sekarang
Kira-kira kamu ada yang ngerasa tidak ya dari Ilustrasi yang Menyindir Kenyataan Betapa Mirisnya Perilaku Kehidupan Manusia Zaman Sekarang ini
Atmosterku.com | Ilustrasi yang Menyindir Kenyataan Betapa Mirisnya Perilaku Kehidupan Manusia Zaman Sekarang - Situasi dan kondisi dalam kehidupan saat ini benar-benar drastis perubahannya. Baik dari peradaban, sistem dan nilai sosialnya. Kalau dulu ada namnya unggah-ungguh dalam budaya jawa, ada semangat gotong royong yang digemborkan dalam mata pelajaran PPKn. Tapi sekarang, semua seperti tertelan dalam sebuah revolusi.
Perubahan-perubahan yang tidak merata pun terkadang menjadi sebuah keuntungan bagi sebagian pihak untuk dijadikan buruan. Yang miskin bekerja keras hanya untuk membiayai yang kaya. Berbagai situasi kenyataan kehidupan zaman sekarang tampaknya membuat para ilustrator dan karikaturis untuk membuat gambar sindiran-sindiran untuk tingkah laku orang zaman sekarang.
Berbagai permasalahan hidup sanggup dituangkan melalui ilustrasi-ilustrasi sederhana karya mereka. Karena lewat seni-lah terkadang menjadi salah satu alat yang ampuh dalam menyampaikan pesan tertentu.
Seringkali juga, bahwa dengan sebuah gambar, sindiran akan lebih mengena serta terlihat begitu mengenaskan dibandingkan dengan ungkapan langsung.
Berikut ini ada Ilustrasi yang Menyindiri Kenyataan Betapa Mirisnya Perilaku Kehidupan Manusia Zaman Sekarang
Omongan yang belum tentu benar bisa langsung terbang ke media sosial dengan cepat. Bukankah perilaku zaman sekarang seperti itu. Ada apa-apa dikit langsung disebarin Sosial media tanpa mencari tau kebenarannya terlebih dahulu. Kira-kira kamu kaya gitu tidak? dikit-dikit nyetatus, atau share berita yang tidak tau dimana tuannya.....
Hakim yang bermuka dua. Waduh, kalau semakin yang kaya gini gaswat. Bukan bermaksud menyindir elurauh hakim, tapi hanya menyindir oknum yang memperburuk citra penentu keadilan ini. Seharusnya, hakim bisa memutuskan untuk yang benar-benar bersalah, dan bisa menimbang itu dari segi tingkat kesalahan. Coba sekarang, nenek nyuri singkong dihukum, sedang dia gitu karena butuh makan. Harusnya, negara yang di adili, ya tidak? hihihihi.....
Ancaman nyata yang siap membunuh si Kutu Buku. Melihat gambar diatas pasti sudah paham lah, bagaimana peradaban digital menggerus perilaku orang zaman sekarang. Adanya smartphone, yang memiliki fungsi komplit, semakin meleburkan keberadaan si kutu buku. Dulu, di taman sering melihat orang baca buku, sekarang, orang baca smartphone. Bahkan di dalam perpustakaan saja, masih baca smartphone. Hmm,,ancaman bener-bener nih, yang akan membunuh si kutu buku.
Yang menjaga privasimu ya Gadget. Pernah kamu merasakan hal tersebut? coba buka kepekaanmu, liat teman-temanmu, bagaimana sikap-sikapnya, bagaimana perilakunya. Terkadang mereka yang bener-bener tertutup secara real, di dunia maya malah buka-bukaan. Bahkan lebih parah dari orang biasanya. Pokoknya, Gadgetmu sekarang yang menyimpan semua data rahasiamu, jadi mulai sekarang jangan sembarang menyimpan hal privasi di Gadget.
Untuk memuluskan kepentingan atau keserakahan, semua media dikontrol pihak tertentu. Sudah banyak yang tau akan hal ini, tapi acuh. Atau mungkin juga bingung mau ngapain, tho semua media sudah dikuasai. Sang Pengontrol media lah yang akan menang.
Yang berangan-angan siapa, yang menikmati siapa. Miris yaa? Sungguh ini begitu ngena banget, siapa yang berangan-angan siapa juga yang menikmati. Merasakan hal ini tidak? bekerja mati-matian, endingnya cuma biayain buat kemakmuran yang diatas sono....
Seseorang rela mengorbankan yang lain demi sebuah kepentingan. Kalau yang ini sih sebenarnya sudah tidak diragukan lagi, kita sering disuguhkan berita-berita yang intinya seseorang dikorbankan untuk mengamankan dirinya sendiri. Apalagi jika itu dalam erat urusannya dengan politik.
Media sekarang akan melakukan apapun untuk memberikan informasi, termasuk mengorbankan. Ini yang sekarang menjadi begitu mirisnya perilaku kehidupan orang zaman sekarang. Ekh, maksudnya perilaku media zaman sekarang, mereka terus mengolah informasi yang didapat dari segi manaput, bahkan sampai mengorek-ngorek masa lalunya yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan yang sekarang ini. Atau bahkan sengaca objek mereka diumpankan ke khalayak.
Bagi sebagian orang, sampah adalah sebuah kado terindah. Sekarang ada berapa jumlah orang yang begitu bahagia ketika mendapatkan sampah? semakin hari dipastikan akan semakin meningkat, jika taraf ekonomi tidak memikirkan keseimbangan ukuran pasak dengan tiyang. Atau juga jika sampah tersebut berbentuk informasi, intinya informasi yang didapatkan adalah Hoax, informasi sampah, yang memberitakan sesuatu hal yang ia benci tapi dalam berita sesuai dengan harapannya.
Gadget bisa menghapus kemesraan. Hehehehe.... ! Kamu kaya digambar tidak perilakunya? saya yakin sebagian besar iya, tidak mungkin kamu rela meninggalkan gadget, meskipu sedang bersama pasangan halalmu. Soalnya, saya sering melihat pasangan yang sedang asyik sendiri dengan gadget mereka, padahal mereka duduk berdua, makan berdua. Mungkin bisa jadi nanti, orang lebih menderita ditinggal gadget daripada ditinggal pasangannya.
Coba siapa dari pembaca yang jadi pemimpin? kira-kira sempat pakai berapa topeng? hehehe! Ya, Topeng untuk membohongi publik itu berlapis banyaknya. Menyadari hal ini bukan, coba ketika masa-masa pemilihan Kepala Pemerintahan, baik di lingkup kota maupun negara, polanya itu sama. Banyak menjanjikan tapi setelah mendapatkan jabatan, lupa sama daratan. Jangankan untuk pemimpin negara, Pilihan lurah saja demikian kok. Janji-janji kampanye yang terbuat dari alkohol, gampang menguap. Ya tidak?
Kebingungan dimana mau menempatkan ruang hijau. Kalau yang ini sudah mulai menjurus kesana sih, tapi belum seekstrim kaya digambar, hanya emang masih kurang begitu banyak ruang hijaunya. Semoga pemerintah terus menggalakan ruang terbuka hijau, agar sindiran telak gambar diatas, tidak pernah terjadi.
Coba mudeng tidak pada gambar yang satu ini. Menebang bahaya ya, mendatangkan musibah. Sebenarnya, ketika musibah itu terjadi, banyak dari kita yang lebih menyibukkan diri dengan menyalahkan tetapi tidak menyadari, bahwa musibah tersebut terjadi juga karena ada campur tangan diri kita.
Sebuah pertarungan anara si baik dan si buruk. Sangat kental banget, kita hidup selalu dihadapkan pada 2 buah pilihan antara jalan yang baik dan jalan yang buruk. Kalau pilih jalan yang buruk, syetan dan kroninya yang akan jumawa karena merasa menang, kalau pilih jalan yang baik, berarti itu hakikinya.
Otak dan hati dipaksa menyatu, sebuah situasi yang sulit juga. Kalaupun itu terjadi, kadang tidak terpikirkan. Namun ketika pas sadar, seakan pikiran dan hati kita tidak bisa menyatu. Otak memikirkan apa, hati merasakan apa. Terkadang keduanya sangat bertolak belakang.
Gadget yang mengendalikan semua gerak tubuh manusia, apa benar demikian hidupmu? dikendalikan oleh gadgetmu? Simplenya saja, coba saat gadgetmu kehilangan energi, baterainya habis. Dipastikan kamu akan panik, dan kemudian mencari tempat charger dimanapun kamu berada. Jika gadget kehabisan daya, hidupmu akan terasa langsung gersang, kebingungan, tidak tau arah. Ya atau iya? bukti hidupmu mulai dikendalikan oleh gadget.
Cekrek, upload foto ke sosial media, dan tinggal berharap dapat like dan komen yang banyak. Tiap menit sosial medianya diliatin, kalau like-nya dikit, terus kecewa sendiri, dongkol. Kamu gitu tidak? hehehehe...
Itulah sebenarnya yang sedang melanda mental perilaku orang zaman sekarang, dimana like, komen, dan share menjadi sesuatu yang dibanggakan. Bukan konten yang bagus saja, tapi yang lebih utama dapat tanggapan banyak, jadi cepet ngehits. Kejadian apapun akan difoto, angin ribut, tanah longsor, banjir, kecelakaan, bahkan bunuh diri saja secara live. Keeksisan menjadi yang utama tak peduli bahaya.
Terpisah dari orang yang disayang, terasa hati menyandera. Kalau yang ini sebenarnya sudah sejak dulu ya, kalau ditinggal pasangan akan sedih merana gulana serasa dalam derita yang pengen cepat berganti cerita.
Mengikuti orang yang tidak bisa melihat kedepan, mengikuti orang yang menyesatkan. Mengikuti orang yang menyesatkan, bahaya banget, apalagi jika itu seorang pemimpin, bakal menyesatkan pengikutnya. Pentingnya memilih teladan yang bener-bener baik dan berilmu, ya ini nih!
Dimana sarjana tidak bisa berbuat apa-apa, ngrasa begitu tidak? Hari ini tidak kaya dulu, yang bergelar sarjana dielu-elukan, mendapatkan perkerjaan lebih mudah. Itu dulu, saat orang tidak begitu 'ngeh' dengan ijazah dan gelar sarjana. Lain lagi sekarang, bagaimana orang tua berbondong-bondong ingin menyekolahkan anak-anaknya hingga sarjana. Lihat saja dikampus-kampus di Indonesia, ada berapa juta calon sarjana? bahkan yang lulus dan yang masuk saja lebih banyak yang masuk. Ya tidak?
Makanya, tidak jarang sarjana sekarang nihil. Bukan lagi ilmunya, tapi sekedar dapat ijazah, karena efek membludaknya bakal calon sarjana. Akhirnya, setelah lulus mereka itu zonk...
Ini kemungkinan, kalau sekarang dalam hidup tuh yang sudah menyeimbangkan hati dan otak. Memang tidak mudah untuk menyeimbangkan keduanya, apalagi era pergaulan bebas seperti sekarang ini. Logika dan rasa bisa saja saling membunuh.
Yang kaya mengambil jerih payah yang miskin, kalau ini sih banyak yang terjadi. Sebagian oknum orang kaya yang masih suka memeras jerih payah orang miskin untuk memperkaya diri si oknum orang kaya. Kayak gitu sih, kata Bang Oma, "sungguh terlalu".
Pasti paham kan apa maksudnya? serasa di sosial media, ketika ada seseorang yang begitu kesusahan, kemudian di Uplod ke sosial media, dengan harapan mendapatkan banyak bantuan, ekh... yang ada banyak like, komen, dan share. Hehehhee..
Tetapi sekarang sudah mulai berubah, banyak tumbuh rasa dermawan dihati banyak orang. Termasuk pembaca blog ini. Jadi, jangan lupa sedekah yaa....
Buat para blogger, mesti juga paham ini23. Buat para blogger, mesti juga paham ini. Sebenarnya bukan hanya blogger yang paham, tapi pembaca juga paham. Dulu konten mejadi yang utama, sekarang? iklan yang menjadi utama, blog mana yang tidak menampilkan iklan. Hampir semua blog menampilkan iklan. Ya tidak? termasuk blog yang sedang kalian kunjungi ini. Hehehee...
Mereka yang cerdas mudah percaya dengan orang bodoh yang banyak omong. Sepertinya public speaking itu sangat diperlukan ya dalam kehidupan zaman sekarang, karena orang lebih mempercayai orang yang pinter ngomong didepan umum, dari pada orang cerdas otaknya, tapi tak pandai ngomong. Ini fenomena yang banyak terjadi sekarang, banyak bicara tapi sebenarnya tak tau apa-apa, namun dipercaya oleh mereka yang berotak dan punya pemikiran cerdas.
Merasa disituasi gini tidak? dimana jemaah ap*le lebih antusias. Nyata sih ya, adanya gitu, ketika produknya baru muncul, banyak orang rela antri dan menginap untuk mendapatkannya. Dan mungkin mereka bisa lebih merasa bangga menggunakan produk buah apel yang krowak tersebut, dari pada bangga dengan keyakinan mereka. Atau, dengan gadget tersebut lebih merasa yakin dengan dirinya sendiri. Entahlah.....
Paham kan apa maksudnya? Kalau tidak paham kebangetan dah. Perubahan permainan dari zaman ke zaman. Sosial media adalah yang ter-uptodate. Ada diantara kalian yang tidak bermain Sosial Media??
Ini yang sedang menjadi masalah di Negri yang tongkat kayu dan batu bisa menjadi tanaman ini. Dimana siaran tv banyak yang tidak mendidik untuk tumbuh kembangnya anak. Keponakan saya umur dua tahun, sampai diam dengan khidmat ketika lagu partai yang diputer tiap hari itu ditayangkan. Dan channelnya tidak boleh diganti. Bukan cuma itu, tayangan yang kurang mendidik juga menjadi penyebab pertumbuhan generasi yang acak. Jadi, Itulah kenapa siaran TV sangat perlu diperhatikan untuk otak anak-anak
Semakin cerdas orang, akan semakin kehilangan hati. Benarkah demikian?? ada benarnya juga, orang yang lebih cerdas akan lebih mempunyai rasa yang jumawa. Dan itu akan meremehkan orang lain, kalau sudah meremehkan, apa iya dia mau menolong atau membantu? itu sudah banyak terjadi.
Efek terus dicekoki dengan isu terorisme, buku ditengah jalan saja akan menjadi perbincangan yang hangat. Jangan-jangan dalam buku itu ada doktrin yang membahayakan umat ya? Setidaknya, paranoid akan barang-barang yang tak wajar pasti ditimbulkan.
Semakin terlihat saja perbedaan si miskin dan si kaya. Hidup si miskin atau penyandang disabilitas akan semakin susah menjalani hidup. Ruang nyaman untuk mereka semakin sedikit, apalagi ditempat-tempat umum dan ramai.
Lebih kuat lidah daripada otaknya. Sekarang memang lebih banyakan orang yang kuat di verbal daripada di pemikirannya. Dan belum tentu, kuat dalam hal ucapan akan menandakan iya cerdas. Tidak selalu demikian, bahkan tong kosong aja bunyinya bisa nyaring.
Apa sebenarnya sama-sama tidak saling menyadari yaa? Saat berkampanye bisa-bisa kita tidak saling menyadari, antara yang dipilih dengan pemilih. Bisa jadi semuanya memakai topeng, jadi keduanya tidak saling menyadari bahwa ada aroma khianat dalam berjalannya waktu.
Bagaimana menurutmu? paham kan maksudnya? sepertinya untuk gambar yang satu ini tidak perlu dijelaskan, karena sudah sangat jelas maksudnya.
Ngena banget ini mah, keserakahan yang sedang berkuasa. Ngerasa tidak, jika perilaku kehidupan orang zaman sekarang sedang mengalami fase seperti pada gambar. Dimana yang serakah, seperti selalu menang dan mampu mengendalikan yang tidak serakah. Mereka orang-orang yang selalu merebut kekuasaan si miskin, sampai si miskin tidak bisa bergerak lagi dan akhirnya bertekuk lutut.
Jujur, ini sedang melanda semua kaum, baik si miskin maupun si kaya, terpasung facebook. Sadar tak sadar, sekarang emang dalam kondisi itu. Tiada hari tanpa membuka Facebook. Sehari tanpa facebook, akan terasa hampa dan sepi. Kemana-mana selalu facebook-an, termasuk ke kamar mandi sekalipun. Facebook menjadi seperti sebuah aliran baru, yang sudah terpatri dalam jiwa khalayak ramai.
Banyak Demo yang dinikmati kepentingan pihak tertentu. Siapa yang punya kekuasaan dan uang, akan mampu mensetting semuanya, termasuk mensetting perilaku pendemo agar menuruti apa yang diperintahkam. Dan terkadang pelaku demo tidak menyadari, bahwa mereka sedang dimanfaatkan oleh pihak tertentu guna mencapai kedigdayaannya.
Gimana kalau yang ini, merokok dilarang tapi ..... tapi begitu banyak pabrik yang malah lebih memberikan polusi udara daripada 100 perokok. Namun, di pabrik tersebut ditulis di larang merokok, ini gimana coba?
Itu semua kartun-kartun yang menyindir kenyataan bahwa betap mirisnya perilaku kehidupan manusia zaman sekarang ini, seharusnya mampu menampar kita telak, benar-benar menampar untuk segera sadar dan mulai mengontrol perilaku, agar tidak ikut tersindir Kenyataan Betapa Mirisnya Perilaku Kehidupan Manusia Zaman Sekarang
Perubahan-perubahan yang tidak merata pun terkadang menjadi sebuah keuntungan bagi sebagian pihak untuk dijadikan buruan. Yang miskin bekerja keras hanya untuk membiayai yang kaya. Berbagai situasi kenyataan kehidupan zaman sekarang tampaknya membuat para ilustrator dan karikaturis untuk membuat gambar sindiran-sindiran untuk tingkah laku orang zaman sekarang.
Berbagai permasalahan hidup sanggup dituangkan melalui ilustrasi-ilustrasi sederhana karya mereka. Karena lewat seni-lah terkadang menjadi salah satu alat yang ampuh dalam menyampaikan pesan tertentu.
Seringkali juga, bahwa dengan sebuah gambar, sindiran akan lebih mengena serta terlihat begitu mengenaskan dibandingkan dengan ungkapan langsung.
Silahkan Baca
Berikut ini ada Ilustrasi yang Menyindiri Kenyataan Betapa Mirisnya Perilaku Kehidupan Manusia Zaman Sekarang
Omongan yang belum tentu benar bisa langsung terbang ke media sosial dengan cepat. Bukankah perilaku zaman sekarang seperti itu. Ada apa-apa dikit langsung disebarin Sosial media tanpa mencari tau kebenarannya terlebih dahulu. Kira-kira kamu kaya gitu tidak? dikit-dikit nyetatus, atau share berita yang tidak tau dimana tuannya.....
Hakim yang bermuka dua. Waduh, kalau semakin yang kaya gini gaswat. Bukan bermaksud menyindir elurauh hakim, tapi hanya menyindir oknum yang memperburuk citra penentu keadilan ini. Seharusnya, hakim bisa memutuskan untuk yang benar-benar bersalah, dan bisa menimbang itu dari segi tingkat kesalahan. Coba sekarang, nenek nyuri singkong dihukum, sedang dia gitu karena butuh makan. Harusnya, negara yang di adili, ya tidak? hihihihi.....
Ancaman nyata yang siap membunuh si Kutu Buku. Melihat gambar diatas pasti sudah paham lah, bagaimana peradaban digital menggerus perilaku orang zaman sekarang. Adanya smartphone, yang memiliki fungsi komplit, semakin meleburkan keberadaan si kutu buku. Dulu, di taman sering melihat orang baca buku, sekarang, orang baca smartphone. Bahkan di dalam perpustakaan saja, masih baca smartphone. Hmm,,ancaman bener-bener nih, yang akan membunuh si kutu buku.
Yang menjaga privasimu ya Gadget. Pernah kamu merasakan hal tersebut? coba buka kepekaanmu, liat teman-temanmu, bagaimana sikap-sikapnya, bagaimana perilakunya. Terkadang mereka yang bener-bener tertutup secara real, di dunia maya malah buka-bukaan. Bahkan lebih parah dari orang biasanya. Pokoknya, Gadgetmu sekarang yang menyimpan semua data rahasiamu, jadi mulai sekarang jangan sembarang menyimpan hal privasi di Gadget.
Untuk memuluskan kepentingan atau keserakahan, semua media dikontrol pihak tertentu. Sudah banyak yang tau akan hal ini, tapi acuh. Atau mungkin juga bingung mau ngapain, tho semua media sudah dikuasai. Sang Pengontrol media lah yang akan menang.
Yang berangan-angan siapa, yang menikmati siapa. Miris yaa? Sungguh ini begitu ngena banget, siapa yang berangan-angan siapa juga yang menikmati. Merasakan hal ini tidak? bekerja mati-matian, endingnya cuma biayain buat kemakmuran yang diatas sono....
Seseorang rela mengorbankan yang lain demi sebuah kepentingan. Kalau yang ini sih sebenarnya sudah tidak diragukan lagi, kita sering disuguhkan berita-berita yang intinya seseorang dikorbankan untuk mengamankan dirinya sendiri. Apalagi jika itu dalam erat urusannya dengan politik.
Media sekarang akan melakukan apapun untuk memberikan informasi, termasuk mengorbankan. Ini yang sekarang menjadi begitu mirisnya perilaku kehidupan orang zaman sekarang. Ekh, maksudnya perilaku media zaman sekarang, mereka terus mengolah informasi yang didapat dari segi manaput, bahkan sampai mengorek-ngorek masa lalunya yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan yang sekarang ini. Atau bahkan sengaca objek mereka diumpankan ke khalayak.
Bagi sebagian orang, sampah adalah sebuah kado terindah. Sekarang ada berapa jumlah orang yang begitu bahagia ketika mendapatkan sampah? semakin hari dipastikan akan semakin meningkat, jika taraf ekonomi tidak memikirkan keseimbangan ukuran pasak dengan tiyang. Atau juga jika sampah tersebut berbentuk informasi, intinya informasi yang didapatkan adalah Hoax, informasi sampah, yang memberitakan sesuatu hal yang ia benci tapi dalam berita sesuai dengan harapannya.
Gadget bisa menghapus kemesraan. Hehehehe.... ! Kamu kaya digambar tidak perilakunya? saya yakin sebagian besar iya, tidak mungkin kamu rela meninggalkan gadget, meskipu sedang bersama pasangan halalmu. Soalnya, saya sering melihat pasangan yang sedang asyik sendiri dengan gadget mereka, padahal mereka duduk berdua, makan berdua. Mungkin bisa jadi nanti, orang lebih menderita ditinggal gadget daripada ditinggal pasangannya.
Coba siapa dari pembaca yang jadi pemimpin? kira-kira sempat pakai berapa topeng? hehehe! Ya, Topeng untuk membohongi publik itu berlapis banyaknya. Menyadari hal ini bukan, coba ketika masa-masa pemilihan Kepala Pemerintahan, baik di lingkup kota maupun negara, polanya itu sama. Banyak menjanjikan tapi setelah mendapatkan jabatan, lupa sama daratan. Jangankan untuk pemimpin negara, Pilihan lurah saja demikian kok. Janji-janji kampanye yang terbuat dari alkohol, gampang menguap. Ya tidak?
Kebingungan dimana mau menempatkan ruang hijau. Kalau yang ini sudah mulai menjurus kesana sih, tapi belum seekstrim kaya digambar, hanya emang masih kurang begitu banyak ruang hijaunya. Semoga pemerintah terus menggalakan ruang terbuka hijau, agar sindiran telak gambar diatas, tidak pernah terjadi.
Coba mudeng tidak pada gambar yang satu ini. Menebang bahaya ya, mendatangkan musibah. Sebenarnya, ketika musibah itu terjadi, banyak dari kita yang lebih menyibukkan diri dengan menyalahkan tetapi tidak menyadari, bahwa musibah tersebut terjadi juga karena ada campur tangan diri kita.
Sebuah pertarungan anara si baik dan si buruk. Sangat kental banget, kita hidup selalu dihadapkan pada 2 buah pilihan antara jalan yang baik dan jalan yang buruk. Kalau pilih jalan yang buruk, syetan dan kroninya yang akan jumawa karena merasa menang, kalau pilih jalan yang baik, berarti itu hakikinya.
Otak dan hati dipaksa menyatu, sebuah situasi yang sulit juga. Kalaupun itu terjadi, kadang tidak terpikirkan. Namun ketika pas sadar, seakan pikiran dan hati kita tidak bisa menyatu. Otak memikirkan apa, hati merasakan apa. Terkadang keduanya sangat bertolak belakang.
Gadget yang mengendalikan semua gerak tubuh manusia, apa benar demikian hidupmu? dikendalikan oleh gadgetmu? Simplenya saja, coba saat gadgetmu kehilangan energi, baterainya habis. Dipastikan kamu akan panik, dan kemudian mencari tempat charger dimanapun kamu berada. Jika gadget kehabisan daya, hidupmu akan terasa langsung gersang, kebingungan, tidak tau arah. Ya atau iya? bukti hidupmu mulai dikendalikan oleh gadget.
Cekrek, upload foto ke sosial media, dan tinggal berharap dapat like dan komen yang banyak. Tiap menit sosial medianya diliatin, kalau like-nya dikit, terus kecewa sendiri, dongkol. Kamu gitu tidak? hehehehe...
Itulah sebenarnya yang sedang melanda mental perilaku orang zaman sekarang, dimana like, komen, dan share menjadi sesuatu yang dibanggakan. Bukan konten yang bagus saja, tapi yang lebih utama dapat tanggapan banyak, jadi cepet ngehits. Kejadian apapun akan difoto, angin ribut, tanah longsor, banjir, kecelakaan, bahkan bunuh diri saja secara live. Keeksisan menjadi yang utama tak peduli bahaya.
Terpisah dari orang yang disayang, terasa hati menyandera. Kalau yang ini sebenarnya sudah sejak dulu ya, kalau ditinggal pasangan akan sedih merana gulana serasa dalam derita yang pengen cepat berganti cerita.
Mengikuti orang yang tidak bisa melihat kedepan, mengikuti orang yang menyesatkan. Mengikuti orang yang menyesatkan, bahaya banget, apalagi jika itu seorang pemimpin, bakal menyesatkan pengikutnya. Pentingnya memilih teladan yang bener-bener baik dan berilmu, ya ini nih!
Dimana sarjana tidak bisa berbuat apa-apa, ngrasa begitu tidak? Hari ini tidak kaya dulu, yang bergelar sarjana dielu-elukan, mendapatkan perkerjaan lebih mudah. Itu dulu, saat orang tidak begitu 'ngeh' dengan ijazah dan gelar sarjana. Lain lagi sekarang, bagaimana orang tua berbondong-bondong ingin menyekolahkan anak-anaknya hingga sarjana. Lihat saja dikampus-kampus di Indonesia, ada berapa juta calon sarjana? bahkan yang lulus dan yang masuk saja lebih banyak yang masuk. Ya tidak?
Silahkan Baca
Makanya, tidak jarang sarjana sekarang nihil. Bukan lagi ilmunya, tapi sekedar dapat ijazah, karena efek membludaknya bakal calon sarjana. Akhirnya, setelah lulus mereka itu zonk...
Ini kemungkinan, kalau sekarang dalam hidup tuh yang sudah menyeimbangkan hati dan otak. Memang tidak mudah untuk menyeimbangkan keduanya, apalagi era pergaulan bebas seperti sekarang ini. Logika dan rasa bisa saja saling membunuh.
Yang kaya mengambil jerih payah yang miskin, kalau ini sih banyak yang terjadi. Sebagian oknum orang kaya yang masih suka memeras jerih payah orang miskin untuk memperkaya diri si oknum orang kaya. Kayak gitu sih, kata Bang Oma, "sungguh terlalu".
Pasti paham kan apa maksudnya? serasa di sosial media, ketika ada seseorang yang begitu kesusahan, kemudian di Uplod ke sosial media, dengan harapan mendapatkan banyak bantuan, ekh... yang ada banyak like, komen, dan share. Hehehhee..
Tetapi sekarang sudah mulai berubah, banyak tumbuh rasa dermawan dihati banyak orang. Termasuk pembaca blog ini. Jadi, jangan lupa sedekah yaa....
Buat para blogger, mesti juga paham ini23. Buat para blogger, mesti juga paham ini. Sebenarnya bukan hanya blogger yang paham, tapi pembaca juga paham. Dulu konten mejadi yang utama, sekarang? iklan yang menjadi utama, blog mana yang tidak menampilkan iklan. Hampir semua blog menampilkan iklan. Ya tidak? termasuk blog yang sedang kalian kunjungi ini. Hehehee...
Mereka yang cerdas mudah percaya dengan orang bodoh yang banyak omong. Sepertinya public speaking itu sangat diperlukan ya dalam kehidupan zaman sekarang, karena orang lebih mempercayai orang yang pinter ngomong didepan umum, dari pada orang cerdas otaknya, tapi tak pandai ngomong. Ini fenomena yang banyak terjadi sekarang, banyak bicara tapi sebenarnya tak tau apa-apa, namun dipercaya oleh mereka yang berotak dan punya pemikiran cerdas.
Merasa disituasi gini tidak? dimana jemaah ap*le lebih antusias. Nyata sih ya, adanya gitu, ketika produknya baru muncul, banyak orang rela antri dan menginap untuk mendapatkannya. Dan mungkin mereka bisa lebih merasa bangga menggunakan produk buah apel yang krowak tersebut, dari pada bangga dengan keyakinan mereka. Atau, dengan gadget tersebut lebih merasa yakin dengan dirinya sendiri. Entahlah.....
Paham kan apa maksudnya? Kalau tidak paham kebangetan dah. Perubahan permainan dari zaman ke zaman. Sosial media adalah yang ter-uptodate. Ada diantara kalian yang tidak bermain Sosial Media??
Ini yang sedang menjadi masalah di Negri yang tongkat kayu dan batu bisa menjadi tanaman ini. Dimana siaran tv banyak yang tidak mendidik untuk tumbuh kembangnya anak. Keponakan saya umur dua tahun, sampai diam dengan khidmat ketika lagu partai yang diputer tiap hari itu ditayangkan. Dan channelnya tidak boleh diganti. Bukan cuma itu, tayangan yang kurang mendidik juga menjadi penyebab pertumbuhan generasi yang acak. Jadi, Itulah kenapa siaran TV sangat perlu diperhatikan untuk otak anak-anak
Semakin cerdas orang, akan semakin kehilangan hati. Benarkah demikian?? ada benarnya juga, orang yang lebih cerdas akan lebih mempunyai rasa yang jumawa. Dan itu akan meremehkan orang lain, kalau sudah meremehkan, apa iya dia mau menolong atau membantu? itu sudah banyak terjadi.
Efek terus dicekoki dengan isu terorisme, buku ditengah jalan saja akan menjadi perbincangan yang hangat. Jangan-jangan dalam buku itu ada doktrin yang membahayakan umat ya? Setidaknya, paranoid akan barang-barang yang tak wajar pasti ditimbulkan.
Semakin terlihat saja perbedaan si miskin dan si kaya. Hidup si miskin atau penyandang disabilitas akan semakin susah menjalani hidup. Ruang nyaman untuk mereka semakin sedikit, apalagi ditempat-tempat umum dan ramai.
Lebih kuat lidah daripada otaknya. Sekarang memang lebih banyakan orang yang kuat di verbal daripada di pemikirannya. Dan belum tentu, kuat dalam hal ucapan akan menandakan iya cerdas. Tidak selalu demikian, bahkan tong kosong aja bunyinya bisa nyaring.
Apa sebenarnya sama-sama tidak saling menyadari yaa? Saat berkampanye bisa-bisa kita tidak saling menyadari, antara yang dipilih dengan pemilih. Bisa jadi semuanya memakai topeng, jadi keduanya tidak saling menyadari bahwa ada aroma khianat dalam berjalannya waktu.
Bagaimana menurutmu? paham kan maksudnya? sepertinya untuk gambar yang satu ini tidak perlu dijelaskan, karena sudah sangat jelas maksudnya.
Ngena banget ini mah, keserakahan yang sedang berkuasa. Ngerasa tidak, jika perilaku kehidupan orang zaman sekarang sedang mengalami fase seperti pada gambar. Dimana yang serakah, seperti selalu menang dan mampu mengendalikan yang tidak serakah. Mereka orang-orang yang selalu merebut kekuasaan si miskin, sampai si miskin tidak bisa bergerak lagi dan akhirnya bertekuk lutut.
Jujur, ini sedang melanda semua kaum, baik si miskin maupun si kaya, terpasung facebook. Sadar tak sadar, sekarang emang dalam kondisi itu. Tiada hari tanpa membuka Facebook. Sehari tanpa facebook, akan terasa hampa dan sepi. Kemana-mana selalu facebook-an, termasuk ke kamar mandi sekalipun. Facebook menjadi seperti sebuah aliran baru, yang sudah terpatri dalam jiwa khalayak ramai.
Banyak Demo yang dinikmati kepentingan pihak tertentu. Siapa yang punya kekuasaan dan uang, akan mampu mensetting semuanya, termasuk mensetting perilaku pendemo agar menuruti apa yang diperintahkam. Dan terkadang pelaku demo tidak menyadari, bahwa mereka sedang dimanfaatkan oleh pihak tertentu guna mencapai kedigdayaannya.
Gimana kalau yang ini, merokok dilarang tapi ..... tapi begitu banyak pabrik yang malah lebih memberikan polusi udara daripada 100 perokok. Namun, di pabrik tersebut ditulis di larang merokok, ini gimana coba?
Itu semua kartun-kartun yang menyindir kenyataan bahwa betap mirisnya perilaku kehidupan manusia zaman sekarang ini, seharusnya mampu menampar kita telak, benar-benar menampar untuk segera sadar dan mulai mengontrol perilaku, agar tidak ikut tersindir Kenyataan Betapa Mirisnya Perilaku Kehidupan Manusia Zaman Sekarang
Pustaka: Brilio.net
Pawel Kuczynski, kartunis asal Polandia
Angel Boligan Corbo, kartunis asal Kuba
Google
Doa kami, Semoga rezeki berlimpah untuk sobat semua hari ini. Aamiin