Berawal dari Komunikasi Sederhana, Dilanjut dengan Saling Curhat
Ini kalau jaman now namanya pedekate, berawal dari komunikasi sederhana kemudian dilanjut dengan saling curhat
Atmosterku.com | Berawal dari komunikasi sederhana, dilanjut dengan saling curhat - Kita hidup tidaklah bisa sendirian, butuh orang lain. Dari lahir pun sudah butuh orang lain untuk membantu keluar dari rahim Ibu. Belum lagi saat belajar berjalan dan berbicara, orang tua selalu membantu perlahan demi perlahan hingga kita bisa berjalan dan berkomunikasi dengan lancar serta baik. Sebagai makhluk sosial, komunikasi menjadi sesuatu yang penting untuk menciptakan hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang.
Tapi, dalam berkomunikasi pun, sudah diatur oleh Sang Pencipta. Agar situasi tetap kondisional, agar tidak terjadi perpecahan. Bagaimana ghibah, fitnah, menjadi ancaman serius bagi makhluk sosial seperti kita ini. Semua sudah diatur, namun kitanya saja yang tidak suka diatur.
Salah satunya adalah komunikasi yang bisa menimbulkan fitnah, yakni antara lawan jenis yang bukan muhrimnya. Ini nih yang sekarang sedang melanda, baik muda-mudi maupun yang dewasa-dewasa, dengan memanfaatkan tehnologi digital. Akibat dari komunikasi dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya, menjadi lupa dengan orang-orang yang ada disekitarnya.
Berawal dari komunikasi sederhana, dilanjut dengan saling curhat, hingga tertanam cinta karena syahwat. Lebih parah lagi, ketika kejadian itu dialami oleh mereka yang telah berkeluarga. Karena interaksi lawan jenis yang tidak halal, Allah cabut rasa cintanya terhadap keluarganya, digantikan dengan kehadiran orang baru dalam hatinya. Disadari maupun tidak, sejatinya itu merupakan hukuman bagi orang yang telah bisa menikmati segala yang haram, Allah hilangkan dari dirinya untuk bisa menikmati sesuatu yang halal.
Iblis memberi satu kenikmatan kecil yang melupakan kenikmatan besar. Ingat lagi ya, jika mereka (Iblis) akan selalu berusaha dalam bentuk apapun untuk bisa menjadikanmu temanya. Bukan hanya sekejap, tapi terus sampai kamu bener-bener menjadi teman sejatinya yang nanti bisa berkumpul kekal di dalam Neraka. Na'udzubillah...
Sepertinya iblis juga sudah mengikuti tehnologi, dengan menggunakan sosial media sebagai perantara mereka menjadikanmu teman sejawat. Kelihatannya sepele, tetapi akibatnya besar. Kalau sudah nyaman, dalam dirimu akan timbul nafsu untuk bertemu, kemudian memiliki kemudian..kemudian..dan kemudian yang lain. Sesal kemudian yang akan kamu peroleh.
Memahami hal ini, berhati-hatilah dalam bergaul dengan lawan jenis, siapapun dia. Bisa jadi pada awalnya seseorang memiliki niat baik, niat saling menolong, niat merasa kasihan, perlu ada teman untuk berbagi rasa. Ingat semua berawal dari komunikasi sederhana.
"Kan ngga ada masalah kalo cuma jadi teman curhat, yang penting ngga ada perasaan apa-apa. Kita kan niatnya baik, saling mengingatkan dan menasehati. Saya merasa dekat dengan Allah semenjak kenal dia, kita saling mengingatkan untuk tahajud, untuk puasa sunah, saya menjadi rajin ibadah karena nasehatnya, hatiku merasa nyaman dan tentram bersamanya, semoga dia menjadi pasanganku di surga…", dan seabreg khayalan kasmaran lainnya.
Sudah banyak bukan kisah-kisah nyata yang terjadi dari awal komunikasi yang demikian. Hanya dari rasa kasihan timbullah pemikiran lain. Harusnya kisah-kisah nyata yang sering beredar jadi cambuk yang bener-bener menyadarkan kita dari khayalan-khayalan kasmaran yang tak semestinya.
Untuk para lelaki, harap lebih waspada, jangan sampai menerima curhat wanita tentang keluarganya. Bisa jadi ini langkah pembuka Iblis untuk semakin menjerumuskanmu. Terkecuali jika kamu seorang ulama, tokoh agama, yang berhak memberikan fatwa dengan ilmunya. Kamu bisa menjelaskan halal-haram satu masalah tapi dalam koridor yang semestinya. Tidak bertemu berduaan.
Tidak jarang juga yang awalnya begitu tekun dan dipanggil ustadz tetapi karena terlalu sering konsultasi berdua, imannya goyah, akhirnya terpelanting kedalam bisikan dan rayuan para iblis. Ini tidak akan kamu sadari, sampai kamu menyesal diakhir nanti.
Semoga Allah, menyelamatkan kita dari bahaya besar lingkungan yang kurang memperhatikan adab pergaulan.
Tapi, dalam berkomunikasi pun, sudah diatur oleh Sang Pencipta. Agar situasi tetap kondisional, agar tidak terjadi perpecahan. Bagaimana ghibah, fitnah, menjadi ancaman serius bagi makhluk sosial seperti kita ini. Semua sudah diatur, namun kitanya saja yang tidak suka diatur.
Salah satunya adalah komunikasi yang bisa menimbulkan fitnah, yakni antara lawan jenis yang bukan muhrimnya. Ini nih yang sekarang sedang melanda, baik muda-mudi maupun yang dewasa-dewasa, dengan memanfaatkan tehnologi digital. Akibat dari komunikasi dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya, menjadi lupa dengan orang-orang yang ada disekitarnya.
Berawal dari komunikasi sederhana, dilanjut dengan saling curhat, hingga tertanam cinta karena syahwat. Lebih parah lagi, ketika kejadian itu dialami oleh mereka yang telah berkeluarga. Karena interaksi lawan jenis yang tidak halal, Allah cabut rasa cintanya terhadap keluarganya, digantikan dengan kehadiran orang baru dalam hatinya. Disadari maupun tidak, sejatinya itu merupakan hukuman bagi orang yang telah bisa menikmati segala yang haram, Allah hilangkan dari dirinya untuk bisa menikmati sesuatu yang halal.
Silahkan Baca
Iblis memberi satu kenikmatan kecil yang melupakan kenikmatan besar. Ingat lagi ya, jika mereka (Iblis) akan selalu berusaha dalam bentuk apapun untuk bisa menjadikanmu temanya. Bukan hanya sekejap, tapi terus sampai kamu bener-bener menjadi teman sejatinya yang nanti bisa berkumpul kekal di dalam Neraka. Na'udzubillah...
Sepertinya iblis juga sudah mengikuti tehnologi, dengan menggunakan sosial media sebagai perantara mereka menjadikanmu teman sejawat. Kelihatannya sepele, tetapi akibatnya besar. Kalau sudah nyaman, dalam dirimu akan timbul nafsu untuk bertemu, kemudian memiliki kemudian..kemudian..dan kemudian yang lain. Sesal kemudian yang akan kamu peroleh.
Memahami hal ini, berhati-hatilah dalam bergaul dengan lawan jenis, siapapun dia. Bisa jadi pada awalnya seseorang memiliki niat baik, niat saling menolong, niat merasa kasihan, perlu ada teman untuk berbagi rasa. Ingat semua berawal dari komunikasi sederhana.
"Kan ngga ada masalah kalo cuma jadi teman curhat, yang penting ngga ada perasaan apa-apa. Kita kan niatnya baik, saling mengingatkan dan menasehati. Saya merasa dekat dengan Allah semenjak kenal dia, kita saling mengingatkan untuk tahajud, untuk puasa sunah, saya menjadi rajin ibadah karena nasehatnya, hatiku merasa nyaman dan tentram bersamanya, semoga dia menjadi pasanganku di surga…", dan seabreg khayalan kasmaran lainnya.
Sudah banyak bukan kisah-kisah nyata yang terjadi dari awal komunikasi yang demikian. Hanya dari rasa kasihan timbullah pemikiran lain. Harusnya kisah-kisah nyata yang sering beredar jadi cambuk yang bener-bener menyadarkan kita dari khayalan-khayalan kasmaran yang tak semestinya.
Untuk para lelaki, harap lebih waspada, jangan sampai menerima curhat wanita tentang keluarganya. Bisa jadi ini langkah pembuka Iblis untuk semakin menjerumuskanmu. Terkecuali jika kamu seorang ulama, tokoh agama, yang berhak memberikan fatwa dengan ilmunya. Kamu bisa menjelaskan halal-haram satu masalah tapi dalam koridor yang semestinya. Tidak bertemu berduaan.
Tidak jarang juga yang awalnya begitu tekun dan dipanggil ustadz tetapi karena terlalu sering konsultasi berdua, imannya goyah, akhirnya terpelanting kedalam bisikan dan rayuan para iblis. Ini tidak akan kamu sadari, sampai kamu menyesal diakhir nanti.
Semoga Allah, menyelamatkan kita dari bahaya besar lingkungan yang kurang memperhatikan adab pergaulan.
Re-write post @rbayuaji
Instagram: generasi_kaffah
Terima kasih ya telah menyempatkan waktu untuk membaca Berawal dari komunikasi sederhana, dilanjut dengan saling curhat.
Doa kami, Semoga rezeki berlimpah untuk sobat semua hari ini. Aamiin