Bukti kalau Kita itu Egois, lebih Memprioritaskan Urusan Sendiri
Kita itu Egois!
Vebma.com |
Atmosterku.com | Bukti kalau Kita itu Egois, lebih Memprioritaskan Urusan Sendiri - Hati manusia secara fisik sangat lembek karena tak bertulang. Namun "atos" (dalam bhs Jawa, artinya keras) secara tak kasat mata. Bagaimana bisa dikatakan keras? Semua tau bahwa kita itu egois, lebih memprioritaskan urusan sendiri.
Egois merupakan motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang hanya menguntungkan diri sendiri saja.
Urusan orang lain? terserah mereka. Bukankah seringkali begitu?
Mempunyai rasa sosial yang tinggi tidak sembarang dari kita bisa, karena memahami, menolong dan menghormati itu urusan yang sulit bagi sebagian dari kita yang memiliki kekerasan hati sudah level parah.
Bahkan rasa iba pun terkadang nggak ada sama sekali. Ada tetangga yang membutuhkan, namun kita lebih suka menolong teman yang jauh, padahal kurang begitu membutuhkan.
( Silahkan Baca : Ketika Rasa Cinta datang Menghangatkan Kembali Debaran Jantung Hingga Tak Menentu )
Lebih memilih untuk berhura-hura dari pada untuk membuat anak yatim piatu tersenyum. Lebih memilih untuk mentraktir teman atau untuk pedekate sama perempuan dari pada untuk memberi makan pada kaum dhuafa.
Ada banyak hal yang membuktikan bahwa kita itu egois, lebih memprioritaskan urusan sendiri. Bahkan sama keluarga sendiri, anak nangis bukannya diperhatikan terlebih dahulu tetapi malah membalas beberapa Chat dari temen. Ada sms dari orang tua, balesnya santai nanti saja, giliran ada Whatsapp dari temen atau perempuan, langsung secepat kilat dibalas. Iya atau ya?
Itulah kenapa, karena keegoisan kita sendiri yang menjadikan kita kurang peka, kurang memahami dengan yang namanya hidayah. Asal tau saja, bahwa hidayah sebenarnya sudah menghampiri kita setiap harinya berkali-kali dan tak pernah bosan mengingatkan. Namun, hanya karena kita itu egois, lebih memprioritaskan urusan sendiri, mementingkan kemauan sendiri, mementingkan keinginan-keinginan sendiri, mengikuti segala nafsu dari dalam diri, hidayahpun diacuhkan padahal dekat sekali.
Karena kurang pekanya kita akan hidayah. Keegoisan kita, bisa menganak-tirikan perkara akhirat. Melupakan segala substansi dunia yang bisa menjadi bekal di akhirat, agar kita bahagia dan nyaman disana.
Namun malah larut dengan kerisauan yang belum tentu bisa menjamin urusan akhirat kita. Larut dengan segala keinginan dunianya saja. Sampai sholat pun yang terlintas dipikiran hanyalah dunia. Astaghfirullah...
Kita lebih penting memikirkan bagaimana bisa mendapatkan uang secara cepat dan banyak, tapi kurang memikirkan bagaimana langkah-langkah agar bisa sholat tepat waktu dan khusyu'.
Kita sibuk memikirkan perkara jodoh yang belum tentu datang, melupakan perkara mati yang begitu dekat. Ini juga sering sekali dilakukan oleh kita. Lebih massif pedekate sama perempuan-perempuan, namun kurang massif untuk beribadah. Astaghfirullah...
( Silahkan Baca : Jauhi 7 Perkara ini, Karena Bisa Menyebabkan Lemah Imanmu )
Bahkan dengan tanpa rasa sesal kita melalaikan sholat hanya karena dunia.
Ingatkah kisah Umar radhiallahuanhu? Yang menyedekahkan kebun kurmanya, karena menyebabkan beliau ketinggalan satu raka'at sholat?
Apa kita bisa melakukan apa yang Khalifah Umar lakukan, menyedekahkan harta yang nilainya tak kecil hanya karena telat beribadah? sepertinya nggak mungkin, telat saja kita tetep santai. "Entarlah, waktu sholatnya masih panjang, acara tv ini cuma 1 jam doank", gitu yaa...
Atau lebih memilih nongkrong dengan teman yang kurang memperhatikan ibadah, dengar suara adzan aja kaya denger mobil lewat, Astaghfirullah...
Sedangkan kita, sholat di penghujung waktu, karena disibuki dengan dunia.
Alangkah merasa amannya diri kita, sehingga meremehkan perkara pertama yang akan dihisab olehNya
Ya, kita itu egois, lebih memprioritaskan urusan sendiri. Iya, kita itu egois! karena menjadikan segala urusan dari Allah itu nomor dua. Dan urusan nafsu kita yang jadi utama. Sungguh betapa egoisnya diri ini.
Semoga Allah mengampuni segala perilaku egois kita. Aamiin
Egois merupakan motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang hanya menguntungkan diri sendiri saja.
Urusan orang lain? terserah mereka. Bukankah seringkali begitu?
Mempunyai rasa sosial yang tinggi tidak sembarang dari kita bisa, karena memahami, menolong dan menghormati itu urusan yang sulit bagi sebagian dari kita yang memiliki kekerasan hati sudah level parah.
Bahkan rasa iba pun terkadang nggak ada sama sekali. Ada tetangga yang membutuhkan, namun kita lebih suka menolong teman yang jauh, padahal kurang begitu membutuhkan.
( Silahkan Baca : Ketika Rasa Cinta datang Menghangatkan Kembali Debaran Jantung Hingga Tak Menentu )
Lebih memilih untuk berhura-hura dari pada untuk membuat anak yatim piatu tersenyum. Lebih memilih untuk mentraktir teman atau untuk pedekate sama perempuan dari pada untuk memberi makan pada kaum dhuafa.
Ada banyak hal yang membuktikan bahwa kita itu egois, lebih memprioritaskan urusan sendiri. Bahkan sama keluarga sendiri, anak nangis bukannya diperhatikan terlebih dahulu tetapi malah membalas beberapa Chat dari temen. Ada sms dari orang tua, balesnya santai nanti saja, giliran ada Whatsapp dari temen atau perempuan, langsung secepat kilat dibalas. Iya atau ya?
Itulah kenapa, karena keegoisan kita sendiri yang menjadikan kita kurang peka, kurang memahami dengan yang namanya hidayah. Asal tau saja, bahwa hidayah sebenarnya sudah menghampiri kita setiap harinya berkali-kali dan tak pernah bosan mengingatkan. Namun, hanya karena kita itu egois, lebih memprioritaskan urusan sendiri, mementingkan kemauan sendiri, mementingkan keinginan-keinginan sendiri, mengikuti segala nafsu dari dalam diri, hidayahpun diacuhkan padahal dekat sekali.
Karena kurang pekanya kita akan hidayah. Keegoisan kita, bisa menganak-tirikan perkara akhirat. Melupakan segala substansi dunia yang bisa menjadi bekal di akhirat, agar kita bahagia dan nyaman disana.
Namun malah larut dengan kerisauan yang belum tentu bisa menjamin urusan akhirat kita. Larut dengan segala keinginan dunianya saja. Sampai sholat pun yang terlintas dipikiran hanyalah dunia. Astaghfirullah...
Kita lebih penting memikirkan bagaimana bisa mendapatkan uang secara cepat dan banyak, tapi kurang memikirkan bagaimana langkah-langkah agar bisa sholat tepat waktu dan khusyu'.
Kita sibuk memikirkan perkara jodoh yang belum tentu datang, melupakan perkara mati yang begitu dekat. Ini juga sering sekali dilakukan oleh kita. Lebih massif pedekate sama perempuan-perempuan, namun kurang massif untuk beribadah. Astaghfirullah...
( Silahkan Baca : Jauhi 7 Perkara ini, Karena Bisa Menyebabkan Lemah Imanmu )
Bahkan dengan tanpa rasa sesal kita melalaikan sholat hanya karena dunia.
Ingatkah kisah Umar radhiallahuanhu? Yang menyedekahkan kebun kurmanya, karena menyebabkan beliau ketinggalan satu raka'at sholat?
Apa kita bisa melakukan apa yang Khalifah Umar lakukan, menyedekahkan harta yang nilainya tak kecil hanya karena telat beribadah? sepertinya nggak mungkin, telat saja kita tetep santai. "Entarlah, waktu sholatnya masih panjang, acara tv ini cuma 1 jam doank", gitu yaa...
Atau lebih memilih nongkrong dengan teman yang kurang memperhatikan ibadah, dengar suara adzan aja kaya denger mobil lewat, Astaghfirullah...
Sedangkan kita, sholat di penghujung waktu, karena disibuki dengan dunia.
Alangkah merasa amannya diri kita, sehingga meremehkan perkara pertama yang akan dihisab olehNya
Ya, kita itu egois, lebih memprioritaskan urusan sendiri. Iya, kita itu egois! karena menjadikan segala urusan dari Allah itu nomor dua. Dan urusan nafsu kita yang jadi utama. Sungguh betapa egoisnya diri ini.
Semoga Allah mengampuni segala perilaku egois kita. Aamiin
Oleh Nadhillah Gayvani
Terima kasih ya telah menyempatkan waktu untuk membaca Bukti kalau Kita itu Egois, lebih Memprioritaskan Urusan Sendiri.
Doa kami, Semoga rezeki berlimpah untuk sobat semua hari ini. Aamiin