Jika Allah Tak Lagi Ditakuti
Sebuah artikel dari atmosferku.com berjudul Jika Allah Tak Lagi Ditakuti. Semoga
bermanfaat, dan menjadi informasi agar kita menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih mendekatkan kita pada Sang Khalik.
photo by Yogi Permana |
Seseorang, yang tega membunuh manusia, misalnya, tanpa alasan jelas atau bukan untuk kepentingan kemanusiaan, melakukan hal itu karena ia tidak takut kepada Allah. Jika ia memegang teguh keimanan kepada Allah dan hari akhir, ia tidak akan tega melakukan apa pun yang tak bisa dipertanggung-jawabkannya di hari akhir kelak. Dalam Al Qur’an, sejarah putra-putra Nabi Adam AS, diberikan sebagai contoh untuk menggugah perhatian kita tentang perbedaan menyolok antara orang yang takut dan tidak kepada Allah.
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenar-nya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil) : ‘Aku pasti membunuhmu !’. Berkata Habil, ‘Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa.’ ‘Sungguh kalau kamu mengge-rakkan tangan kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam.’ (Al Maidah : 27 – 28).
Orang yang tidak memiliki rasa takut kepada Allah tega membunuh saudara kandungnya sendiri tanpa perasaan, meskipun saudaranya tersebut tidak bersalah, sementara si korban, meskipun diancam dengan kematian, ia mengatakan bahwa ia tidak akan membunuh saudaranya tersebut. Inilah konsekuensi rasa takut kepada Allah. Demikianlah, seseorang yang dahulunya memiliki merasa takut kepada Allah, kemudian melakukan pembunuhan, penganiayaan, dan ketidakadilan, pendek kata hal-hal yang tidak diridloi oleh Allah, akan hancur.
.
Ketamakan duniawi juga mengakibatkan kebengisan dan tindakan tak bermoral pada manusia. Kebanyakan orang khawatir jatuh miskin, atau tidak memiliki jaminan masa depan. Hal-hal tersebut menjelaskan mengapa suap, korupsi, pencurian, persaksian palsu, dan pelacuran menjadi semacam jalan hidup bagi beberapa orang. Bagi orang yang memiliki keimanan kepada Allah, ridho Allah di atas segala-galanya. Dalam hatinya, ia hanya melabuhkan rasa takutnya kepada Allah; bukan pada kematian, kelaparan, atau hal-hal lain yang memalingkannya dari kebenaran. Sehingga, bagaimanapun keadaannya, orang yang memiliki rasa takut kepada Allah, tidak akan menyimpang dari Al Qur’an. Bahkan, ia berpegang teguh padanya. Ia selalu bertindak hati-hati. Memiliki keyakinan bahwa Allah melihat dan mendengar segala sesuatu, ia tidak berupaya melanggar keyakinannya meskipun sedang sendirian.
.
.
Kedangkalan pemahaman terhadap agama menyebabkan hilangnya suara hati nurani. Untuk menjelaskan hal ini, bayangkan seseorang yang tanpa ragu-ragu melarikan diri setelah menabrak seseorang di jalanan dengan mobilnya. Ini adalah petunjuk nyata betapa jauhnya dia dari nilai-nilai agama. Orang ini, yang tanpa perasaan meninggalkan seorang diri manusia yang sedang sekarat di tengah jalan, berpikir bahwa jika ia memiliki kesempatan, ia akan mengindar dari orang-orang dengan melarikan diri. Tetapi ia tidak pernah berpikir bahwa Allah ada di mana-mana, melihat dan mendengar apa yang dilakukannya setiap detik. Tak ada orang yang dapat lolos pengawasan dan perhitungan Allah dan hari perhitungan. Allah akan membalas semua ketidak-adilan, kejahatan, dan tindakan tidak berperikemanusiaan pada hari perhitungan kelak
Ketika Allah tak lagi ditakuti meskipun sudah dijelaskan tentang adanya hari pembalasan, maka akan terjadi yang namanya ketamakan dunia, dengan perbuatan-perbuatan yang mementingkan keuntungan diri sendiri tanpa memikirkan apa yang akan terjadi pada orang lain, seperti :
- Dalam dunia kesehatan, orang menjadi sok pinter kesehatan dengan membuat obat-obatan palsu demi meraup keuntungan yang besar. Orang tersebut tidak akan memikirkan orang lain yang mengkonsumsi obat palsu tersebut. Kaya kemaren kasus vaksin palsu, sudah menjadi bukti ketamakan duniawi. Hanya demi uang, tak memikirkan bayi yang divaksin dengan vaksin buatannya akan berakibat buruk atau tidak.
- Dalam perebutan jabatan, tak sedikit orang yang akan berebuat kekuasaan. Calon diadu secara tidak sadar. Akibatnya, demi mendapatkan jabatan tersebut, para calon maupun kompatriotnya tidak segan-segan untuk menyebarkan berita bohong (dengan fitnah). Begitulah yang sekarang sedang terjadi.
- Dalam bisnis kuliner pun sering terjadi. Dimana pemilik warung maupun restoran akan menambah atau mengurangi bahan asli dengan bahan yang buatan, bahkan dengan bahan yang tidak semestinya untuk dikonsumsi demi menghasilkan produk yang lebih murah dan mirip dengan aslinya. Seperti dulu kabar tentang bakso tikus, kemudian borak, pewarna Rodhamin, plastik, dan bahan-bahan berbahaya lainnya.
- Pejabat yang terpilih karena voting dari masyarakat harusnya memberikan apa yang dibutuhkan masyarakat agar tercipta timbal balik yang positif. Melainkan apa? ketika sudah berada di atas, akan lupa berkat siapa dia menjadi pejabat terpilih. Kehidupannya mulai naik, tingkat keinginanpun semakin besar. Akhirnya mereka melakukan tindakan korupsi, dan sejenisnya untuk memenuhi gaya hidup. Tidak lagi memikirkan siapa yang telah memilihnya, membaur dengan masyarakat pun hanya sebagai alat pencitraan. Bukan lagi keikhlasan untuk mengabdi pada masyarakat.
- Dalam pergaulan yang semakin bebas akan sulit terkendali. Melakukan tindakan diluar batas norma-norma agama. Seperti geng motor melakukan perampokan, pengrusakan, bahkan memperkosa korbannya. Tak hanya itu, anak muda dengan hegemoni pacaran yang sudah dianggap menjadi lifestyle semakin menjerumuskan ke dalam dosa besar zina.
Masih banyak tindakan-tindakan kita yang diluar PerintahNya, saking banyaknya tidak mungkin tertulis semua dalam point-point. Teringat pada firman Allah yang tercantum di dalam Al Qur'an Surat Al Israa ayat 36:
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya."Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya......."
Maksudnya, jangan mengikuti apa yang tidak kamu ketahui dan tidak penting bagimu. Jika kita memiliki pengetahuan, maka manusia boleh menetapkan suatu hukum berdasarkan pengetahuannya itu. (Tafsir Imam Qurthubi).
".......Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya"
Maksudnya masing-masing dari semua itu ditanya tentang apa yang dilakukannya. Hati ditanya tentang apa yang dia pikirkan dan dia yakini. Pendengaran dan penglihatan ditanya tentang apa yang dia lihat, dan pendengaran ditanya tentang apa yang ia dengar. Semua anggota tubuh akan diminta pertanggungjawaban di hari kiamat. (Tafsir Imam Qurthubi, Ibnu Katsir).
Setiap orang harus mempunyai ketaatan kepada Allah, sehingga akan mendorong orang untuk tidak melakukan tindakan yang tak bermoral. Karena menyadari setiap kesalahan dari tindakan yang dilakukannya akan dijumpainya di hari akhir kelak.
oleh Yogi Permana
Pustaka: Yahya, Harun.2003. Berpikirlah Sejak Anda Bangun Tidur. Jakarta: Global Cipta Publishing,
Demikianlah artikel dari atmosferku.com tentang Jika Allah Tak Lagi Ditakuti. Jika Anda menyukai dan juga bermanfaat untuk yang lain informasi ini, mohon share dengan memberikan like, twit atau berkomentar di bawah ini sehingga bisa menjadi referensi bagi sahabat semua di jejaring sosial Anda. Satu kebaikan anda dan orang lain melakukannya, anda akan mendapat pahala yang sama. Terima kasih.