Bersyukur Tanda Kita Tak Mendustakan NikmatNya
Sebuah artikel dari atmosferku.blogspot.com yang berjudul Bersyukur Tanda Kita Tak Mendustakan NikmatNya kutipan dari tulisan Motivator otak kanan Ippho Santosa
semoga bermanfaat, sehingga menyadarkan kita akan arti pentingnya bersyukur dalam setiap kondisi,
Photo By Yogi Permana |
Ketika bekerja mencari nafkah, hindarilah mengeluh. Itu hanya
mengurangi keberkahan rezeki dan mengundang murka Sang Pemberi Rezeki.
Bayangkan Anda diberi kue oleh seseorang, tapi tiada henti Anda
berkeluh-kesah tentang kue tadi. Tentu saja, si pemberi kue itu sakit
hati. Apa mungkin kue Anda ditambahi?
Lagi pula, mengeluh juga melemahkan otak dan tubuh. Jadinya
gampang sakit. Tak cukup sampai di situ, si pengeluh juga mengusir
orang yang baik-baik (karena muak mendengar keluhannya) dan menghimpun
orang yang jelek-jelek (si pengeluh lainnya, katanya sih curhat).
Parahnya lagi, apa yang Anda keluhkan malah semakin menjadi-jadi.
Memburuk.
Ingat, bekerja adalah fitrahnya manusia. Maka dari itu, syukuri pekerjaanmu. Syukuri keberadaanmu.
Sekiranya Nabi Adam tidak mengambil buah khuldi, apa yang
akan terjadi? Masihkah ia, istrinya, dan seluruh keturunannya tetap
menghuni surga? Nggak juga. Cepat atau lambat, ia akan take off dari
surga dan landing di bumi, hehehe. Dari berbagai ayat kita mengetahui
bahwa Nabi Adam akan berdinas di bumi sebagai khalifah. Bekerja. Sebagai
pemimpin. Sebagai pemakmur.
Perhatikan baik-baik. Sewaktu berdiam di surga, Adam tidak
beroleh gelar khalifah. Namun sewaktu menjalani aktivitas dan rutinitas
di bumi, barulah ia beroleh gelar khalifah. Memang, hidup di bumi itu
penuh perjuangan. Yah begitulah fitrah manusia selagi ia masih hidup.
Bekerja. Berjuang.
Ibaratnya kapal, memang aman dan nyaman saat diam bersandar
di dermaga, tapi bukan untuk itu kapal dibuat. Sebuah kapal sejati
dirancang untuk membelah ombak bahkan menerjang badai. Bekerja.
Berjuang. Right?
Sekali lagi, syukuri pekerjaanmu. Syukuri keberadaanmu.
Di Surah Ar-Rahman, kalimat 'nikmat Tuhan manakah yang
engkau dustakan' diulang sampai 31 kali. Ini seruan kepada manusia untuk
mensyukuri nikmat-nikmat-Nya. Janganlah mendustakan. Ini menurut Syaikh
Amru Khalid. Menurut Imam As-Suyuthi pula, pengulangan itu untuk
memantapkan pemahaman manusia tentang bersyukur.
Akhirnya, bersyukurlah. Semoga hidup kita berkah berlimpah. [Ippho Santosa]
Dengan bersyukur, kita akan selalu merasa cukup dan tidak menyalahkan Sang Pencipta. Dengan bersyukur, juga akan membuat kita merasa kaya, karena dengan bersyukur adalah cara manusia atau makhluk untuk berterima kasih atas segala KuasaNya. Segala yang Alla cukupkan untuk kita, adalah sebuah nikmat bukanlah laknat, karena Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Buat yang lagi dalam kesulitan semoga akan segera dilapangkan dan didekatkan dengan solusi, karena kesulitan merupakan nikmat Allah agar kita menjadi kuat dan cerdaas.
Buat yang lagi sakit, semoga segera diangkat penyakitnya. Jangan putus dari rahmatNya, karena sakit juga sebuah nikmat dari Allah. Saat sakit, Allah memperhatikan kita dengan menggugurkan dosa-dosa kita.
Demikianlah artikel dari atmosferku.blogspot.com tentang Bersyukur Tanda Kita Tak Mendustakan NikmatNya.
Jika Anda menyukai dan juga bermanfaat untuk yang lain informasi ini, mohon share dengan memberikan like,
twit atau berkomentar di bawah ini sehingga bisa menjadi referensi bagi
sahabat semua di jejaring sosial Anda. Terima kasih.