Panah-Panah Cinta - Bukan Sekedar Keinginan
Artikel dari atmosferku.blogspot.com tentang Panah-Panah Cinta - Bukan Sekedar Keinginan semoga bermanfaat dan mampu mengontrol keinginan sesaat yang menyesatkan
.
Panah-Panah Cinta Photo by Yogi Permana |
Suatu hari dua orang sahabat akrab sedang berbincang ditepi jalan, Joko Sambung dan Udin. Mereka berdua asyik sekali berbincang, karena asik menceritakan hobi masing-masing. Udin begitu menggilai dengan yang namanya fotografi, sedangkan Joko Sambung merupakan orang yang gampang penasaran. Apa yang bikin dia tertarik selalu dia ikuti. Sedang asyiknya berbincang, tiba-tiba joko melihat ada taksi baru yang terlihat mewah dan menarik. Joko pun langsung penasaran dan tertarik dengan taksi tersebut, dia pun berlari sambil berteriak,
“Taaaaaksiiiiii….. tungguuuuuuuu”
Udin pun tidak hanya tinggal diam,” Joko, kamu mau kemana pakai taksi itu”. Joko tak mendengarkan, dan kemudian menaiki taksi tersebut. Tanpa tau kemana tujuannya, yang penting naik dulu. Udin pun hanya menggelengkan kepala.
“Pak, ini tujuannya kemana?”, Tanya supir taksi.
“udah Pak, jalan saja dulu”, sahut Joko.
Setelah hampir setengah jam, supir taksi menanyakan lagi, “Pak, kita sudah muter-muter tidak tentu arah ini, argo juga terus bertambah, bagaimana Pak?”, Tanya sopir taksi.
Ternyata Joko dalam keadaan kebingungan, dia belum ambil uang dan yang didompetnya hanya 100.000. Pak Sopir pun berucap,” Wah Pak, argo sudah menunjukkan diangka 130.000, dengan terpaksa saya menurunkan bapak disini ”. Dengan terpaksa Joko pun turun, Joko pun bertanya, “ini dimana Pak?”
“Ini di Hutan Pak”, jawab Sopir sambil berlalu. Joko hanya bergumam, “yaaaaah… jadi Tarzan”.
Hehehehe…
Begitulah, keinginan terkadang hanya menyesatkan kita. Acap kali keinginan tidak sesuai dengan rasional, sehingga kita terasa seperti hanya menuruti keinginan saja. Tanpa kita sadari apakah itu sesuai dengan apa yang kita butuhkan atau tidak. Kemudian timbul pertanyaan, sebenarnya dari mana sih keinginan itu berasal? Keinginan berasal dari hati kita, karena Rasulullah SAW pun berkata bahwa hati mudah dibolak-balikan, dan Beliau SAW memohon agar selalu diteguhkan pada agama Allah. Tetapi kita lebih sering mengikuti keinginan sendiri daripada keinginan Allah. Selain itu kita juga tidak pernah tahu dibalik keinginan tersebut, ada kebaikan atau hanya kesia-siaan.
Semakin kita sering mengikuti keinginan akan semakin menjadi seperti robot. Robot yang dikendalikan oleh hawa nafsu atau emosi sesaat. Ya, kita hanya seperti robot yang dikendalikan remote control, remote control merupakan hawa nafsu atau keinginan kita. Maka jika selalu menuruti keinginan hanya akan membuat hidup menjadi terombang-ambing. Kita seperti tidak mempunyai ketetapan hati, maka berhati-hatilah terhadap keinginan liar kita, keinginan yang hanya sesaat. Seperti yang sekarang banyak terjadi, banyak keinginan yang ditimbulkan karena rangsangan dari luar. (Review Buku Panah-Panah Cinta)
“Taaaaaksiiiiii….. tungguuuuuuuu”
Udin pun tidak hanya tinggal diam,” Joko, kamu mau kemana pakai taksi itu”. Joko tak mendengarkan, dan kemudian menaiki taksi tersebut. Tanpa tau kemana tujuannya, yang penting naik dulu. Udin pun hanya menggelengkan kepala.
“Pak, ini tujuannya kemana?”, Tanya supir taksi.
“udah Pak, jalan saja dulu”, sahut Joko.
Setelah hampir setengah jam, supir taksi menanyakan lagi, “Pak, kita sudah muter-muter tidak tentu arah ini, argo juga terus bertambah, bagaimana Pak?”, Tanya sopir taksi.
Ternyata Joko dalam keadaan kebingungan, dia belum ambil uang dan yang didompetnya hanya 100.000. Pak Sopir pun berucap,” Wah Pak, argo sudah menunjukkan diangka 130.000, dengan terpaksa saya menurunkan bapak disini ”. Dengan terpaksa Joko pun turun, Joko pun bertanya, “ini dimana Pak?”
“Ini di Hutan Pak”, jawab Sopir sambil berlalu. Joko hanya bergumam, “yaaaaah… jadi Tarzan”.
Hehehehe…
Begitulah, keinginan terkadang hanya menyesatkan kita. Acap kali keinginan tidak sesuai dengan rasional, sehingga kita terasa seperti hanya menuruti keinginan saja. Tanpa kita sadari apakah itu sesuai dengan apa yang kita butuhkan atau tidak. Kemudian timbul pertanyaan, sebenarnya dari mana sih keinginan itu berasal? Keinginan berasal dari hati kita, karena Rasulullah SAW pun berkata bahwa hati mudah dibolak-balikan, dan Beliau SAW memohon agar selalu diteguhkan pada agama Allah. Tetapi kita lebih sering mengikuti keinginan sendiri daripada keinginan Allah. Selain itu kita juga tidak pernah tahu dibalik keinginan tersebut, ada kebaikan atau hanya kesia-siaan.
Ini 5 Syarat Agar Kamu Tidak Berdosa Dalam Bermaksiat
Pelajaran Berharga dari Bapak Penjaga Angkringan
Gara-Gara Ceroboh Seekor Ular Kehilangan Kenikmatannya
Ibu Itu Menatapku Dengan 1000 Bahasa...
Pelajaran Berharga dari Bapak Penjaga Angkringan
Gara-Gara Ceroboh Seekor Ular Kehilangan Kenikmatannya
Ibu Itu Menatapku Dengan 1000 Bahasa...
Semakin kita sering mengikuti keinginan akan semakin menjadi seperti robot. Robot yang dikendalikan oleh hawa nafsu atau emosi sesaat. Ya, kita hanya seperti robot yang dikendalikan remote control, remote control merupakan hawa nafsu atau keinginan kita. Maka jika selalu menuruti keinginan hanya akan membuat hidup menjadi terombang-ambing. Kita seperti tidak mempunyai ketetapan hati, maka berhati-hatilah terhadap keinginan liar kita, keinginan yang hanya sesaat. Seperti yang sekarang banyak terjadi, banyak keinginan yang ditimbulkan karena rangsangan dari luar. (Review Buku Panah-Panah Cinta)
- Melihat teman mempunyai handphone canggih, kita jadi berkeinginan pula untuk memilikinya tanpa melihat latar belakang kita, terutama keuangan kita
- Saat sekolah, awalnya kita bersepeda ontel, tetapi teman-teman kita sebagian besar menggunakan kendaraan bermotor, akhirnya minta orang tua membeli kendaraan bermotor. Tanpa melihat keuangan keluarga, mana yang mesti diutamakan.
- Saat kita berprinsip tidak pacaran, tetapi teman-teman selalu mengejek, akhirnya terjebak dalam kelamnya serta gelap gulitanya pacaran.
- Karena pacaran itu menjadi candu, ketika bosan kita memilih memutuskan tanpa tahu menyakiti atau disakiti, kemudian berganti pasangan lagi. Tanpa berpikir ulang.
- Ketika mau fokus berbisnis, tetapi melihat teman-teman pada nyaman bekerja, timbulah hasrat untuk bekerja dan melupakan bisnis
Masih banyak keinginan negative yang sering kita lakukan, sekarang saatnya kita untuk mengurangi keinginan yang disebabkan oleh nafsu. Syetan sedang senang-senangnya jika kita menuruti hawa nafsu. Maka marilah kita mengontrol nafsu atau keinginan kita, sebelum kita dikontrol oleh nafsu atau keinginan kita.
Cinta dan keinginan selalu mengiringi, tetapi ada perbedaan diantara keduanya. Cinta identik dengan suci, karena cinta berasal dari Sang Khalik, jadi tidak mungkin Allah mengirimkan rasa negative, negative hanyalah dari syetan. Maka berhati-hatilah jika sudah mengenal cinta, karena bisa jadi kita akan mengaburkan maksud dari cinta serta tujuan cinta yang suci. Sedangkan keinginan, cenderung dari hawa nafsu. Nafsu yang membawa kita ke dalam jurang kemaksiatan, itulah kenapa syetan sangat senang ketika hati manusia mulai terombang-ambing. Apalagi terombang ambing dengan yang namanya keinginan. Rasakan baik-baik apakah itu keinginan atau cinta, jika rasa mau memiliki sangat besar, itu berarti masih 80 % hati dikuasai keinginan atau hawa nafsu.
Tulisan ini merupakan cuplikan Buku Panah-Panah Cinta yang telah diterbitkan oleh Gramedia melalui penerbitnya Quanta dan sudah tersedia di Toko Buku Gramedia seluruh Indonesia.
Masih ada banyak cerita tentang makna dan bagaimana kita mesti mengarahkan Cinta pada sesuatu yang tepat. Bukan hanya sekedar mencintai, tetapi agar tetap dalam koridor Cinta yang tepat.
Artikel di atas saya ambil dari buku "Panah-Panah Cinta" karangan Yogi Permana. (Review Buku Panah-Panah Cinta)
Cinta dan keinginan selalu mengiringi, tetapi ada perbedaan diantara keduanya. Cinta identik dengan suci, karena cinta berasal dari Sang Khalik, jadi tidak mungkin Allah mengirimkan rasa negative, negative hanyalah dari syetan. Maka berhati-hatilah jika sudah mengenal cinta, karena bisa jadi kita akan mengaburkan maksud dari cinta serta tujuan cinta yang suci. Sedangkan keinginan, cenderung dari hawa nafsu. Nafsu yang membawa kita ke dalam jurang kemaksiatan, itulah kenapa syetan sangat senang ketika hati manusia mulai terombang-ambing. Apalagi terombang ambing dengan yang namanya keinginan. Rasakan baik-baik apakah itu keinginan atau cinta, jika rasa mau memiliki sangat besar, itu berarti masih 80 % hati dikuasai keinginan atau hawa nafsu.
Tulisan ini merupakan cuplikan Buku Panah-Panah Cinta yang telah diterbitkan oleh Gramedia melalui penerbitnya Quanta dan sudah tersedia di Toko Buku Gramedia seluruh Indonesia.
Masih ada banyak cerita tentang makna dan bagaimana kita mesti mengarahkan Cinta pada sesuatu yang tepat. Bukan hanya sekedar mencintai, tetapi agar tetap dalam koridor Cinta yang tepat.
Artikel di atas saya ambil dari buku "Panah-Panah Cinta" karangan Yogi Permana. (Review Buku Panah-Panah Cinta)
Demikianlah artikel dari atmosferku.blogspot.com mengenai Cuplikan dari naskah Panah-Panah Cinta - Bukan Sekedar Keinginan.
Semoga bermanfaat. Jika Anda menyukai informasi ini,
mohon share dengan memberikan like, twit atau bekomentar di bawah ini
sehingga bisa menjadi referensi bagi teman jejaring sosial Anda. Terima
kasih.