Menjadi Yang Minoritas Diantara Yang Mayoritas
Menjadi Yang Minoritas Diantara Yang Mayoritas |
Menjadi Yang Minoritas Diantara Yang Mayoritas - Minoritas merupakan suatu himpunan atau suatu kelompok yang kurang dominan dalam tatanan kehidupan di Dunia ini, Jumlahnya yang terkadang jauh lebih sedikit dan seringnya terlihat sebagaimana kaum marginal (kaum yang dipandang sebelah mata). Dalam kehidupan digambarkan bahwa kaum minoritas selalu mengalami penindasan, dan dianggap tidak wajar, walaupun benar tingkah lakunya. Sedangkan Mayoritas merupakan suatu himpunan atau suatu kelompok yang lebih dominan, dan jumlahnya sangat besar, biasanya digambarkan dengan kekuasaan, menganggap dirinya lebih baik, walaupun salah.
Terus apa yang mau dijelaskan tentang tema menjadi yang Minoritas diantara yang Mayoritas? apakah ini mau membahas tentang si kaya dan si miskin? bukan itu yang akan saya bahas. Jadi tenang dulu, terus saja membaca dan nikmati. Biar mengerti dan memahami, tak tergesa-gesa. Masa mau makan, langsung semua dimasukkan ke mulut. Pasti tidak bisa menikmatinya. So, teruslah membaca perlahan.
Saya lanjutkan lagi, Definisi minoritas dan mayoritas seringnya merupakan besarnya jumlah dari suatu anggota kelompok, Lebih banyak atau lebih sedikit, dari jumlah dapat diketahui mana kelompok yang minoritas dan mana yang kelompok mayoritas. Selain dari jumlahnya, juga dari ruang lingkupnya. Seperti pergaulan, agama, komunitas, politik, semuanya berhubungan dengan sosial. perbedaan minoritas dan mayoritas terkadang menimbulkan kesenjangan sosial yang cukup terlihat.
Silahkan Baca : Dahsyat Peran Ibu, Masihkah Kamu Melawan Ibumu?
Silahkan Baca : Dahsyat Peran Ibu, Masihkah Kamu Melawan Ibumu?
Nah, yang akan saya hubungkan dan bahas dalam artikel ini adalah Minoritas dan Mayoritas dari pergaulan yang sekarang sedang menjamur. Terutama dikalangan muda-mudi harapan bangsa. Harapan bangsa?? cieeee..... Harapan bangsaaaaa..... Harapan atau penghancur??hehee... #mikir
Melihat pergaulan muda-mudi jaman digital sperti sekarang sangat parah. Terlihat jelas ada dua kubu berbeda dalam hal ini, antara muda-mudi yang gaul dan yang memegang teguh nilai-nilai spiritual.
Bedanya apa? terus apa hubungannya dengan Minoritas dan mayoritas?
Terlihat jelas, bahwa sekarang banyak muda-mudi yang terlepas dari nilai-nilai spiritual. Dimana anak-anak gaul menjadi hal yang wajar dan lebih digandrungi dari pada anak-anak yang memegang teguh spiritual. "Akh, mereka cupu, dan kaku. Hidup hanya sekali jadi nikmatilah.." hehe... begitulah ungkapannya, karena mereka tidak menyadari tentang kematian.
Mereka yang gaul menjadi mayoritas, lihatlah sekarang bagaimana tv memberi contoh kepada remaja dengan tayangan yang melemahkan moral. Sehingga anak-anak yang ngomongnya sih gaul, mengalami degenerasi moral. Tayangan televisi mengajarkan pacaran, ciuman, dan sampai mengumbar nafsu secara bebas dengan se* bebasnya seperti menjadi doktrin bagi para muda-mudi. Setiap muda-mudi pacaran sudah mereka anggap seperti layaknya menikah. Berduaan, bermesraan, padahal jelas secara spiritual itu dilarang. Bahkan banyak dari mereka yang berhijab. ekh maaf, berkerudung. Karena yang berhijab pasti mampu menjaga dirinya terutama hatinya sehingga tidak gampangan.
“Maka wanita-wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara dirinya, oleh karena itu Allah memelihara mereka.” (QS. An Nisa’ : 34)
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula) … .” (QS. An Nur : 26)
Menjadi minoritas diantara yang mayoritas, demikianlah muda-mudi yang memegang spiritual, menjadi minoritas dan anak-anak gaul dengan kehidupan bebasnya menjadi mayoritas. Kok bisa??
Ya bisa, sekarang perhatikan, muda-mudi yang ke masjid dengan yang memilih pergi bersama pasangan yang bukan muhrimnya alias pacaran atau nongkrong tidak jelas, lebih banyakan yang mana? pastilah yang nongkrong dan yang pacaran.
Walaupun yang minoritas sekarang mulai merangkak naik jumlahnya, karena dari yang mayoritas mendapatkan hidayah dari Allah sehingga memilih untuk menjadi minoritas. Keteguhan hati di hadapan Sang Khalik akan membuat diri kita menjadi mayoritaas di hadapan Sang Khalik.
Buat mereka yang mengalami degenerasi moral, dan yang tidak mempunyai keteguhan hati. Hanya akan merasa menjadi mayoritas di dunia saja. Di akherat? wallahu a'lam...
Mereka yang mayoritas, terkadang lebih sering menggunakan nafsunya dalam memutuskan sesuatu. Dalam melihat lawan jenisnya pun demikian. Walaupun tahu kurang baik caranya, tapi tetep diikuti hanya karena gaul, tetapi yang datang dengan baik-baik malah dianggap salah kaprah.
Menjadi sebuah realita, dimana minoritas tidak selalu dianggap benar. Tetapi mayoritas juga tidak selalu benar dan mengganggap benar.
Perlahan tapi pasti Allah akan mengangkat yang minoritas dan menempatkannya di atas mayoritas. Ingat, jika Allah berkehendak, berat satu orang Minoritas bisa lebih dari beberapa orang mayoritas.
Kamu masuk minoritas atau mayoritas? bukan keduanya, berati kamu tidak konsisten. Karena memilih yang meragukan. Padahal Rasul SAW sudah mewanti-wanti, Jauhilah segala hal yang meragukan. Ingat!! Jadilah orang baik, baik dari segi tingkah laku, pergaulan, dan agama.
Dari Abu Muhammad, Al Hasan bin ‘Ali bin Abu Thalib, cucu Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan kesayangan beliau radhiallahu ‘anhuma telah berkata : “Aku telah menghafal (sabda) dari Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: “Tinggalkanlah apa-apa yang meragukan kamu, bergantilah kepada apa yang tidak meragukan kamu “. (HR. Tirmidzi dan berkata Tirmidzi : Ini adalah Hadits Hasan Shahih)
“Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, dan di antara keduanya banyak perkara syubhat”.
Artikel ini hanya diambil dari sudut pergaulan yang sudah terlalu bebas, sehingga seperti menjadi mayoritas.
*Syubhat : Keadaan yang samar antara yang halal dengan yang haram
Silahkan Baca :
Silahkan Baca :